50 - Doubt

67 8 0
                                    

"Maaf ya sebelumnya, saya rasa kamu udah paham apa maksud saya karena kamu gak bodoh. Bukannya saya bermaksud bilang kalo kamu gak punya masa depan, cuma kasian Asahi, mungkin aja masa depannya bakal jelek kalo dia terus-terusan bareng kamu."



Preview part sebelumnya...




DEG!

Jantung Nesya terasa seperti tertikam benda runcing, tajam dan terasa sangat perih. Nesya paham betul apa maksud yang Ibu Asahi katakan padanya, namun tetap saja itu membuatnya sakit saat menyadari kenyataan.

"Mah udah! Aku yang ngajak Nesya keluar, ini gak ada hubunganya sama masa depanku. Jadi stop bahas tentang masa depan lagi!" balas Asahi yang mulai kesal dan tak enak ke Nesya.

Nesya hanya bisa tersenyum canggung di situasi seperti ini, "I-iyaa maaf tante. Saya gak bermaksud--"

"Iya, Mama paham. Tapi tetap aja, gak seharusnya kalian jalan berdua seolah kalian tu couple. Gimana kalo orang-orang salah paham?" ucapnya menatap Asahi, lalu berpaling kembali menatap Nesya, "Saya gak peduli kamu mau jalan sama siapa aja, tapi tolong... jangan sama anak saya!"

Nesya diam, Jihoon dan Junghwan yang mendengar semua keributan itu juga turut merasakan apa yang saat ini Nesya rasakan.

"Sekali lagi, tolong pengertian kamu. Saya kurang sabar gimana lagi? Ingat ya, kamu itu udah punya anak. Cukup ngerusak hidup kamu sendiri, jangan sampai ngerusak hidup orang lain!"

"MAHHH!!! CUKUP!!!" bentak Asahi tak terkendali, "Nesya gak salah apa-apa dan ini gak ada hubungannya sama Nesya punya anak atau gak, Asahi sayang sama dia tulus. Tentang masa depan gak ada yang tau Mah, jadi tolong--"

"SA!!!" pungkas Nesya cepat agar Asahi berhenti meneruskan perkataannya, "Aku gak papa kok" balas Nesya dengan senyuman canggung. Nesya tak ingin Asahi bersuara tinggi ke orang di hadapannya, orang yang seharusnya dia hormati.

Meskipun matanya sudah sangat merah sekarang, ia tetap berusaha bertahan dengan situasi yang sedang dihadapinya. Nesya paham, inilah konsekuensi yang harus dia terima karena kesalahannya di masa lalu.

"Kamu udah berani bentak Mamah? Karena dia?"

Semakin lama berdiri di sana membuat kepala Nesya seakan mau pecah. Nesya ingin menangis atau pun marah ia tak bisa, satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah diam.

"Gak gitu mah, Asahi cuma--"

"Mamah kecewa sama kamu, Sa" Ibu Asahi kesal dan pergi meninggalkan kita sembari berjalan menjauh.

Nesya menepuk pelan lengan Asahi dan tersenyum padanya, "Kamu gak boleh ngomong gitu, gimana pun juga dia tetep Mama kamu. Sana, susul gih! Ah jangan lupa minta maaf" ucap Nesya tegas.

"Aku minta maaf, Sya. Aku gak tau kalo semua bakal kek gini..." kata Asahi merasa sangat bersalah ke Nesya.

"Iya, tenang aja aku gak papa kok. Sana cepet, kasian Mama kamu keburu jauh."

Setelah Asahi pergi, Nesya pun berniat masuk rumah dengan berbalik badan. Di sana, sudah berdiri Jihoon dan Junghwan yang tengah menatapnya lurus.

"Kalian belom tidur?" sapa Nesya mencoba bersikap seperti biasa, namun melihat tatapan mata mereka sepertinya mereka telah mendengar semuanya, "Ahhh itu, kakak--kakak gak papa kok, toh lagian ini bukan pertama kali--"

"BOHONG!" saut Junghwan dengan raut wajah datar tak berekspresi menatap Nesya, "Berhenti berpura-pura kuat, aku tau kakak gak sebaik kelihatannya. Kakak gak harus nahan--" sambungnya yang sudah meneteskan air mata, namun tetap memasang wajah datar.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang