Luckiest Girl mengisahkan tentang romansa anak remaja yang dikemas dalam bentuk komedi-thriller.
"Lo beruntung karena lo adalah gadis yang gue pilih di antara para gadis." - Park Jihoon
"Ini waktunya kamu berhenti suka sama aku, Ji" kata Nesya dengan muka datar. Apa ini kode biar gue nyerah? Tapi gue gak yakin karena dia ngomong gitu sama main game puzzle di hpnya.
Preview part sebelumnya...
"Ini kamu nolak aku--"
"Em~" dia ngangguk.
"Buset dah, cepet amat" mana dia ngomong gitu gak pake mikir lagi, "It's okay, toh ini bukan pertama kalinya aku ditolak gini sama kamu."
"Kamu gak waras? Masih juga gak nyerah, padahal jawabanku selalu sama loh."
Yang awalnya duduk miring, gue ubah ngadep belakang biar bisa hadep-hadepan sama Nesya, "Hm, aku dah gila. Gilak banget karena kamu satu-satunya cewek yang merlakuin aku kek gini."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tatapan aneh itu muncul lagi, kali ini dia sama minum susu di tangannya, "Yaudah makanya nyerah aja. Kamu berharap apa? Toh aku gak bakal berubah pikiran."
"Kamu pasti berubah. Aku yakin 100%. Aku bakal berjuang lebih keras lagi. SEMANGAT, JI!"
Nesya POV~
Orang gila. Maksa banget jadi orang.
"Kamu pasti berubah, aku yakin 100%. Aku bakal berjuang lebih keras lagi" kata Jihoon dengan tingkat kepedean luar biasa. Abis itu dia beranjak pergi, "SEMANGAT, JI!" teriaknya lagi sebelum keluar pintu kelas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunsuk baru masuk dan berpas-pasan dengan Jihoon yang keluar dengan modelan gitu tentunya heran sama kek aku, "Bocah napa dah?" tanya Hyunsuk.
Aku cuma ngangkat pundak sebagai jawaban, males aja jawabnya.
Waktu jam istirahat kedua, gak ada angin gak ada hujan, tiba-tiba Pak Mino manggil aku ke ruangan dia. Dari awal masuk sekolah, keknya aku terlibat mulu sama Pak Mino. Pak Mino itu guru BK sekaligus guru seni, yah meskipun aku gak pernah buat masalah, belom. Tapi gak tau kenapa aku selalu aja terlibat mulu sama dia.
"Bapak manggil saya?"
"Sudah jelas gitu loh. Sini bentar, ada yang mau bapak omongin."
