92 - Heavy Hearts

171 11 2
                                    

"Hanya demi kebaikan Yoshi, secara gak langsung Mama rela ngerusak hidup orang lain. Padahal Mama juga tahu kan, kalo Nesya juga anak seseorang di luar sana. Bayangin gimana reaksi orang tuanya? Dan karena Mama, gak, KARENA KALIAN SEMUA... NESYA PERGI, NANGGUNG SEMUA BEBAN ITU SENDIRI!"




Preview part sebelumnya...




"Kenapa juga dia harus pergi? Bukannya dia punya pacar?" saut kakak pertama Yoshi.

"KAK! LO GILA YA?! Lo pikir gimana reaksi Jihoon waktu tahu itu anak gue? Gue sama Jihoon itu udah barengan dari kecil, terus saat kek gini lo masih nanya kenapa Nesya pergi? KARENA GAK ADA ORANG DISISINYA. PAHAM LO?!"

Yoshi mengatakan itu dengan ekspresi wajah yang belum pernah diperlihatkan kepada siapa pun sebelumnya. Yoshi hanya tak menyangka, ia benar-benar kecewa dengan keluarganya sendiri.

Yoshi mengusap wajahnya dengan sangat penuh amarah, lalu mengeluarkan handphone yang dilayarnya sudah menampilkan sosok bayi kembar.

Yoshi mengusap wajahnya dengan sangat penuh amarah, lalu mengeluarkan handphone yang dilayarnya sudah menampilkan sosok bayi kembar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu..." Ibu Yoshi sudah bisa menebak.

"Hm, anak Yoshi. Jihoon sempat ketemu kemaren sama Nesya, tapi dia pergi lagi gak tau kemana."

"Itu m-mereka kembar?" lanjut kakak Yoshi yang kedua.

"Hm, sekarang udah tahu kan gimana penderitaan Nesya ngurus bayi-bayi ini sendirian? Apa Yoshi harus berterima kasih karena sekarang hidup Yoshi baik-baik aja, sementara Nesya? Di luar sana dia harus berjuang sendiri, ngerawat anak Yoshi, darah daging Yoshi. Aku gak habis pikir sama kalian, padahal harusnya kalian yang paling paham karena sama-sama perempuan. Tapi kenyataannya justru kalian lah manusia paling kejam!"

Setelah mengungkapkan segala kekesalan yang selama ini dipendamnya, Yoshi kembali ke kamar. Lalu keluar lagi sembari membawa tas ransel entah akan pergi ke mana.

"YOSHI-KUN... KAMU MAU KEMANA?" panggil Ibunya yang tak direspon oleh Yoshi.

Ibu dan kakak-kakak Yoshi segera berlari menyusul Yoshi ke parkiran, kelihatannya Yoshi akan meninggalkan rumah.

"Ah satu lagi, kalo bukan karena Nesya, mustahil kalian ngelihat aku sekarang. Mustahil aku bisa kembali dengan selamat. Dia yang selalu nyelamatin aku, bahkan gak peduli sama nyawanya sendiri. Tanpa rasa takut, dia berani ngebunuh orang cuma karena aku. Kenapa? Karena aku satu-satunya orang yang dia kenal di sana. Terus sekarang, KALIAN... KALIAN SEMUA NGERUSAK SATU-SATUNYA HARAPAN TERAKHIR DIA!"

"YOSH, DENGERIN KITA-KITA DULU, JANGAN KEK GINI!"

"YOSHI!!"

Sebelum menarik gas motornya, Yoshi menoleh sebentar, "Aku harus nyari Nesya, mulai sekarang aku bakal hidup mandiri. Aku gak bisa hidup tenang sementara Nesya dan anak-anak Yoshi ada disuatu tempat di luar sana."



***

Junghwan POV~

Sudah beberapa hari sejak kita semua pindah ke sini, tapi raut wajah kak Nesya bisa ngewakilin seluruh perasaannya. Aku tahu ini pilihan yang berat bagi dia, dia harus nanggung semuanya sendiri, lagi.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang