87 - Biggest Regret

84 7 0
                                    

"Hm," balas Jihoon mengangguk, "Masalahnya... DIA NGANDUNG ANAK LO BRENGSEK!" maki Jihoon sembari melompati meja untuk memukul Yoshi lagi.




Preview part sebelumnya...





Tepat setelah pukulan pertama, anak-anak lain segera datang dan kembali menahan tubuh Jihoon yang sangat kuat.

Mendengar itu, bukan hanya Yoshi saja yang tertegun tak percaya. Tapi juga seluruh teman-temannya.

"Ngandung? Nesya--hamil?" gumam Yoshi kecil dengan sorot mata yang tak fokus. Ia bahkan tak peduli lagi jika Jihoon masih berusaha menyerangnya.

"Kenapa? Lo mau ngelak? Lo tau apa yang udah lo lakuin sama cewek gue, HAH? NESYA PERGI KARENA ELO, BANGSAT LO!"

Yoshi diam. Melihat emosi Jihoon yang menggebu-gebu seperti itu tak mungkin jika dia sedang bercanda. Mendengar hal itu langsung berhasil membuat perasaan Yoshi tak karuan.

Sekarang sudah banyak mata yang memandangi mereka karena keributan itu, namun Hyunsuk dengan cepat mengunci pintu dan manarik semua tirai ruangan di sana.

Sama seperti orang lain, Hyunsuk juga sama syoknya dengan perkataan Jihoon. Bagaimana bisa dia tak tahu tentang hal ini sampai sekarang?

"Lo ngomong apasi, Ji? Jangan bercanda soal ginian deh" sela Hyunjin yang masih menganggap omongan Jihoon baru saja adalah salah satu bentuk candaannya.

"Menurut lo gue lagi becanda sekarang?" balas Jihoon datar, "Lepasin!" titah Jihoon menatap tajam mata Hyunjin di belakangnya.

Haechan langsung menepuk pundak Jihoon sembari tertawa paksa, "Bulan apasi ini? April mop yak? Haha lucu banget lo, Ji. Gak bakal ketipu kali kita."

Jihoon menatap tangan Haechan yang masih menempel di pundaknya, "Apa lo pikir hal kek gini pantes dijadiin lelucon? Hah?!"

Melihat tatapan Jihoon, Haechan juga langsung menarik tangannya. Takut jika tiba-tiba tinju Jihoon akan mengarah ke dia kali ini.

"Jadi beneran?" sambung Jeno yang masih membeku.

"Lo tanya aja dia!" balas Jihoon menatap tajam ke arah Yoshi yang masih mematung tak berdaya.

Yoshi tak mengeluarkan sepatah kata pun sejak Jihoon mengatakan fakta bahwa Nesya hamil anaknya. Yoshi diam karena apa yang dikatakan Jihoon terdengar masuk akal untuknya. Nesya mungkin benar mengandung anaknya setelah semua kenangan yang mereka lalui bersama.

"Terus Nesya--sekarang dia gimana?"

"Lo peduli apa sama dia? Harusnya lo datang dari dulu. Gak, harusnya lo gak pernah pergi Yosh! LO HARUS TANGGUNG JAWAB!!!"

"OKE! Gue tahu gue salah, maap. TAPI JAWAB DULU, GIMANA NESYA SEKARANG?!"

"Ada apa ini? Jadi bener? YANG NESYA KANDUNG ITU ANAK LO?! Bukannya itu anak bajing--ahhh... jadi bajingannya itu--elo?" sambung Hyunjin masih tak mempercayai fakta di depan matanya.

"Nesya yang ngasih tau gue sendiri sebelum dia pergi~" Jihoon sudah kehabisan tenaga, dia bahkan tak mampu lagi menatap mata teman-temannya dan hanya menunduk lemas.

"Terus Nesya--gimana bisa dia nanggung semua sendiri selama ini..." Hyunsuk mengacak-acak rambutnya frustasi.

Sebagai seorang sahabat, ia juga sangat menyesal baru mengetahui tentang hal ini dan tak tahan lagi membendung air matanya.

"Nesya nanggung semua--" Jihoon juga sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Bagaikan anak kecil, Jihoon sudah menangis sembari mengingat lagi apa yang kekasihnya alami selama ini.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang