96. Yet to Come: After part 01 (M)

339 27 19
                                    

_____________

CLOSER TO YOU
_____________

CLOSER TO YOU_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

Feelin' like I'm floatin' // Something's in the air tonight // We're speakin' with emotions // Won't look away // Love me at my lowest // I'll love you when you're barely holding on // Lighting up the darkness // I can be a shoulder when you're not strong // We tried again // Said I wouldn't lie // But I lied again // Mama told you "Don't reply to him" //

This ain't right // Who's wrong again? // We been tired // Restart again // Negative and the positive //  Bringin' us closer to you.


🧖🏻‍♀️🧖🏻

Seontaek lebih tua dariku sekitar dua tahun. Ibunya meninggal ketika ia masih kelas tiga SMP. Waktu itu aku baru kelas satu SMP. Bibi meninggal karena sakit. Serangan jantung. Benar-benar mendadak, yang kami semua tidak mengantisipasinya. Itu adalah kehilangan pertama yang kualami sepanjang aku sudah bisa mengingat. Begitu mengejutkan sekaligus asing.

Kematian yang rasanya jauh mendadak terasa begitu dekat. Terlebih, yang pergi adalah bibi yang kusukai. Ibu Seontaek adalah salah satu bibi yang selalu baik padaku. Senang membelikanku makanan dan mengajak shopping. Karena, ia tidak punya anak perempuan, aku sudah dianggap seperti anak perempuannya sendiri. Begitu pun juga dengan paman yang sangat suka membelikanku novel.

Aku selalu senang pergi ke rumah Seontaek. Tiap-tiap waktu aku selalu mengunjungi rumahnya. Setiap waktu juga aku selalu berlagak seperti kakak perempuan untuknya. Kami sering bertengkar, tapi aku sering menyelesaikan masalah yang ia buat, meskipun sebentar kemudian bertengkar lagi. Bahkan setelah bibi tiada, aku masih terus rajin menengoknya.

Selang beberapa bulan, paman kecelakaan ketika beliau pulang dari perusahaan. Ia berjanji pada Seontaek akan pulang cepat dan membelikannya es krim favoritnya karena hari itu anak lelaki semata wayangnya mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya. Ya, Seontaek memang terkenal sangat pintar.

Namun, semua berubah ketika paman meninggal. Seontaek menjadi sangat murung dan selalu sedih. Karena tinggal seorang diri akhirnya kakek inisiatif membawanya tinggal di rumah kakek. Di sana ada mendiang Gyeoul oppa yang bisa mengawasi dan juga menemaninya. Selain itu, ada paman dan bibiku juga yang waktu itu Haera baru berumur empat atau lima tahun. Itulah aku juga rutin ke tempat kakek. Mengundang anak-anak di sekitar rumah kakek main ke rumah dengan kumasakkan makanan-makanan.

Tapi, rupanya upaya-upaya kami ini tidak berhasil. Seontaek masih terlihat murung. Malah semakin murung. Akhirnya, kakek memutuskan untuk mengirimnya ke Amerika. Kakek berpikir dengan mengirimnya jauh dari rumah, trauma yang menyiksa batinnya akan lekas juga dilupakan. Maka, di umur lima belas tahun Seontaek berangkat ke Amerika.

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang