24 - Complicated

104 15 1
                                    

"ARGHHHH ASINNNNNN!!!" teriak Junghwan yang membuat Nesya dan Asahi menjadi canggung.


Preview part sebelumnya...



"Mmm... kamu dah makan malam?" tanya Nesya mencairkan suasana. Asahi menatap Nesya dan bergeleng pelan.

"Biar aku masakin martabak mi, bentar ya..."

"Aku ikut," saut Asahi yang sudah mengekori Nesya.

Selagi Nesya memotong dan menyiapkan bahan, Asahi tiba-tiba memegang kedua pundak Nesya dari belakang, "Sya? Pertimbangan kamu gimana? Aku siap kok jadi Ayah anak kamu, aku juga bakal jadi kakak yang baik buat Junghwan. Aku janji bakal jagain kamu selama sisa hidupku, hm?" bisik Asahi lirih. Deep voice-nya berhasil membuat kulit Nesya bergidik ngeri.

Nesya terdiam, lalu berbalik badan menghadap Asahi sembari melepaskan pelukannya, "Sa... kamu hanya tertarik sama aku, kamu gak bener-bener sayang. Ini cuma masalah waktu aja. Lagian ngejalani semua bareng aku, itu gak semudah yang kamu bayangin" balas Nesya penuh penekanan, berharap besar agar Asahi mengerti.

"Gak mungkin, aku dah yakin sama perasaanku sendiri. Aku pengen hidup bareng kamu, Sya. Aku gak peduli entah orang mau ngomong apa, ya bodo amat."

Nesya menghembuskan nafas panjang, lalu berbalik lagi untuk melanjutkan aktivitasnya. "Hidup bareng gak semudah itu, apalagi sama aku yang udah punya anak. Jadi tolong, berhenti bahas soal ini, okay?"

Asahi perlahan melingkarkan tangannya ke tubuh Nesya lagi, "Aku siap sama semua risikonya, aku gak bakal tinggalin kamu seperti orang di masa lalu kamu. Terima aku jadi suami, jadi kam--"

Tiba-tiba Junghwan datang dan Nesya sudah lebih dulu menendang kaki Asahi agar mulutnya diam dan melepaskan pelukannya. Nesya hanya meringis melihat Junghwan, sedangkan Asahi masih menahan sakit di bagian tulang keringnya.

Melihat pemandangan itu, Junghwan menyipitkan mata curiga, "Kalian lagi gak berbuat yang aneh-aneh kan?" tebak Junghwan penuh kecurigaan.

"Heh mulutnya. Ya gaklah!"

"Abisnya kalian aneh banget, aku dateng tiba-tiba jadi canggung. Udah kek kepergok tujuh belas tambah aja."

"Tujuh belas tambah? Ah, gak hih. Asahi tuh... tadi gak sengaja nendang kaki meja. Makanya gitu. Emang kenapa? Si bayi nangis?"

"Oh gitu. Gak kok, mereka masih tidur pules dari tadi. Aku cuma mau ngambil air minum doang," balas Junghwan lalu menuang air ke dalam gelas kemudian pergi membawanya.

Nesya segera mengecek kaki Asahi, "Ah pasti sakit banget. Maaf~" ucapnya merasa sangat bersalah.

"Wah kamu... rasanya tulang keringku mati rasa, kalo aku lumpuh kamu mau tanggung jawab?" omel Asahi kesakitan.

"Hih apaan, jangan hiperbola deh. Lagian salah kamu sendiri sih~"

"Salah aku apa? Aku cuma ngajakin kamu nikah, emang salah?" Nesya segers menutup mulut Asahi dengan tangannya.

"Hih, udah dibilangin jangan bahas ini lagi. Nanti Junghwan denger."

Asahi merasa sedikit frustasi, "JUNGHWAN-AH?!" panggilnya dengan suara lantang. "SEBENARNYA AKU SAMA NESYA ITU--" Nesya langsung menarik tangan Asahi kembali dan menutup mulutnya.

"IYA KAK. HAH? KAKAK SAMA SIAPA? KAK NESYA?" saut Junghwan yang mendengar samar-samar suara panggilan Asahi.

"GAK JADI" teriak Nesya. "INI MARTABAKNYA DAH MAU MATENG," sambung Nesya agar Junghwan tak curiga.

"OH IYA, BENTAR LAGI AKU SELESE" balas Junghwan yang masih mengerjakan PRnya.

"Sekali lagi kamu ngomong, sumpah bakal aku--ihh..." geram Nesya yang baru melepaskan tangannya dari mulut Asahi.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang