85. Busan: 13 Oktober part 02 (M)

260 25 26
                                    

------------
TIMING
------------

------------TIMING------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------

Stay with me
Won't you stay with me a while?
Can you take me
Away with your own universe?

Night with me
Exchange our colors in the dark sky

And when the stars are blinking
Then can I dive in your attractions?

Deeply, deeply
Dive in your glowing sky
Give me, give me

All the clouds, the sun, the stars, the sea
The universe in your head

📖

Aku sedang berdiri di depan mini market menunggu yang lain keluar dari dalamnya sambil menjilati es krim cone rasa vanila. Tangan kiriku memegang tas plastik besar berisi snack. Satu tas plastik besar lainnya dibawa Yoongi yang masih di dalam mini market. Entah membeli apa lagi.

"Hanna," Jin menyeru pelan ketika berjalan ke arahku.

"Hmm." Sahutku, masih menikmati es krim-ku.

"Tali sepatunya lepas lagi tuh." Ia melirik ke arah kakiku; ke sepatuku. "Kamu kebiasaan deh." Ujarnya, tertawa pelan, sebelum duduk berjongkok, dan dengan santai menalikan tali sepatuku yang memang tanpa kusadari terlepas sendiri.

Ia sering melakukan ini ketika kami sedang di lapangan tenis. Tidak sekali dua kali. Sering. Jadi, aku tidak pernah menganggapnya serius. Tidak pernah ambil pusing. Dan, selalu membiarkannya melakukannya. Sepertinya ini sudah menjadi kebiasaanku dengannya sehingga aku lupa sama sekali bahwa ada Yoongi di sini. Bahwa, apa yang dilakukan Jin sebenarnya tidak normal. Bahwa, bisa jadi aku sendirilah yang membukakan pintu kesempatan untuk Jin masuk ke dalam hubunganku dan Yoongi? Bahwa, aku yang bodoh?

"Hmm ... oppa ...," begitu tersadar, langsung kutarik kakiku, tapi terlambat karena Yoongi sudah berdiri di depan kami, mematung, memandangiku dan Jin bergantian.

Shibal. Pas banget timing-nya.

"Oh. Makasih, hyung." Terdengar Yoongi berdeham sembari menghampiriku. "Hanna kebiasaan ya tali sepatunya lepas?" Ia terkekeh, yang membuat Jin berdiri dari posisi berjongkoknya. Alih-alih kini Yoongi yang berjongkok, menaruh tas plastik besar berisi snack di sisi kanannya, sebelum menarik tali sepatuku dan semakin mengencangkannya. "Udah." Ia mendongak, dan tersenyum ke arahku, lalu berdiri dengan cepat.

"Ayo ke kamar dulu. Nanti yang lain juga bakal istirahat dulu di kamar. Sembari menunggu Sungho hyung." Ujar Yoongi, yang dengan sigap meraih tas plastik di tanganku, dan membawanya di satu tangan dengan tas plastik lainnya. Tangannya yang bebas terburu-buru menggandengku. Hampir seperti menyeretku, aku mengikut berjalan di belakangnya. Dia benar-benar mengabaikan Jin. Aku bahkan hanya bisa mengerling sebentar ke arah Jin yang diam menatap kami.

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang