36. Love Marks (M)

636 20 26
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

On this night, and in this light
I think I'm falling, I'm falling for you

🌊

Semenjak masuk ke dalam mobil, Yoongi dan aku tidak ada yang membuka pembicaraan. Sudah hampir setengah jam mobil bergerak, entah ke mana, dan tidak ada satu pun dari kami yang ingin memecah keheningan yang mulai terasa menjemukan ini.

"Hmm ...," gumamku, nyaris tanpa suara.

"Hmm?" Balas Yoongi, samar.

"Boleh putar lagu ngga, Yoongi?" Ujarku, menoleh padanya sekilas sebelum kembali menatap ke jalanan luar.

Yoongi tidak menjawabku. Alih-alih tangannya sudah mulai menyalakan radio dan mengalunlah lagu pop yang aku tidak tahu siapa penyanyinya. Ini lebih baik daripada sunyi.

"Jadi ke pantai?" Tiba-tiba Yoongi bersuara.

Seketika aku menoleh, dan mendapati wajah sisi kanan Yoongi yang terlihat begitu tampan. Rasanya damai sekali hanya dengan menatapnya begini. Aku tidak ingin lebih. Hanya mau dia saja di dalam hidupku. Selalu duduk di sampingku seperti ini. Menjadi co-driver yang selalu menemani jalan hidupku.

"Sayang," panggilnya karena aku tidak kunjung menyahut, "jadi ke pantai? Aku udah mulai ke rute arah Incheon ini."

"Kamu ngga capek?" Tanyaku.

Yoongi menggeleng. "Ngga," sahutnya. "Incheon ya? Pantai?"

Aku mengangguk. "Eung. Pantai." Bisikku.

"Mau mampir beli sesuatu dulu ngga?" Tanya Yoongi. "Tadi udah kenyang? Makan apa sama Jin hyung?"

"Makanan ringan aja," balasku. "Kamu lapar?"

"Sedikit." Ujarnya, menoleh padaku sebentar, sebelum kembali memandang ke jalanan di depan kami. "Beli bir dulu."

Aku memandangnya, heran. Itu bukan makanan.

"Kenyang minum bir aja?" Ledekku. "Sekalian aja bikin acara suguhannya alkohol. Guest-nya tar diajak ngobrol sambil minum-minum. Kaya kamu kalau sama anak-anak Bangtan."

Yoongi terkekeh pelan. "Akhirnya ...," bisiknya, "Hanna mulai bersuara. Jadi, lega." Ia lalu menjulurkan tangan kanannya ke tangan kiriku dan meraih jari-jemariku untuk ia kaitkan dengan jari-jemarinya sendiri. "Bikin khawatir. Diam terus dari tadi."

"Hmm ...," dengusku.

"Kamu marah ya karena aku tiba-tiba nyelonong masuk ke lapangan?" Yoongi mengelus punggung tangan kiriku dengan ibu jari kanannya. "Maaf, ya?"

Aku menatapnya sebelum berkata, "Biar apa coba?"

"Biar cepat selesai kencan kalian." Sahut Yoongi.

"Kamu ngga janjian sama IU?" Aku meliriknya sebelum menatap ke pemandangan di luar. "Kebetulan sekali ya."

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang