34. Sweet, Rush, & Jealousy 06 (M)

391 20 36
                                    

⚠️ warning ⚠️
di chapter ini ada scene 'pelecehan' :(
bagi yang ga kuat bisa skip/skimming~

⚠️ warning ⚠️di chapter ini ada scene 'pelecehan' :(bagi yang ga kuat bisa skip/skimming~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------

Taste the poison from your lips
Oh, our love is drunk and it's
Singin' me my favorite song

Me and you, we were made to break

You're perfectly wrong for me
And that's why it's so hard to leave

💔

Akhirnya aku sampai di studio setelah menyibak macet. Begitu aku membuka pintu, Jaesuk langsung menyambutku. Dia menjejeriku berjalan sambil berbisik-bisik, "Kang Dohyun ini siapa sih, nuna? Dia memaksa sekali ingin menungguimu padahal sudah dua jam lebih dia di sini."

Aku terkekeh pelan. "Biarin. Orangnya emang gitu." Ujarku. "Sekarang dia di mana?" Tanyaku. "Kok ngga keliatan?"

"Tadi nonton TV, nuna." Jawab Jaesuk. "Aneh juga, nuna, dia nonton variety show kita tanpa tahu siapa-siapa saja cast-nya. Dia orang Korea beneran bukan sih, nuna?"

Aku tergelak mendengar keluhan Jaesuk. "Terlalu lama tinggal di Amerika kali gitu ya." Ujarku. "Ya udah Jaesuk tolong bawain catatan-catatanku ya nanti mau kubawa pulang. Oh, ya, bajuku yang kemarin itu udah selesai dilaundry belum ya? Rok dan kaus tenis yang kapan itu aku pakai tenis dengan Bu Kang. Ingat ngga?"

"Oh, sudah, nuna." Jaesuk mengangguk samar. "Tadi saya sudah ambil. Mau dipakai, nuna?"

Aku mengangguk. "Buat nanti malam. Makasih ya, Jaesuk. Udah menyusahkanmu terus. Omong-omong, tolong kopi ya. Oh ya, ada makanan ngga, sih? Aku belum makan dari pagi."

"Tidak makan dengan orang nomor satu, nuna?" Jaesuk nampak terkejut. Matanya membulat dan bibirnya mengerut ke bawah, terlihat sedih. Aku tersenyum melihatnya. Nampaknya selain Yoongi, ada satu orang lagi yang benar-benar tulus memperhatikan dan menyayangiku: Jaesuk. Editor gabutku satu ini yang selalu menurut kusuruh apa saja.

"Ngga sempat. Tolong, ya, Jaesuk, aku mau makan apa aja. Kalau ada ramyeon pun juga ngga apa-apa." Ujarku sambil berjalan ke arah ruang tengah untuk bertemu Kang Dohyun.

Benar saja. Seorang pria dengan rambut hitam-kecoklatan dan wajah tampan khas peranakan Korea Selatan-Amerika sedang duduk menonton TV dengan wajah yang sangat penasaran.

"Dohyun." Seruku, memanggilnya.

Dengan cepat Dohyun menoleh dan sebentar kemudian sudah berdiri dan bahkan berlari untuk memelukku. Tubuhku terasa sangat mungil dipeluk Dohyun yang tingginya hampir seratus sembilan puluh sentimeter. Dengan erat dia memelukku.

"Kangen banget, darling!" Serunya.

"Ssst!" Kupukul perutnya dengan becanda. "Jangan panggil gitu. Udah lepasin ngga?" Aku mencoba melepaskan diri dari pelukannya.

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang