76. Highball: Like Crazy

294 23 21
                                    

----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------

All my reflections, I
Can't even recognize
I'm feelin' so alive, wasting time

I'd rather be
Lost in the lights
Lost in the lights
I'm outta my mind

Give me a good ride
(Oh, I'm fallin', I'm fallin', I'm fallin')
It's gon' be a good night
(Oh, I'm fallin')
Forever, you and I

🍹

Tak berapa lama setelah acara The Fact Music Awards selesai, ketika aku sedang mencoba menyelesaikan pekerjaan di laptopku dan kakek membaca novel sastra lama, pintu diketuk dan munculah Yoongi dengan pakaian kasualnya. Celana jeans pendek belel birunya yang beraksen robek-robek, jaket hijaunya, dan beanie yang sering ia pakai ke mana-mana. Karena make up masih belum dihapus dari wajahnya, ia pun malam ini terlihat begitu tampan dibandingkan biasanya.

Aku tersenyum ketika ia melongok dari balik dinding tikungan lorong pintu. Kepalanya terlihat menyembul dengan senyum lebarnya dan tangan kiri yang terbuka.

"Kakek!" Serunya, sontak membuat kakek mengangkat kepalanya dari novel di tangannya.

"Nak Yoongi!" Kakek dengan riang menyuruh Yoongi untuk mendekat. "Selamat ya atas banyak pialanya. Orangtuamu pasti bangga sekali ya." Tawa kakek, menyelamati Yoongi dan grupnya.

Yoongi tersenyum. "Sepertinya bangga, Kek, meskipun dulu mereka tidak begitu suka saya memilih jadi idol, Kek."

"Oh ya?" Kakek nampak terkejut.

"Iya, Kek." Sahutku. "Hyung-nya yang mendukungnya untuk terus bermusik." Aku mengerling ke arah Yoongi dengan memamerkan senyum kecilku yang ia balas dengan senyuman.

"Dan juga Hanna, Kek." Tambah Yoongi. "Selain hyung, Hanna adalah penyemangat dan juga pendukung saya sampai bisa seperti sekarang ini." Ia meraih tanganku seraya berdiri di samping sofa tempatku duduk.

"Oh." Kakek memandangi kami dengan haru. "Kisah kalian panjang ya?" Senyumnya. "Kisah cinta kaya gini nih awet."

Aku jadi terkekeh mendengar perkataan kakek.

"Udah makan?" Tanya kakek pada Yoongi; memotong kekehanku.

Yoongi mengangguk. "Sudah, Kek. Ini saya bawakan puding buah, Kek." Dengan tangkas ia mengambil satu kotak puding dari kantong kertas yang ia tenteng, membuka penutupnya, dan memberikannya pada kakek sembari duduk di kursi di samping ranjang pasien. Ia melirikku seraya memberikan kantong kertas itu padaku. "Buat kamu." Bisiknya.

"Hmm?" Kuterima kantong kertas itu dan kutengok ke dalamnya. Aku tersenyum. "Makasih, Yoongi." Ujarku ketika menyadari bahwa ia membelikanku salad dari kedai favoritku.

"Belum makan, kan?" Bisiknya lagi.

Aku menggeleng. "Nungguin kamu." Ucapku.

Senyum tipis terkembang di sudut bibir Yoongi. "Nanti minum-minum di tempat Jin hyung. Ikut, kan?" Tanyanya.

Dating SugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang