88 - Snowstorm

74 7 0
                                    

"GIMANA KALO MISALNYA ANAK DI PERUT NESYA ADALAH ANAK DARI BAJINGAN-BAJINGAN YANG ADA DI SANA? APA LO LEBIH SUKA FAKTA KEK GITU? NESYA JUGA NGELAKUIN SAMA GUE KARENA TERPAKSA, JI."


Preview part sebelumnya...






PERINGATAN DI BAWAH UMUR, PART INI MEMUAT KONTEN 18+, TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA YA!












Happy Reading!








Jihoon seketika berbalik dengan berlinangkan air mata. Terpaksa? Dia semakin bingung apa maksud dari perkataan Yoshi baru saja.

"Lo bilang apa barusan? Terpaksa?" Jihoon pun kembali menghampiri Yoshi dengan mata merah. Pada akhirnya, mereka pun kembali duduk bersampingan lagi seperti sebelumnya.

"Hm, Nesya terpaksa. Malam itu..."




*FLASHBACK~

Malam itu, Nesya mendapat serangan panik terparah selama di markas penculikan. Teman satu kamar Nesya, Yoshi, Haruto dan Mashiho juga ikutan panik karena tak tahu harus berbuat apa. Nesya menjauhi mereka, tidak mau didekati, bahkan saat mereka bicara pun Nesya langsung menutup telinga ketakutan.

"Sya, gak papa. Sekarang ada kita, kamu aman..." tutur Yoshi pelan dan mencoba kembali mendekati Nesya.

"JANGAN MENDEKAT, TOLONG JANGAN MENDEKAT..." teriak Nesya histeris. Tubuhnya juga bergetar hebat. Kondisinya Nesya sangat tak stabil setelah mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan sebelumnya.

Nesya menjadi se-parno ini karena dia baru saja dilecehkan oleh beberapa petugas yang ada di sana. Untungnya ada Mashiho dan Haruto yang mendapati Nesya sebelum mereka melancarkan aksinya.

Ini bukan pertama kalinya bagi Nesya, tapi kali ini yang paling parah karena mereka sudah menemukan Nesya dengan baju yang sudah terbuka.

"Sya... aku janji ini gak bakal terulang lagi sama kamu. Aku janji bakal selalu ada di dekat kamu. Jadi sekarang kamu tenang dulu ya, ini aku... Yoshi" setelah ucapan itu, akhirnya Nesya luluh juga dan langsung ditarik Yoshi ke dalam pelukannya.

Nesya menangis, meneteskan air matanya terus-menerus dengan isakan tanpa suara.

"Yosh, aku takut. Gimana kalo mereka--"

"Gak, gak bakal Sya. Kita bertiga pasti ada buat ngelindungin kamu. Seperti yang kita lakuin sekarang. Kita bertiga janji hal ini gak bakal terjadi lagi sama kamu. Sekarang kamu tenangin diri dulu ya..." sambung Mashiho mendekati Nesya, lalu mengusap air matanya dengan pelan.

Mendengar perkataan Mashi, mereka berdua mengangguk setuju.

Akhirnya Nesya bisa merasa lebih baik kembali dan disarankan untuk istirahat lebih dulu.

///

Udara malam itu sangat dingin. Saking dinginnya, berada di luar ruangan saat malam hari dengan waktu yang kurang dari 1 jam sudah cukup membuat manusia mengalami hipotermia.

Meskipun demikian, hal ini menjadi kesempatan baru bagi Nesya untuk meminta bantuan dari luar, yaitu memasang kode morse baik dalam bentuk lampu, bunyi-bunyian, maupun tulisan yang di pasang dibeberapa tempat pinggir dermaga.

Nesya membagi tugas dengan cara berpencar agar tidak memakan waktu lama. Nesya dan Yoshi, lalu Haruto dan Mashi.

"Jangan ngelakuin hal lain, fokus sama tugas ini. Aku gak mau kalian mati membeku di luar" kata Nesya memberi peringatan.

"Ah, kalo misal ada kendala, kabut tebal, badai salju, atau hal-hal lain, tinggalkan tugas dan langsung bergegas ke bangunan paling dekat dengan kalian. Biar tugas ini berhasil, kita juga harus mengutamakan keselamatan. Paham?" sambung Nesya lagi memberi intruksi.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang