94 - The Effort

64 7 1
                                    

Kenapa harus dateng sekarang sih ini bocah kampret?



Preview part sebelumnya...

Udah tau kan kelakuan siapa? Bocah si paling gak tahu diri-- Hyunjin sialan. Mau gak mau, gue langsung ngelap air mata gue, malu.

Gue bahkan belom selese baca ini surat, gue nunggu momen ini sebulan lebih loh. Terus dirusakin momennya sama Hyunjin anjengggggggg. Untung ada Giselle, dia langsung jambak rambut Haje dari belakang terus narik dia buat keluar kamar.

Author POV~

Giselle masih menarik rambut Hyunjin yang masih juga belum peka dengan keadaan.

"Akh akh sakit Sel, sumpah!" teriak Hyunjin memohon kesakitan.

Giselle pun melepaskan tangannya dengan kasar, "Lo--lo emang bener-bener gak peka ya jadi manusia? Udah tahu dia nangis, masih saja ditanya nangis apa gak... ih gue botakin juga pala lo baru rasa lo, kesel gue!" omel Giselle ke Hyunjin dihadapan Jeno, Sunwoo, Hyunsuk, dan Heejin yang datang bersamaan saat itu.

"Dia nangis kenapa emang?" tanya Hyunsuk penasaran.

"Gatau, megang kertas gitu. Surat dari Nesya kali."

Sebenarnya kedatangan mereka ke rumah Jihoon adalah untuk mengajaknya keluar. Mereka tahu bahwa belakangan ini Jihoon terlihat depresi karena masalah Nesya, itulah mengapa mereka datang dadakan untuk menghiburnya.

Sedangkan Jihoon, yang masih dalam situasi yang emosional berusaha untuk mengatur moodnya dengan melipat kembali surat dari Nesya untuk dibacanya di lain waktu. Dia pun berdiri, lalu ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang sangat berantakan.

Tak lama kemudian, dia menuruni anak tangga untuk mendatangi teman-temannya.

"Kita ke sini cuma mau ngajak lo--"

"Let's go!"

Hyunsuk yang belum menyelesaikan ucapannya tentu dibuat terkejut dengan jawaban Jihoon. Dia menjawab sangat cepat, bahkan tak perlu waktu untuk berpikir.

///

Mereka menikmati waktu bersama sembari nongkrong di Kafe yang berada di tepi pantai. Dengan pemandangan yang indah, akhirnya mereka bisa menikmati waktu bersama lagi. Yang berbeda kali ini hanyalah ketiadaan sosok Nesya. Sosok yang selalu bisa mencairkan suasana dan jadi bahan godaan mereka semua.

"Kenapa pada diem si? Ngomong aja anjir kek biasa!" tegur Jihoon yang merasa aneh setelah melihat teman-temannya yang terlihat sangat canggung bersamanya.

"Abis lo keknya masih gak mood gitu," balas Hyunsuk ragu.

"Gue gak papa, sante aja."

"Kita janji bakal bantuin lo nemuin Nesya lagi, semakin banyak yang nyari kan semakin--"

"Gak perlu," pungkas Jihoon menatap Giselle, "Gak usah nyari Nesya lagi, ini pilihan dia. Gue mau ngehargain itu."

Meskipun Jihoon mengucapkan kalimat itu dengan senyuman, tetap saja hal itu mengandung arti yang berbeda di mata teman-temannya. Sangat nampak jelas bahwa omongan Jihoon tidak selaras dengan hatinya. Meski begitu, mereka tetap mengiyakan tanpa banyak bertanya karena itu adalah pilihan Jihoon.

"Oke, ini pilihan lo jadi gue harap lo bisa damai sama diri lo sendiri," ujar Hyunsuk memberi keyakinan pada Jihoon. Jihoon hanya mengangkat alisnya sembari melempar senyuman paksa.

"Gue jadi ke inget perjuangan lo buat dapetin dia dulu, Ji" ucap Hyunjin terkekeh mengalihkan percakapan.

"Ah itu... gue juga gak nyangka seorang Park Jihoon bisa bucin banget sama satu cewek" angguk Jeno menyetujui.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang