10 - Real Facts

130 15 1
                                    

"Yoshi?!!! Tunggu pak, temen saya--"

Preview part sebelumnya...










***

Keluarga korban sudah sangat antusias mendengar berita bahagia ini, meskipun lebih banyak dukanya. Setiap hari mereka selalu menantikan kehadiran para korban untuk sampai ke rumah, termasuk keluarga Nesya dan Jihoon.

Sesampainya di Pelabuhan, satu persatu dari korban akhirnya bisa dipertemukan kembali dengan keluarga mereka. Begitu pula dengan Nesya. Nesya berjalan menyusuri dermaga dan sudah sangat tidak sabar bisa bertemu kembali dengan keluarganya, setelah berhasil melihat keluarganya yang berada di depannya, Nesya pingsan.

Sudah 3 hari berlalu sejak kepulangan Nesya, tubuhnya kurus kering dipenuhi luka gores dan lebam, telapak tangan dan kaki pecah-pecah, bahkan kukunya terlihat sangat rusak dan tidak terawat. Melihat kondisi Nesya yang masih terbaring itu membuat banyak hati orang disekitarnya sangat terluka. Salah satunya Jihoon, selama Nesya di rawat, Jihoon memutuskan untuk tidak ke sekolah dan terus bersama Nesya di rumah sakit.

Malam harinya Nesya mulai siuman. Matanya berkaca-kaca saat pertama kali melihat kedua orang tuanya yang sudah berada di hadapannya saat itu. Nesya menangis dan memeluk mereka dengan sangat erat, berganti memeluk Dira, dan yang terakhir ada Jihoon yang juga sudah menangis melihat Nesya. Nesya dan Jihoon berpelukan melepas kerinduan mereka satu sama lain, dalam lubuk hati Nesya masih tak menyangka bahwa ia bisa melihat semua keluarganya lagi seperti ini.

Seminggu setelah kembalinya mereka, para korban akhirnya memberi kesaksian dan mengucapkan rasa belasungkawa atas korban-korban penculikan lain yang tidak selamat dan tak bisa pulang. Seluruh berita televisi di seluruh negeri menayangkan kabar ini, entah disebut kabar bahagia atau kabar duka.

Setelah wawancara, Nesya kembali ke ruangannya di bantu oleh Jihoon. Dira masih terlihat murung, meskipun dia juga bahagia atas kembalinya adiknya. Yang membuatnya terlihat seperti itu adalah Yoshi, pacarnya. Karena Nesya dan Yoshi terpisah saat di bawa polisi, sampai sekarang Yoshi dan keluarga masih juga belum ada kabar.

"Beib, gimana sekarang? Masih pusing sama mual?" tanya Jihoon sembari membantu Nesya untuk berbaring.

"Udah gak terlalu. Kamu pucet banget asli, udah makan?" tanya Nesya yang menatap mata Jihoon dalam.

Jihoon bergeleng, "Nyari mati? Kamu jagain orang sakit, kalo kamu juga sakit ya percuma. Makan sana!" omel Nesya yang membuat Jihoon syok namun juga bahagia. Tak tau kapan kali terakhir dia bisa mendengar omelan Nesya lagi, rasanya dia akan meneteskan air mata haru.

"Iya-iya aku makan, tenang, tenang. Entar kamu makin sakit lagi  marah-marah gini," balas Jihoon mengelus lengan Nesya, "Tenang ya, sayang, tenang... Aku baik-baik aja kok, abis ini aku makan. Kamu gak usah khawatir," sambung Jihoon mengecup kening Nesya.

Setelah selesai cek rutin, betapa terkejutnya Nesya karena tak sengaja mendengar fakta dari Dokter bahwa dirinya tengah hamil 7 minggu. Suasana yang baru membaik itu seketika menjadi mimpi buruk bagi Nesya.










*Flashback~


Di tengah kekacauan suasana di markas penculikan, Nesya juga berkali-kali hampir di perkosa oleh korban lain maupun petugas yang ada di sana. Hukuman cambuk sudah tak ada harganya jika dibandingkan dengan rasa kesepian mereka. Wanita di tempat itu hanya tersisa beberapa orang saja, jika tak mempunyai pelindung, mereka pasti sudah dijadikan pemuas nafsu para lelaki bejat di sana. Untungnya, disekitar Nesya ada beberapa lelaki yang selalu melindunginya, seperti Yoshi yang selalu melekat padanya.

Saat itu badai salju sangat keras, sementara Nesya dan Yoshi masih berada di luar jauh dari gedung mereka. Karena badai tak kunjung berhenti, Yoshi mengajak Nesya ke suatu gedung kosong yang sudah lama tak berpenghuni.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang