86. Busan: 13 Oktober part 03 (M)

307 23 32
                                    

-----------
STUCK
-----------

-----------STUCK-----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------

I am stuck in the middle
Yeah,  I'm stuck in between
I'm  stuck in a position
I'm just a machine
So you stuck in the middle, uh?
I  guess we're stuck in between
Life  is a riddle, yeah
And I don't know what it means, no

This  is what it feels like
But you're not alone
'Cause I'm just like you
Let's share each hike
There  is nothing we can't do-oh-o
Babe, as long as I got you-oh-u

I'm gonna open up my eyes this time
Open my heart and do it with a smile
I'm gonna le-let lo-lo-love, le-let love
Give me your lo-lo-love

😺

"Saya Sarang. Lee Sarang." Dengan formal Sarang mengenalkan dirinya padaku sembari mengulurkan tangannya. Matanya terlihat berbinar-binar. Apakah aku penyebabnya? Kenapa ia begitu senang hanya perkara bertemu denganku?

"Saya big fan-mu, unnie. Ya Tuhan, saya sangat beruntung, bisa bertemu denganmu di sini." Ujarnya.

Lalu, kujabat tangannya seraya tersenyum, memperkenalkan diriku sendiri, "Senang bertemu denganmu, Sarang. Aku Hanna. Kamu bisa panggil aku Hanna. Tapi, Satang juga oke."

"Tunggu dulu, unnie." Ucap Sarang sebelum dengan cepat berlari ke arah kamar tidur. Kami semua memandangnya dengan kebingungan.

"Dia kyut banget." Ujarku sambil mendekatkan diriku ke Jimin. "Tapi, dia yang benar-benar ninggalin merah-merah di lehermu, Jimin?" Bisikku pelan padanya yang membuat matanya melotot. Membuatku terkekeh.

"WOA, NUNA!" Serunya sambil menutupi mulutnya dengan tangan. Sedangkan, di sampingku Yoongi mendengus melihat reaksi Jimin. Kemudian aku dan Yoongi tertawa bersama membuat Jimin makin merona merah dan bergerak-gerak di duduknya dengan tidak nyaman.

"Ada apa, yang?" Tiba-tiba Sarang sudah kembali dan menanyai Jimin dengan mengerjapkan mata, meminta penjelasan. Sebuah novel sudah berada di genggaman tangannya. Sepertinya Flower. Novelku.

"Ngga kok, ngga ada apa-apa, princess." Sahut Jimin dengan kikuk tersenyum pada Sarang. "Kamu bawa apa?" Tanyanya.

"Oh ...," Sarang berseru, "ini novel. Unnie, boleh minta tanda tangannya, plis?" Mohonnya dengan sangat imut.

Pantas Jimin macarin dia. Beneran kyut.

"Tentu." Kuambil novel darinya dan kutandatangani halaman pertamanya. Kutuliskan nama Lee Sarang sebelum kutandatangani. Dan, kububuhi sedikit quote di bawahnya.

Tidak butuh waktu lama, kami pun menjadi cukup akrab. Sarang duduk di dekatku dan dia mulai bercerita kesan-kesannya membaca Flower. Aku tersenyum mendengarnya bercerita. Mengangguk-angguk ketika menyetujui pendapatnya. Dan, berterimakasih ketika dia memujiku.

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang