71 - Counter Attack

90 6 1
                                    

"PARK JIUNNNN NOOOOOOOOOOOO!!!!" teriak Nesya sembari menunjuk orang dibelakang Jihoon.

Preview part sebelumnya...

Terlambat, Jihoon terlambat menyadari hal itu dan membuat punggungnya mendapat pukulan keras dari balok se-lengan orang dewasa.

Jeno dan Yoshi juga terkejut akan hal itu, namun tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka juga masih bertengkar dengan lawannya.

Nesya yang melihat tepat di depan mata kepalanya sendiri hanya bisa membungkam menutup mulutnya dengan tangan. Air matanya juga tak terasa sudah menetes melihat Jihoon yang mulai terkapar di tanah.

Nesya memejamkan mata sambil mengepalkan tangan dengan kuat. Emosinya meluap-luap dan detak jantungnya berantakan. Melihat dengan matanya sendiri bahwa pacarnya dipukuli balok lalu ditendangi oleh lawan membuatnya semakin geram.

"Dah sana, lo bantuin cowo lo. Cepetan, dia bisa mati Sya!" titah Giselle yang paham dengan kekesalan Nesya.

Nesya melihat ke sekitar, karena bodoh jika dia pergi menyelamatkan Jihoon hanya dengan mengandalkan ketapel di tangannya. Di pos keamanan yang tak jauh dari mereka, Nesya melihat ada beberapa anak panah. Nesya segera berlari, mengambil anak panah tersebut lalu mengikat sekotak anak panah di pinggangnya lalu menarik tumbukan alat panah dari raknya.

Seperti yang pernah Jihoon bilang, Nesya sangat tidak suka olahraga. Itu memang benar, tapi jika olahraga yang tidak harus mengandalkan kaki dan membuatnya ngos-ngosan seperti memanah atau tembak, Nesya sangat menikmatinya.

Dari jarak kejauhan sekitar 70 meter, hal ini hampir sama dengan tempat biasanya dia latihan, Nesya langsung melajurkan satu anak panah ke arah orang yang terus menendangi Jihoon tanpa ampun.

Dan benar saja, satu anak panah itu berhasil melesat tepat sasaran yaitu pundak sang lawan. Sebelumnya Nesya tidak yakin apakah dia harus menggunakan panah itu sungguhan, karena panah yang ia gunakan adalah panah untuk berburu. Tapi saat melihat pacarnya kesakitan dengan banyak lebam di wajahnya, Nesya tidak akan berpikir 2x lagi.

Nesya melesatkan beberapa anak panah yang dia miliki kepada orang-orang yang menghajar habis teman-temannya. Bahkan saking takutnya, Nesya melakukan itu sembari terus meneteskan air mata tanpa henti. Melihat kemurkaan Nesya, beberapa teman-temannya juga terkejut sekaligus kagum dengan kemampuan memanah yang dimiliki Nesya.

"Wahhhh..." ucap Giselle terperangah kagum. Pasalnya ini pertama kalinya dia melihat Nesya semarah ini dan kemampuan memanahnya juga semakin pesat.

"Gilak Nesya..." kata Sunwoo yang juga menggeleng-gelengkan kepala terkagum memandangi tindakan Nesya baru saja.

Sekiranya cukup membantu dengan melesatkan anak panah ke lawan, Nesya segera berlari menghampiri Jihoon yang sudah terkapar sembari memegangi perutnya. Nesya menangis keras dan membantu menopang tubuh Jihoon dari tanah, "Park Jiunnnn..." ucapnya yang masih menangis meratapi wajah kekasihnya.

Jihoon yang melihat kehadiran Nesya hanya tertawa kecil karena merasa bangga dengan apa yang baru saja dilakukannya.

"Masih bisa ketawa? Kamu pikir ini lucu? Mukamu..." tangisan Nesya pecah saat Jihoon mengusap air mata di pipinya.

"Aku gak papa kok, Sya. Ah! Hyunjin... Hyunjin tadi di kejar sampe ke hutan..." bukannya mengkhawatirkan dirinya sendiri, Jihoon masih sempat mengingat temannya yang nyawanya sedang terancam.

Dengan susah payah, Jihoon memaksakan diri untuk berdiri dan berniat menyusul Hyunjin. Sebelum itu, Nesya sudah lebih dulu menahan Jihoon dan memberinya isyarat untuk tetap diam.

"Biar aku yang nyusul dia."

"KAMU GILAK? AKU GAMAU SYA" tolak Jihoon cepat, "Kamu cewek, aku gak mau kamu kenapa-napa..." Jihoon tetap kekeh untuk tidak berdiam diri.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang