31. Sweet, Rush, & Jealousy 03

317 20 49
                                    

-----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------

I know their beauty's not my lack
But it feels like that weight is on my back
And I can't let it go
Comparison is killing me slowly
I think, I think too much
'Bout kids who don't know me
I'm so sick of myself
I'd rather be, rather be
Anyone, anyone else
My jealousy, jealousy
Started following me

🍦

Aku berjanji makan es krim dengan Yoongi pada tanggal dua puluh enam tapi nyatanya rencana ini gagal. Karena, Yoongi sibuk harus membuat musik. Ia tidak bisa keluar studio dulu.

Setelah kemarin seharian meeting dan sibuk mengedit novelku yang nampaknya tidak akan segera berakhir, hari ini, tanggal dua puluh enam, aku memutuskan untuk tidak menyentuh draft maupun kerjaan lain.

Berakhirlah aku scrolling weverse dengan memakan snack keju favoritku. Bukannya aku tidak tahu weverse, aku hanya tidak familiar. Aku ingat menonton Hobi di Lollapalooza lewat weverse bersama Yoongi di Genius Lab. Aku bahkan juga mengayunkan army bomb yang kutemukan tergeletak di Genius Lab. Aku diam-diam army juga. Iya kan? Aku paling ngga harus mendukung pacarku sendiri ... contohnya lihat-lihat weverse. Tapi, hah, ngga ada yang menarik.

Akhirnya kututup aplikasi weverse yang bahkan untuk log in bergabung ke fanclub BTS saja susah. Bayangin anggota fanclub-nya aja lima belas juta. Yakin orang semua ini?

Aku terbayang wajah Yoongi dan enam anggota yang lain. Lebih seru bertemu langsung dengan mereka daripada hanya memandangi lewat layar. Mendadak aku rindu gedung Hybe dan Genius Lab. Sudah cukup lama aku tidak bermain ke sana.

Haruskah aku hari ini mampir?

Tiba-tiba ponselku berdering yang berhasil membuyarkan lamunanku.

SUSTER KEPALA DALBIT MEMANGGIL

Tidak biasanya suster kepala menelepon. Aku menatap layar ponsel gusar sebelum menerima panggilan itu.

"Halo, suster?" Sapaku.

"Hanna!" Seru suster kepala.

"Iya, suster. Ada apa?" Tanyaku.

"Kamu ingat tentang pertemuan donatur? Hari ini bisa datang? Pertemuan donaturnya siang ini sekalian makan siang." Terdengar suara suster kepala yang riang. "Sebaiknya kamu datang. Bukan apa-apa, kami cuma ingin mengenalkanmu pada para donatur yang lain. Kamu sibuk ngga hari ini?"

Sebenarnya ngga sih. Tepat banget waktuku luang.

Tapi, aku ngga begitu suka pertemuan-pertemuan seperti ini. Energiku selalu dengan cepat terkuras di tempat di mana aku harus berbasa-basi dan memasang senyum sepanjang waktu.

"Anak-anak katanya juga kangen sama kamu, Hanna." Tambah suster kepala. "Sudah lama kan kamu ngga ke sini?"

Ini adalah kelemahanku. Anak-anak di Dalbit.

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang