91 - The Story Behind

86 4 0
                                    

"AKU SUKA SAMA KAMU, SYA!" langkah Nesya langsung terhenti seketika mendengar seuntai kalimat yang baru saja Yoshi lemparkan padanya.





Preview part sebelumnya...



Masih membeku dan tak berniat berbalik menatap sang pemilik suara, Nesya juga terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya.

"AKU PIKIR DENGAN KETEMU CEWEK LAIN AKU BISA NGELUPAIN KAMU. NGELUPAIN FAKTA KALO KAMU PACAR SAHABATKU, TAPI NYATANYA GAK BISA SYA. AKU RASA AKU BENERAN JATUH CINTA SAMA KAMU~" lanjut Yoshi.

Nesya tak bisa lagi terus mendengar satu-per-satu fakta yang keluar dari mulut Yoshi. Tak butuh waktu lama, Nesya melanjutkan langkahnya dan pergi dari sana.

Tanpa disadari, air mata Nesya sudah mulai menetes setelah lama membendung di sepanjang jalan.

Nesya juga tak mengerti dengan perasaannya, entah kenapa dia cemburu melihat Yoshi bersama gadis lain.

Tetapi di sisi lain, dia juga merasa sangat bersalah karena tak bisa menerima perasaan Yoshi terhadapnya dengan alasan masih teringat akan kehadiran Jihoon.

///

Hari-hari berikutnya, mereka sudah mulai saling berbicara satu sama lain seperti biasa. Namun suasana canggung di antara Nesya dan Yoshi masih sangat terasa memenuhi di setiap sudut ruangan.

Mashiho dan Haruto hanya bisa menghela nafas panjang sembari mengangkat bahu mereka setiap kali mereka memulai percakapan.

Tak peduli seberapa keras mereka menutupi kecanggungan itu, tapi siapapun yang melihat interaksi mereka pasti tahu bahwa hubungan di antara keduanya sedang tak baik-baik saja.

"Mereka sebenernya kenapa sih?" gumam Haruto di samping Mashiho yang sedang beberes kamar.

Mashiho mengangkat bahu tanpa mengatakan apa-apa, "Pasti ada yang gak beras."

Haruto mengerutkan alis dan menatap Mashiho aneh, "Beres."

"Iya itu dah..." melihat Yoshi sendiri, Mashiho pun segera menghampirinya, "Eh Yosh, lo ada masalah ya sama Nesya?"

Yoshi melirik aneh menatap Mashiho, "Hah? Ng-nggak kok. Emang kenapa?"

"Gak papa, cuma kalian berudu kelihatan gak kayak biasanya aja."

Yoshi terkekeh kecil, "Berdua" balasnya lirih, "Gak ada apa-apa kok. Entar sore ayok anterin gue ke gudang deket dermaga, ada yang harus gue ambil."

Mashiho yang mendengar itu tiba-tiba terpikirkan sesuatu, "Kenapa gak minta nenenin Nesya aja? Aku sibuk."

"Hah?" Yoshi terbelalak lebar dan tertegun menelan kasar salivanya, "Maksud lo--nemenin?"

"Lah, emang aku tadi ngomong apa? Toh kalian juga sering bareng kalo ke sana, jadi sekalian aja."

Yoshi menghela nafas kasar mendengar typo dari mulut Mashiho.

Batinnya sangat bercampur aduk sekarang, mengingat apa yang sudah dia dan Nesya lakukan beberapa hari yang lalu.

Yoshi mengira bahwa hal tersebut diketahui diam-diam oleh Mashiho. Untungnya hanya kebiasaan typo-nya saja.

"Gak jadi deh, biar gue sendiri aja" balas Yoshi merasa lega namun juga kesal.

"Nah kan bener lo sama dia gak baik-baik aja!" teriak Mashiho sembari menatap punggung Yoshi yang sudah mulai menjauh.

"Berisik!"

///

Menjelang petang, Yoshi bergegas untuk datang ke gudang seperti ucapannya sebelumnya.

Sebenarnya hal yang ingin diambil Yoshi adalah beberapa baut, mur, dan sejenisnya untuk menyelesaikan rakitan jebakan yang sedang dia buat.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang