67. Jepang: Private Jet

259 20 21
                                    

---------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---------------------

Do you think about me every night
Before you go to sleep
I know you must be terrified
Of what you might see in your dreams
But I'm here for you still
And even if you don't think that I'm here
I'll still be right next to you my dear

✈️

Sekitar seminggu berlalu dari Yoongi ikut menginap di rumah sakit demi mendapatkan asupan IV drip, yang malah berakhir dia mendapatkan inspirasi untuk lagu-lagu barunya.

Setelah memperdengarkan Amygdala padaku pagi itu, Yoongi pamit ke kakek kalau dia akan kembali ke studionya karena harus bekerja. "Tapi, besok jenguk kakek lagi ya?" Pinta kakek yang dibalas dengan anggukkan oleh Yoongi sebelum akhirnya ia pergi ke Hybe dengan Jang Yijeong.

Yoongi adalah tipe yang selalu memenuhi janjinya. Sekecil apa pun janji itu. Sehingga, hampir tiap hari dia mampir ke rumah sakit, sehabis dari Hybe, atau sebaliknya, ketika akan berangkat. Kadang ketika aku ada di rumah sakit. Atau, kadang ketika hanya ada Bu Park atau Pak Moon. Mereka berdua pun lama-lama menjadi akrab dengan Yoongi.

Pada dasarnya memang Yoongi baik. Dengan begitu, mudah baginya untuk bergaul dengan para orang tua itu. Dia mungkin terkesan pendiam. Tapi, ketika dia mengupayakan untuk bisa terhubung dengan orang yang menurut dia penting, semuanya akan berjalan dengan lancar dan sangat natural.

Selain itu, Yoongi juga lucu. Dia punya sense of humor yang cukup menghibur. Terlebih, dia tidak pernah membuat-buatnya. Semuanya natural. Tidak berlebihan. Tidak kurang juga.

Seperti ketika aku pulang dari kantor, sudah cukup sore, dan mampir ke rumah sakit, kutemukan sekardus jeruk. Kesukaan Yoongi. Aku menatap kardus di depanku. Keheranan.

"Dari Budae Jiggae." Kata Kakek. "Katanya hari ini dia berangkat ke Jepang. Jadi, mungkin besok ngga bisa ke sini. Terus dia kasih sekardus jeruk buat kakek. Buat Bu Park dan Pak Moon juga sih." Kekehnya. "Dia suka banget jeruk ya? Tapi, ya ngga harus sekardus juga sih dikirim ke sini. Bisa sekantong aja kan, ya?"

Kalau bisa pabriknya dibeli juga, Kek.

Aku menyengir sambil mengangguk. "Suka banget dia sih, Kek." Ujarku. "Semua fans-nya bahkan punya ikon jeruk di akun-akun mereka. Buat penanda kalau bias mereka itu Yoongi." Kekehku sambil mengambil satu jeruk, mengupasnya cepat, dan mengunyahnya dalam satu gigitan.

"Apa itu bias?" Tanya kakek, mengodeku untuk mengupaskan sebuah jeruk juga, yang kuturuti.

Kuberikan jeruk yang sudah terkupas pada kakek. "Bias itu seperti anggota di dalam grup yang paling kita favoritkan, Kek." Sahutku. "Aku sebenarnya ngga terlalu memperhatikan fans dia. Cuma kadang di internet, di berita, suka muncul. Biasanya fans Yoongi pakai ikon gambar jeruk orange itu, Kek. Sering juga, Kek, setelah semua tahu Yoongi suka jeruk warna orange begini, idol lain, kebanyakan perempuan, mulai marak pakai ikon jeruk juga. Kadang tuh ya, Kek ... aku cemburu."

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang