29. Sweet, Rush, & Jealousy 01 (M)

514 19 25
                                    

----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------

And when your body moves close to mine
I get the rush I can't describe
When you get my heart beating like
You should how to read my mind
Telling you it's about that time
And nothing could be better

No need to ----- a pie
Your sugar always gets me so high
----- a fantasy
I'm living out in my wildest dreams
When your fingers touch my neck
I start to lose my breath
And when you kiss me just like that
Cause you know how to read my mind
Telling you it's about that time
And nothing could be better

📴

Aku membuka mata yang terasa berat. Sofa yang lembut terasa di tubuh telanjangku. Kulihat jam dinding ruang tengah menunjukkan pukul empat pagi. Benar-benar baru satu jam kami tertidur. Badanku rasanya seperti baru saja melakukan pekerjaan berhari-hari dan olahraga berjam-jam.

Capek sekali. Melakukannya di piano adalah sebuah fantasi. Nyatanya badanku sakit semua. Punggungku rasanya mau patah. Kakiku seperti mati rasa. Tapi, Yoongi nampak menikmatinya. Dan, jujur, meskipun rasanya aku nyaris mati, aku pun menyukainya. Tiga jam berlalu hingga membuat kaki piano itu pun bergeser. Kursinya juga sekarang sudah tidak berada di tempat seharusnya. Aku terkekeh kecil.

Aku memandang piano di ujung ruang. Lalu, menggeser penglihatanku ke arah kaus garis-garisku yang tersampir sembarangan di pinggir piano. Kucari-cari celana jeansku, yang sebentar kemudian kutemukan nampak teronggok di dekat kaki piano. Aku menahan tawa.

Di mana pakaian dalamku? Entah ke mana Yoongi melemparnya tadi. Padahal, satu setnya mahal itu. Ck.

Teringat aku masih belum memakai sehelai pakaian pun, aku meraih ujung selimut yang menutupi tubuhku hingga ke dada. Tapi, karena gerakanku ini, Yoongi yang tertidur memelukku dari belakang, menggeliat malas. Dadanya yang telanjang mengenai punggungku yang polos. Napasnya bisa kurasakan di lekuk leherku. Lengan kirinya yang kujadikan alas kepala mendadak bergerak dan sedetik kemudian bisa kurasakan jari-jemari Yoongi menyentuh samar dadaku sebelum meraih ujung selimut dan menariknya ke atas hingga menutupi seluruh tubuhku sampai ke leher.

"Pindah kamar?" Bisiknya, di telingaku, dengan suara malas.

Sial. Suaranya yang serak, yang rendah, yang baru bangun tidur, terdengar begitu seksi di telingaku. Tubuhku merinding. Aku bisa gila. Bagaimana bisa tubuhku begitu menurut pada Yoongi? Bahkan hanya dengan mendengar suaranya saja?

"Ngga kuat," balasku, pelan.

"Hmm?"

"Ngga kuat jalan, Yoongi." Sahutku sambil meraih lengan kirinya dan mengelusnya dengan kedua tanganku sebelum kukecup sekilas dengan bibirku yang terasa kering sekali karena terlalu lama dilumat Yoongi.

"Hmm?"

"Capek, sayang." Kekehku.

Yoongi tidak menyahut.

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang