87. Busan: 14 Oktober

229 28 26
                                    

-----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------

And pillow talk turns into sweet dreams
Sweet dreams turns into coffee in the morning

Coffee in the morning
I don't wanna wake you
I just wanna watch you sleep
It's the smell of your hair
And it's the way that we feel
I've never felt comfortable like this

Aku terbangun tak berapa lama setelah kami terlelap. Sesi bercinta tadi benar-benar singkat. Sepertinya kurang dari satu jam kami sudah selesai. Maksudnya, Yoongi sudah selesai. Dan, aku langsung jatuh tertidur setelahnya di dalam dekapan Yoongi. Mungkin efek seharian belum istirahat.

Dari kantor, ke apartemen yang berakhir mendapat tempelengan dari ibu, lalu perjalanan dari Seoul ke Busan. Sesampainya di Busan, bukannya istirahat, malah lanjut makan di resto yang bikin stress gara-gara Jin. Beli snack berakhir tambah bikin stress karena perkara tali sepatu lepas. Gara-gara Jin lagi. Dan, mungkin gara-gara kebodohanku sendiri. Kemudian, makan malam di tempat Jimin. Stress juga. Gara-gara Jin lagi.

Kapan aku ngga stress-nya?

Aku beringsut keluar dari pelukan Yoongi di bawah selimut yang menghasilkan erangan malas darinya. Tapi, ia tidak membuka mata. Sepertinya Yoongi juga kelelahan. Masih maksa bercinta, gerutuku dalam hati, kesal juga sih, kan kasian, dia juga pasti capek. Kalau aku? Aku ngga lelah kok. Kan aku ngga akan tampil di panggung. Yang tampil Yoongi.

Dengan telanjang karena terlalu malas harus memakai pakaian, aku terduduk di pinggir ranjang, kuedarkan pandangan untuk mencari humidifier. Sepertinya aku lupa menyalakannya tadi.

Jangan sampai Yoongi batuk karena lupa nyalain humidifier.

Begitu kutemukan, aku berjalan sepelan mungkin menuju ke tempat humidifier itu diletakkan agar tidak membangunkan Yoongi, dan dengan cepat kunyalakan. Sebentar kemudian terlihat uap tersemprot ke seluruh ruangan. Lantas, aku kembali merangkak naik ke ranjang dan masuk ke dalam selimut. Ini membuat Yoongi bergerak dalam tidurnya dan tanpa sadar tangannya kembali meraih tubuhku dalam dekap.

"Hmm ...," desahku, sambil kuamati wajah tampan Yoongi yang terlelap, seraya kunaikkan selimut hingga ke bahunya sehingga hanya kepalanya yang menyembul di luar.

Cakep banget sih pacar orang satu ini?

Entah bagaimana aku kembali jatuh tertidur hanya dengan mengamati wajah Yoongi lekat-lekat dan menikmati mendengarkan suara dengkuran halusnya. Jika ada ruang yang nyaman untuk tidur itu adalah di antara kedua lengan Yoongi. Seperti saat sekarang ini.

☕☕☕

Sekali lagi aku terbangun. Kali ini tepat ketika alarmku berbunyi. Karena ada rapat dari investor luar dengan perbedaan waktu lumayan banyak, aku harus bangun pagi. Gureum juga sudah mengirimiku pesan. Sekretaris Choi juga meneleponku. Kuraih ponsel, enggan, menerima panggilan teleponnya.

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang