58. I will Take Care of You pt. 2

298 17 35
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

"Boleh kan? Anggap aja aku pengganti Gyeoul hyung ...," - Kim Seokjin.


💉

Kami rebahkan Yoongi di ranjang begitu sampai di apartemennya. Kuselimuti ia hingga sedagunya. Yoongi masih belum membuka matanya. Napasnya mulai tidak beraturan. Terdengar memburu. Kuelus pipinya, menepiskan beberapa helai rambut yang menempel karena keringat.

"Yoongi akan kukompres dulu sambil menunggu dokter Lee," ujarku pada Jin yang sedang menyalakan penghangat ruangan.

Jin mengangguk, lalu berkata, "Kubuatkan kamu makanan ya? Mau apa?" Ia menatapku, lekat. "Ini perintah. Yoongi pun pasti ingin kamu makan. Plis dengarkan aku, Hanna."

Kim Seokjin ngga bisa dilawan. Aku malas meladeninya.

"Terserah, oppa." Sahutku, akhirnya menyerah, tidak mau berdebat dengannya lagi. "Apa aja boleh. Bikin yang gampang aja. Siapa tahu nanti dokter Lee juga mau."

Jin mengangguk. "Gitu dong." Senyumnya sambil berjalan ke luar kamar, menuju dapur. Sementara, aku masuk ke dalam kamar mandi Yoongi yang terletak di ujung kamarnya.

Kuraih handuk kering yang memang biasanya terlipat dan ditumpuk rapi di lemari gantung di depan bathtub. Lantas, kubasahi dengan air dingin dari wastafel. Kupandang wajahku melalui cermin di atas wastafel. Memang terlihat sedikit pucat.

Apakah karena lipstik yang kupakai warnanya kurang merah?

Dengan mendesah pelan, aku keluar dari kamar mandi, membawa selipat handuk yang sudah kubasahi air dan setumpuk yang kering. Lantas aku duduk di pinggir ranjang, kupinggirkan poni Yoongi yang menempel karena keringat di dahinya agar handuk bisa kuletakkan di sana. Ketika aku meletakkan handuk di dahinya, aku melihat dahi Yoongi berkerut-kerut sebelum ia mengerang pelan dan lemah.

"Yoongi?" Panggilku.

"Erhmm ...," erangnya, samar. "Hufff ...."

Kuelus pipinya. Ini salahku. Seharusnya aku tidak membiarkannya mengkonfrontasi Dohyun. Jadinya begini kan.

Apa sebaiknya kuganti bajunya aja? Biar bisa kuseka keringat di tubuhnya? Apa benar begitu aja?

Lalu, kubuka selimut dan hal pertama yang ingin kulakukan adalah melepaskan sweater cokelat Yoongi. Tubuhnya terasa berat ditambah panas yang menjalari tubuhnya membuatku kewalahan. Sepertinya aku tidak bisa melakukan ini sendiri.

"Oppa?" Kupanggil Jin. "Seokjin Oppa?!"

"Ya?" Terdengar sahutannya dari dapur. "Kenapa?"

"Bantu aku tolong." Teriakku. "Aku ingin melepas baju Yoongi. Tapi, ngga kuat angkat sendiri."

"Oh. Ya." Sahut Jin dengan cepat sebelum kudengar langkah kakinya mendekat ke kamar. "Sini. Sama aku aja." Ujarnya seraya mendekati sisi ranjang dan meraih tubuh Yoongi, mendudukkannya sebelum melepaskan sweaternya dari bahu hingga meloloskan kedua lengan sweaternya. Kutarik sweater itu hingga lepas. Lalu kaus putihnya. "Panas banget nih anak." Gumam Jin. "Udah kaya pas dia kena covid ini."

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang