49 - Nightmare

94 13 0
                                    

AAAAKKKKHHHHHH~"




Preview part sebelumnya...


Author POV~

Nesya tak bisa bertahan lebih lama seperti ucapannya. Tangannya sudah sangat gemetar untuk bertahan dengan posisi bergelantungan seperti itu dan berakhir dengan jatuhnya dia ke lantai tangga.

Hal ini bebarengan dengan suara sirine polisi yang pada akhirnya tiba di sana. Beruntungnya sebelum tubuh Nesya terbentur lantai, ia lebih dulu di tangkap oleh Jihoon yang berakhir dengan menimpa tubuh Jihoon.

"Akhhhh~" keluh Jihoon yang masih berusaha menahan rasa sakit. "I'm sorry, i'm late. Are you okay?" lirihnya pelan sembari memeluk erat tubuh Nesya di atasnya. Jihoon mengatakan itu dengan meneteskan air mata karena sudah sangat mengkhawatirkan Nesya sejak tadi.

Nesya yang awalnya sudah pasrah dengan hidupnya, namun saat membuka mata ia bisa melihat kehadiran Jihoon dan teman-temannya yang membuatnya sangat lega.

"Wah aku pikir aku bakal mati," ucap Nesya masih tak percaya. Menyadari posisinya, ia pun tersadar, "Yak, Park Jiun... are you okay?!" Nesya lekas mengubah posisinya menjadi duduk dan membantu tubuh Jihoon agar menyamainya.

Jihoon masih meringis menahan sakit, namun ia berusaha menahannya dan mengganti dengan senyuman setelah melihat wajah Nesya.

"Aku lega kamu gak papa, Sya."

Plakkkk~

Nesya memukul lengan Jihoon dengan keras, "Yak, aku nanya kamu gak papa? Ahhhh pasti sakit banget ya, wait... kamu--nangis? Sakit banget ya, maafff..." Nesya juga rasanya akan menangis melihat keadaan Jihoon dihadapannya.

"Jangan nangis, aku gak papa kok. Harusnya aku yang nanya, kamu gak papa? Aku takut banget kamu sampai kenapa-napa tadi," balas Jihoon langsung menarik tubuh Nesya ke pelukannya, lagi.

Tidak hanya Jihoon, namun Giselle yang juga merupakan sahabat lama Nesya juga sudah mulai menangis melihat keadaannya.

Melihat itu, Nesya melepas pelukan Jihoon dan memanggil Giselle untuk gantian dipeluknya.

"Lo--lo gak papa?"

"Papa, huaaaaa..." Nesya juga mulai menangis keras bersama Giselle, "Aku sempet mikir kalo hidupku tadi cuma sampai hari ini doang..." tangisan Nesya pecah dan mengundang pelukan teman-temannya lain ke dirinya.

Setelah kejadian itu, Nesya dan Yoshi mendapatkan perawatan oleh badan yang bertugas. Suasana malam itu sangat kacau, orang tua mereka juga sangat panik sehingga mereka di suruh pulang saat matahari terbit hari itu.

Penyusup di vila itu ternyata berjumlah 5 orang, 3 dari mereka membawa benda tajam dan 2 lainnya membawa pistol. Mengingat situasi tadi, mereka semua masih sangat terguncang, kecuali Nesya dan Yoshi.

Melihat ketenangan Nesya dan Yoshi yang bisa dibilang adalah orang yang harusnya paling merasa terguncang saat itu, membuat teman-temannya serentak memicing keheranan.

"Yak! Kalian berdua bisa serius dikit gak sih?!" tegur Jeno yang membuat Nesya dan Yoshi terperangah bingung.

"Sumpah ya, kalian berdua itu hampir aja mati bege!" maki Haechan yang juga menahan amarahnya.

"Udah-udah biarin aja mereka, gue tau kalian syok, tapi ini bukan solusi" saut Jaemin menenangkan suasana.

Anak-anak lain memang benar tak marah, namun sebagai gantinya mereka semua natap Yoshi dan Nesya dengan tatapan sinis, termasuk Jihoon.

"Kalian semua pada kenapa si? Tenang aja, semua dah kelar. Mereka juga udah ke tangkep kok" bales Nesya santai sambil makan es krim dengan pipi belepotan.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang