11 - The Worst Day

143 17 0
                                    

"Ini sebenernya anak Yoshi..." ucap Nesya lirih, ia menatap Jihoon yang juga sedang menatapnya dengan penuh rasa penyesalan.












DEG!











DEG!










DEG!









Seketika sendok yang ada di tangan Jihoon jatuh kembali ke mangkuk dan tatapan mata Jihoon melemah, "Yoshinori? Kanemoto Yoshinori?" tanyanya yang di balas anggukan kepala oleh Nesya.

Jihoon diam sejenak, lalu tertawa singkat sembari menatap lurus mata Nesya. Ia memegang pundak Nesya agar menjawabnya dengan intens.

"Kamu gak serius kan, beib?" tanya Jihoon yang masih tertawa karena menganggap hal itu hanya guyonan semata.

"Aku serius. Kamu tau kan kalo Yoshi juga ada di sana? Aku gak tau kalo aku bakal kembali jadi--"

"Jadi kamu ngelakuin itu dengan Yoshi? Dan ngekhianatin aku? Gak, bukan cuma aku. Tapi kamu juga ngekhianatin kakak kamu sendiri, semua keluargamu, Sya!"

Melihat Jihoon yang sangat emosi, Nesya semakin merasa bersalah. Nesya mengejar langkah Jihoon yang bergegas akan pergi dari kamarnya, "Ji, maafin aku... Aku gak tau kalo endingnya bakal kek gini. Ji? Jihoon-ah?!!!" penjelasan Nesya sudah tidak berarti lagi bagi Jihoon, Jihoon menaruh mangkuk bubur itu lalu pergi dari sana.

"Kamu gak pantes aku pertahanin kek gini, Sya. Gak pantes!"

Di pintu kamar, Dira datang dan berpas-pasan dengan kepergian Jihoon. Dari wajahnya, Dira sepertinya sudah mendengar percakapan mereka. Tanpa berkata satu kata pun, Dira membanting piring buah yang di bawanya lalu turut pergi juga dari sana.

"Kak? Kak Diraaaaa????!!!!!" Nesya berusaha mengejar Dira, namun tanpa sadar telapak kakinya menginjak pecahan kaca yang ada di lantai kamarnya. Langkahnya terhenti, ia meringkuk di lantai sembari memegangi kakinya. Ia merasa sangat bodoh dan menangis penuh penyesalan.






***



Semua kejadian hari itu di ceritakannya ke orangtua mereka. Cukup membuat mereka terkejut, namun Ibu mereka masih membela Nesya karena situasinya yang serba salah kala itu.

"TAPI ELO TETAP BERKHIANAT, SYA. LO BUKAN CUMA NGEKHIANATIN GUE SAMA JIHOON, TAPI MAMIH PAPIH JUGA!!!" murka Dira.

Nesya mendekati Dira, "Kak, maafin aku... aku juga gak tau kalo bakal--"

"ALESAN LO! SEKALINYA PENGKHIANAT LO TETAP PENGKHIANAT TAU GAK!!!!"

Ibu mereka melerai perdebatan itu, namun kalimat yang dia ucapkan terdengar masih membela situasi Nesya. Mendengar ucapan Ibunya, Dira pergi dan membanting pintu kamar dengan amat sangat penuh amarah.

Ibu dan Ayah mereka tak ingin di cap pilih kasih, sehingga datang menghampiri Dira yang sudah marah besar di kamarnya. Ibu mereka berusaha menjelaskan secara baik-baik, bukan membela, tapi melihat keseluruhan situasi.

"Mamih sama Papih emang selalu gitu, dari dulu, siapapun yang salah pasti ngebelain Nesya mulu," teriak Dira dari dalam kamarnya.

"Gak gitu, Ra. Mamih sama Papih gak berniat membela siapa pun, kami cuma--"

"Emang bener kan? Sejak Nesya datang ke rumah ini, kalian mulai pilih kasih. Kenapa? Padahal kan anak kandung kalian itu Dira, bukan dia."

"DIRAAAAA!!! Suara kamu di jaga, kalo Nesya denger giman--"

"Nah kan, Mamih selalu aja gitu, selalu lebih mentingin perasaan Nesya, Nesya, dan Nesya aja terus!"











DEG!



























LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang