Yoongi sedang duduk di kursi kerjanya di depan peralatan musik dan rekamannya. Aku mengamatinya dari sofa yang ia letakkan rapat di dinding dekat pintu masuk Genius Lab. Sudah lebih dari tiga jam kami hanya berada di dalam studio ini. Ada beberapa pekerjaan terkait musik pesanan salah satu artis senior. Begitu kata Yoongi. Jadi, aku pun terpaksa harus ikut duduk-duduk di sini sembari mengerjakan beberapa hal di laptopku terkait dengan novelku yang akan segera terbit.
"Sayang," tiba-tiba terdengar Yoongi bersuara.
"Hmm," sahutku, masih sambil mengamatinya.
"Dari tadi kamu ngeliatin aku terus loh," sahut Yoongi tanpa menoleh kepadaku. Ia masih sibuk dengan tombol-tombol di depannya. Matanya masih terpaku pada layar komputer. "Aku bisa tahu loh. Kamu lagi marah ya?"
"Aku?" Tanyaku balik.
"Iya, kamu." Jawab Yoongi. "Kenapa kamu ngeliatin aku terus, sayaaang? Udah kelar kerjaanmu emangnya?" Tanyanya tapi kali ini ia menoleh ke arahku sehingga kursinya ikut berputar, "Lapar?" tambahnya.
"Ngga," ujarku. "Tadi aku di depan ketemu Sejin oppa. Dikasih sandwich ini nih," aku menunjuk beberapa sandwich yang masih tersisa di meja di depanku, "dan tadi aku nawarin kamu tapi kamu ngga nyahut. Sibuk banget kayanya."
"Tunggu dulu," Yoongi memandangiku. "Sejak kapan kamu bisa keluar masuk ke Genius Lab ... ehm ... maksudku seingetku aku ngga pernah ngasih tahu password pintu kan?"
Aku tergelak.
"Kok ketawa?"
"Yoongi, kamu tuh aku pikir pinter gitu ya, geniussss," kataku, "tapi, ada begonya juga ... tu password bisa aja dijebol siapa aja, Yoongi. Kenapa kamu pake tanggal jadian kita buat password Genius Lab hah?"
Yoongi membelalakkan mata.
"Jadi, kamu beneran nyobain pake angka angka tanggal kita jadian, sayang?" Yoongi lalu berdiri dari kursinya, berjalan ke arahku, dan duduk di sampingku sambil meraih satu potong sandwich. Ia memakannya dengan pelan, lalu berkata lagi, "Ngga ku sangka yaaa, bisa beneran kamu nemu password Genius Lab. Oke, kamu sudah pass!"
"Pass apaan sih," desahku sambil membuka botol air mineral. "Kaya main game aja, pake pass pass segala. Nih minum dulu." Aku memberikan botol air mineral pada Yoongi yang langsung ia minum. "Pelan-pelan, Yoongiiii...!"
"Ya, kaya main game, kamu udah berhasil melewati rintangan Genius Lab," ocehnya, "yang berarti kamu emang kesayanganku. Sini dong!" tiba-tiba Yoongi merentangkan kedua tangannya.
"Apaan sih?" Aku mau tidak mau nyengir juga.
"Sini, sayaaaang ...," Yoongi merengek, "aku butuh recharge energi. Sini dong, sayaaaang, peluuuk ...?"
Aku terkekeh.
"Iya deh." Kataku tetapi belum sempat aku mendekat Yoongi sudah menghampiriku terlebih dulu dan memelukku dengan erat. "Aduh, Yoongi, manja amaaat ...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating Suga
Fanfiction🔞 [END/COMPLETED] Hanna adalah pacar Suga, iya, Suga itu, Min Suga nya BTS. Walaupun, buat Hanna, dia hanya Min Yoongi; Yoongi nya Hanna. Jadi pacar Yoongi penuh lika-liku! Kuncinya ya harus backstreet! Penasaran gimana Yoongi & Hanna pacaran diam...