Beberapa menit berlalu, Dira akhirnya pulang dan tak sengaja mendapati adiknya yang tertidur akan di bawa oleh orang tidak di kenal melalui jendela kamarnya.
***
Dira yang cepat tanggap tanpa bersuara langsung mengeluarkan handphonenya, ia merekam aktivitas orang tersebut secara diam-diam. Jika dia berteriak, mungkin saja dia juga akan celaka karena tak ada siapapun di rumah, pikirnya.
Segera setelah orang tersebut berhasil keluar bersama dengan Nesya, Dira langsung melakukan panggilan ke kantor polisi. Sebelumnya ia sudah mengirim cuplikan video ke orang tuanya, berharap bahwa orang tuanya lihat dan segera datang ke rumah.
Beberapa menit kemudian, polisi tiba dan mendapati Dira yang sudah sangat ketakutan. Matanya sembab, ia meringkuk memeluk lutut di halaman depan rumah.
"Pak tolong, a-adik saya..." ucapnya terbata-bata dengan mata yang sudah berlinang kembali, "Mereka manjat jendela kamar, terus pergi sambil bawa Nesya" sambungnya yang sudah penuh dengan isakan.
Dira menjelaskan segala situasi yang dilihatnya tadi, termasuk alasan kenapa orang tuanya belum juga sampai di rumah. Tak lupa, ia juga memberikan bukti yang memperlihatkan video orang tersebut yang sedang membawa Nesya. Meskipun tidak panjang, video itu terlihat cukup jelas meskipun hasil zoom-an.
Sayangnya, komplotan penculik itu sepertinya memang sudah terlatih. Mereka sangat rapi dan tak meninggalkan jejak apapun termasuk sidik jari dan lain-lain. Tujuan mereka pun sepertinya hanya menculik, hal ini dapat dilihat bahwa kamar dan rumah mereka masih tertata rapi tanpa ada yang hilang.
Orang tua mereka akhirnya tiba, dengan panik mereka memasuki rumah dan memeluk Dira yang sudah sangat pucat. Penyelidikan masih terus di lakukan, bahkan hingga malam tiba.
Jihoon?
Tentu saja dia datang segera setelah kabar itu di menyebar luas di masyarakat, bahkan reporter juga sudah mulai berdatangan ke rumah Nesya.
Jihoon bersama keluarganya datang dan turut prihatin atas kejadian itu. Tidak hanya itu, Jihoon merasa sangat berantakan saat ini. Ia merasa sangat menyesali perbuatannya karena tidak datang menemani Nesya tadi siang. Jika seandainya dia datang, mungkin saja hal ini tidak terjadi kepada kekasihnya itu.
Polisi bersama keluarga Jihoon dan Nesya sedang memperdebatkan hal-hal yang sedang terjadi, termasuk alasan kenapa Nesya tidak bangun saat orang-orang itu membawanya. Polisi telah berspekulasi bahwa Nesya sedang di bius saat di bawa oleh mereka, itulah mengapa tidak ada perlawanan sama sekali dari korban.
Saat semua orang berada di lantai bawah, Jihoon seorang diri berada di kamar Nesya. Pikirannya tak bisa berhenti untuk membayangkan kemungkinan apa yang bisa terjadi dengan kekasihnya saat ini.
Di satu sisi, Nesya mulai tersadar dan mendapati bahwa dia tengah berada di box besar yang sepertinya sedang berjalan. Tidak hanya dia, ada beberapa orang lain di sana, termasuk beberapa orang dewasa dan warga asing.
Nesya mencoba untuk berpikir jernih, ia tak bisa ikutan panik di saat seperti ini. Ia berusaha mengingat kembali apa yang terjadi, tapi ingatannya hanya sebatas ia telfonan dengan Jihoon lalu tertidur.
Setelah beberapa menit menganalisa situasi, Nesya akhirnya paham bahwa ia telah di culik. Persis seperti berita yang Jihoon ceritakan ke dia.
"Harusnya aku rajin nonton berita di rumah, bukan drakor. Kalo gak ya, seharusnya aku dengerin baik-baik cerita Jihoon waktu itu... Ah bodoh!" batinnya menyesal.
Beberapa hari yang lalu...
*Flashback...
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)
FanfictionLuckiest Girl mengisahkan tentang romansa anak remaja yang dikemas dalam bentuk komedi-thriller. "Lo beruntung karena lo adalah gadis yang gue pilih di antara para gadis." - Park Jihoon