"Lu seriusan gak tau itu apa, Sya? Bisa-bisanya lu mau makan kon--" mulut Hyunjin sudah lebih dulu dibungkam oleh Jihoon, lalu mereka semua langsung diseret keluar dari kamarnya dan meninggalkan Nesya yang masih mematung kebingungan dengan sisa sobekan benda silver tersebut yang masih menempel di giginya.
Preview part sebelumnya...
"Siapa orang gila yang naro kondom di kamar gue? Ngaku sebelum gue cekek ya lo semua!" murka Jihoon penuh kekesalan. Pasalnya ia sangat tak habis pikir dengan kejahilan temannya kali ini.
Pikirnya, bagaimana jika setelah ini Nesya beranggapan aneh tentang dirinya dan nantinya hal ini mungkin akan jadi masalah di hubungan mereka.
"Bukan gue," saut Hyunsuk cepet.
"Gue juga bukan," sambung Jeno mengangkat tangan.
"Apalagi gue," tambah Hyunjin cepat.
Serentak, semua mata langsung memandang ke arah Yoshi yang dari tadi mengalihkan pandangannya. Tak lama setelah tetapan maut yang teman-temannya berikan padanya, Yoshi hanya memperlihatkan barisan gigi dan tertawa canggung.
"Gilak ya lo? Bisa-bisanya--"
"Eittsss, gue juga cuma disuruh. Noh yang nyuruh!" tunjuk Yoshi ke Sunwoo yang daritadi berada di dapur dan mencoba menghindari masalah.
"Dengerin dulu, bro. Niat gue tuh baik, ya sapa tau aja ada saat lo udah gak tahan pengen 'gituan' tapi belom sempet beli. Jadi gue berniat baik nih, naroh di kamar lo buat jaga-jaga" jelas Sunwoo dengan wajah songongnya.
Jihoon speechless, satu-satunya yang bisa dilakukannya sekarang adalah menghela nafas kasar dan mencari barang untuk melempar wajah Sunwoo yang mengundang tekanan darah tingginya.
///
Seperti malam-malam sebelumnya, setiap beberapa menit sekali Nesya selalu mengecek keadaan Jihoon dan memastikan bahwa dia benar baik-baik saja. Hampir pukul 3 pagi, Nesya sudah tidak tahan lagi menahan kantuknya. Setelah memastikan bahwa Jihoon benar-benar sudah tertidur pulas, ia pun mulai membaringkan tubuhnya dengan posisi yang nyaman.
Pada pukul hampir 5 pagi, Nesya terbangun karena tiba-tiba tangan Jihoon meraba perutnya dari belakang lalu menarik tubuhnya hingga menghapus jarak di antara keduanya. Yang membuat Nesya semakin terkejut bukanlah apa yang baru saja Jihoon lakukan entah sadar ataupun di luar kesadaran itu, tetapi Nesya bisa merasakan dengan jelas bahwa Jihoon sekarang sedang tidak memakai atasan.
"Aishhhh kapan dia buka bajunya sih?" gumam Nesya dan pelan-pelan mulai menyingkirkan tangan Jihoon dari perutnya. Tapi Jihoon tau akan tindakannya lalu menarik tubuh Nesya kembali.
"Dingin, Sya..." suara parau Jihoon dari belakang dan merapatkan kembali posisi tubuh mereka.
"Lah elu, udah tau dingin, ngapain buka baju bujang!" batin Nesya yang rasanya ingin meremas-remas wajah Jihoon, namun diurungkannya karena tak tega.
Nesya mendiamkan posisi mereka sementara. Jika dirasanya sudah mulai tidak ada pergerakan dari Jihoon, ia pun mulai menengok ke belakang sebentar dan memastikan bahwa Jihoon sudah tertidur pulas kembali.
Pelan-pelan dan penuh kehati-hatian, Nesya mulai menyingkirkan tangan Jihoon dan beranjak dari kasur untuk turun ke bawah. Di satu sisi, anak-anak cowok di bawah masih pada tidur seperti biasa. Nesya pun berjalan pelan untuk menuju ke dapur.
Beberapa menit kemudian, siapa sangka bahwa pagi-pagi buta itu sudah terjadi keributan baru di rumah Jihoon. Tepatnya saat Hyunjin bangun karena merasa haus dan berjalan menuju dapur, bertepatan dengan Hyunjin menyalakan lampu, Nesya dengan rambut acak-acakan ala bangun tidur sudah memegang sepotong cake di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)
FanfictionLuckiest Girl mengisahkan tentang romansa anak remaja yang dikemas dalam bentuk komedi-thriller. "Lo beruntung karena lo adalah gadis yang gue pilih di antara para gadis." - Park Jihoon