80 - Guilty

119 8 0
                                    

"Gimana dok? Gimana keadaan anak saya?" tanya Ibu Hyunsuk yang sudah tak kuasa menahan air matanya sejak petang tadi.



Preview part sebelumnya...

Jihoon bersama dengan teman-temannya sudah berada bersama keluarga Hyunsuk untuk mendengar kabar tentangnya.

Namun melihat ekspresi wajah Dokter yang baru saja keluar dari ruangan yang memiliki pintu kaca dengan sensor otomatis, perasaan mereka mulai camput aduk.

"Syukurlah operasinya berjalan lancar. Namun seperti kalian tau sebelumnya, cidera kepalanya cukup parah. Kami sudah berusaha semampu kami, sekarang kita hanya bisa berdoa dan meminta keajaiban agar dia segera siuman" ujar Dokter di hadapan mereka.

Semua orang yang ada di sana seketika meresa lega, namun juga masih tersimpan sesuatu yang mengganjal di hati dan tak bisa tersampaikan secara lisan. Mereka semua pulang dengan perasaan cemas mengingat apa yang terjadi dengan kedua temannya.

///

Keesokan harinya, Jihoon datang dengan membawa bingkisan buah untuk Nesya. Saat menggeser pintu ruangan tempat Nesya di rawat, Jihoon seketika berlari untuk menangkap tubuh Nesya yang hampir terjatuh.

Pagi itu, Ibu Nesya masih tertidur pulas. Karena tak ingin membangunkan mereka, Nesya berinisiatif untuk membuka kaca jendela sendiri, namun karena engsel pengunci jendela tersebut cukup tinggi untuk ukuran tubuhnya, sehingga dia beride menggunakan kursi sebagai pijakan.

"Kamu mau apa sih? Kalo jatoh gimana?!" tegur Jihoon yang baru mengangkat tubuh Nesya lalu dikembalikannya pelan ke bawah.

"Aku--aku cuma mau ngehirup udara segar..." lirih Nesya lemah. Dirinya mengatakan itu dengan mata berbinar namun ada sedikit perasaan bersalah. Dia tau bahwa itu berbahaya, tapi tetap dilakukannya.

Mendengar keributan itu, Ibu Nesya terbangun dan bertanya apa yang sedang terjadi. Untungnya Jihoon datang di waktu yang tepat, jika tidak, mungkin saja Nesya akan menambah cidera di kakinya satu lagi.

Setelah menjenguk kekasihnya, Jihoon berpamitan lagi untuk mendatangi pos satpam sekolah dan melihat sendiri rekaman CCTV yang Nesya katakan sebelumnya.

Sekarang, orang-orang itu masih dalam proses pencarian. Sedangkan untuk identitasnya sendiri masih belum jelas karena mereka memakai topi saat di luar gudang sehingga sangat sulit diidentifikasi apalagi saat itu hari sudah petang.

Setelah menonton berkali-kali untuk memastikan identitas mereka, akhirnya ada satu momen yang tak sengaja memperlihatkan wajah mereka dari pantungan kaca jendela.

Jihoon, Jeno dan Sunwoo terdiam dan hanya saling bertatap-tatapan satu sama lain. Tak perlu menyebut nama pelaku secara terang-terangkan karena di benak mereka sudah terbayang siapa dalang dibalik semua ini.

Setelah mengetahui identitas mereka, dari pihak kepolisian, sekolah, hingga teman-teman Jihoon juga turun andil dalam mencari keberadaan mereka saat ini.

Seperti yang mereka kira, hal ini pasti sudah direncanakan sejak jauh hari, karena dari beberapa CCTV area sekolah memperlihatkan beberapa gerak-gerik dari mereka yang sudah mengintai kegiatan Nesya di sekolah maupun di luar.

Jihoon dan teman-temannya sudah mencari kemana pun tempat persembunyian mereka, tapi hasilnya nihil. Hal ini membuat Jihoon semakin frustasi karena tak bisa melindungi kekasihnya. Seperti yang Jihoon duga, mereka melakukan semua ini atas dasar dendam lama pada dirinya.




***

Sudah 3 hari berlalu sejak pencarian pertama di mulai, namun hingga saat ini dari Jihoon atau pun kepolisian masih juga belum menemukan persembunyian mereka. Jihoon rasanya akan menggila disebabkan ini semua, pertama karena pelakunya belum ketemu, dan kedua karena Hyunsuk yang masih juga belum siuman hingga saat ini.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang