Setiap Ibunya memasak itu, Nesya bisa tambah nasi hingga 2x saking senangnya. Namun sekarang, ia justru memasak makanan favoritnya sendiri.
Preview part sebelumnya...
Di luar, hujan masih turun sangat deras. Bahkan tak ada tanda-tanda agar segera berhenti. Selesai memasak, Nesya membawa semangkuk sup ke kamar Junghwan, "Junghwan-ah... makan dulu, abis ini minum obat lagi."
Junghwan yang saat itu tertidur segera membuka matanya setelah mendengar suara Nesya. Nesya menyuapi Junghwan sesendok sup yang tadi dimasaknya, "Gimana? Kira-kira kurang apa lagi?" tanyanya penasaran. Nesya memang selalu ragu dalam menuangkan bumbu, maka dari itu Junghwan adalah solusinya.
"Mmm... kurang asin," balas Junghwan yakin.
"Wait, kakak ambilin nasi sekalian," Nesya pun lekas ke dapur.
Junghwan heran menatap Nesya yang juga tengah makan di hadapannya, "Kenapa? Kamu gak suka sup?" tanya Nesya kebingungan.
"Biasanya kalo orang sakit itu di suapin kak, ini kok kakak malah makan sendiri?" sindir Junghwan cemberut.
"Heiii... kamu kan punya tangan. Lagian kakak juga laper kali. Dah ya, gak usah manja, sekarang makan aja tuh..." Junghwan berdecak kesal. "Cepet sembuh ya sayang, ah... makan yang banyak, tapi jangan cepet gede" sambung Nesya mengunyel pipi Junghwan gemas lalu memberantakkan rambutnya asal.
Nesya pun pergi dari sana karena sudah menyelesaikan makannya, "Ih di kira aku bocil? Tu orang makan di tuang kali yak? Perasaan barusan nadah piring, udah abis aja" gumam Junghwan keheranan.
Hubungan Junghwan dan Nesya sekarang nampak seperti kakak adik yang sangat akur. Meskipun bukan kandung, tapi kehadiran satu sama lain sama-sama menguntungkan bagi mereka. Nesya yang banyak terhibur dengan kehadiran Junghwan, begitu pula Junghwan merasa bahwa ada orang yang menyayanginya.
Pertemuan mereka memang bisa dibilang sangat kebetulan, tapi pada akhirnya takdir telah mengatur semuanya. Sekarang Junghwan sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Nesya sebagai kakak barunya. Nesya menjaga, menghibur, menyekolahkan, bahkan memberinya kehidupan yang layak dari yang pernah dia rasakan sebelumnya. Meskipun Junghwan tidak mengetahui segalanya tentang Nesya karena Nesya selalu menutup diri, tapi Junghwan yakin bahwa Nesya adalah orang yang sangat baik dan penyayang.
Sembari menunggu hujan reda, Nesya ketiduran sambil mengerjakan PR Matematika Junghwan. Hari sudah malam, hujan juga terlihat sudah reda, Junghwan bangun dan melihat kakaknya tertidur di atas meja belajarnya membuatnya tersenyum tulus. Setidaknya, sekali seumur hidup dia bisa merasakan kehadirannya sangat dihargai oleh seseorang seperti Nesya yang selalu mengomelinya layaknya orangtua.
Junghwan sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. Ia berjalan menuju tasnya yang tergantung dan mendapati surat di dalam sana. Junghwan mengerutkan dahi kebingungan, "Apa itu? Surat cinta?" tanya Nesya yang tiba-tiba membuat Junghwan kaget.
"Ah Kanes ih, bikin kaget aja" protes Junghwan kesal.
"Abis kamu serius banget, btw itu apaan si? Pake amplop segala lagi, mana warna pink pulak" tanya Nesya menghampiri Junghwan.
"Gak tau dah, tiba-tiba ada di dalam tas."
Mereka pun sama-sama membuka amplop berwarna pink pastel itu. Setelah membaca keseluruhan isi pesan dalam amplop, Nesya dan Junghwan hanya saling menatap satu sama lain.
"Anjir si Junghwan dah punya secret admirer aja nih di sekolah wahahaha" goda Nesya tertawa puas.
"Gak kak, gak."
"Cieee cieeee... 'Aku ragu, tapi setelah hari itu sepertinya aku bener-bener jatuh hati sama kakak'" ejek Nesya lagi mengutip salah satu kalimat yang ada dalam surat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)
FanfictionLuckiest Girl mengisahkan tentang romansa anak remaja yang dikemas dalam bentuk komedi-thriller. "Lo beruntung karena lo adalah gadis yang gue pilih di antara para gadis." - Park Jihoon