02 - Long Journey

204 19 0
                                    

"Iya gak papa kok, kasian suaranya sampai serak gitu..."




***


Beberapa menit kemudian, kontainer itu terguncang sepertinya akan berhenti di suatu tempat.

Tak lama, pintu belakang terbuka dan memperlihatkan beberapa orang yang masuk lalu menarik keluar satu-persatu orang di sana.

Nesya menjadikan hal ini kesempatan untuk mengawasi gerak-gerik, ciri-ciri, suara, atau apapun yang berkaitan dengan pelaku. (Kebanyakan nontom drakor kriminal pasti*_*)


Nesya POV~

Di sana, orang-orang mulai di paksa masuk ke dalam kapal penumpang yang terlihat sangat besar. Aku gak tau harus ngapain, masalahnya aku ke sini gak bawa apapun. Hanya celana training sama kaosan doang, bahkan handphone pun aku juga gak inget naruh di mana.

Bego banget kan?!

Awalnya semua masih berjalan baik-baik aja. Tapi setelah ngehabisin waktu seharian di atas kapal, orang-orang mulai panik dan saling ngedorong satu sama lain buat ngedapetin makanan.

Pada seminggu pertama, jatah makan masih terhitung banyak. Tapi seiring berjalannya waktu seminggu di sini, jatah makan mulai di kurangi. Bagi siapa aja yang protes, petugas gak segan-segan mukulin bahkan ada juga yang di buang ke tengah laut lepas. Kayak nyawa gak begitu berharga bagi mereka.

Orang-orang mulai ketakutan, panik, dan aku pikir aku juga sama. Aku gak kenal siapapun di sini, aku bahkan gak tau cara ngebedain mana orang yang baik dan mana yang jahat. Ini baru seminggu, apa aku bisa pulang dengan selamat?

Tiba-tiba... Sebuah tangan kecil menjulur dan ngasih aku permen susu rasa stroberi.

Aku ngeliat ke atas, dan dia adalah anak kecil yang waktu itu ada di kontainer. Gak tau kenapa, tiba-tiba aku jadi sangat emosional, rasanya air mataku bentar lagi bakal netes waktu ngeliat ibu dan anak itu di sana.

"Buat kakak..." kata anak itu dengan suara khas balitanya. Kalo di liat dari fisiknya, dia seumur ponakan Jihoon, 5 tahunan.

Aku senyum ngeliat dia yang sangat polos, "Gak papa, buat kamu aja. Ka-kak u-dah ke-nyang."

"Gak suka setelobeli..." sambungnya yang pengen aku uyel-uyel pipi gembulnya.

Yang tadinya aku ngerasa mulai frustasi, akhirnya aku bisa lebih semangat di kondisi ini. "Gemes banget ih~ Permennya kakak ambil ya, makasyihhh..." kataku sambil nangkup gemas pipi anak tadi.

"Kenalin mbak, saya Ayu. Waktu itu kita gak sempat kenalan," ucap Ibu dari si anak balita sambil ngejulurin tangan ramah.

Aku segera ngebales jabatan tangan mbak itu, "Ah iya mbak, saya Nesya. Salam kenal ya mbak, oh iya nama anaknya kalo boleh tau siapa ya?"

"Gala," balas dia sambil tersenyum lebar.

Setelah hari itu, aku mulai akrab dan sering ngobrol satu sama lain dengan mbak Ayu. Meskipun gak begitu kenal, setidaknya aku punya temen yang setidaknya bisa aku ajakin ngobrol di sini.

Mbak Ayu cerita alasan kenapa dia bisa di culik satu keluarga. Katanya waktu itu dia lagi liburan bareng, tiba-tiba orang-orang itu dateng dan ngebius mereka semua. Waktu di bawa ke sini, dia sempet ke pisah sama suaminya. Untungnya, setelah beberapa hari mereka dipertemukan kembali di kapal ini.

Bener-bener kek cerita drama, tapi kenyataannya ini terjadi di real life. Kalo perkiraan aku emang bener, seharusnya ini udah 2 minggu sejak kita semua ada di atas kapal. Gak tau kemana tujuan mereka, tapi yang jelas masih belum ada tanda-tanda daratan di sekitar sini.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang