22 - Tipsy

125 17 1
                                    

"Yap, that's ma girl!" ujar Jihoon bangga, meskipun ia tahu bahwa setelah ini Nesya akan mendapatkan masalah besar di dewan guru.


Preview part sebelumnya...





"Wow~" respon Hyunjin kagum dengan apa yang baru saja di lihatnya sendiri di depan mata, "Kecil-kecil ternyata brutal juga."

"Ternyata cewe lo bisa gila juga ya?!" sambung Jeno masih bertepuk tangan sejak tadi.

"Hm, dia emang dah gila" balas Jihoon frustasi.

Nesya datang ke kelas dan semua mata tertuju padanya, "Aishhh..." gumam Nesya menutupi wajahnya dengan rambut.

Hyunsuk menggeser kursinya mendekati Nesya, "Katanya lo abis berantem sama Yeri yak?"

"Yeri siapa?"

"Lo gak tau Yeri? Ituloh mantan ketua cheerleader di kelas tiga."

"Ah... yang gak naik kelas itu?"

"Eh mulut lo di jaga!"

"Ya kan emang bener dia gak naik kelas. Udah ah, bodo amat. Aku mo ke bawah," pamit Nesya bergegas.

"Mo kemana?"

Baru akan meninggalkan kelas, speaker dalam kelas berbunyi untuk memanggil Nesya datang ke ruang BK.

Nesya berbalik melihat Hyunsuk, ia hanya memberi respon '🙂' dengan  terpaksa sembari melirik speaker sebagai jawaban atas pertanyaannya.

Setelah Nesya pergi, Hyunsuk hanya bergeleng-geleng tak percaya, "Mentalnya terbuat dari apasi? Tebel bener, heran..." monolog Hyunsuk sendiri.

Nesya dan Yeri yang sudah berada di sana tak henti-hentinya dimarahi oleh bu Hwasa karena perilaku mereka, "Kamu juga! Udah gak pernah belajar, sok-sokan berantem pulak. Untungan kalo nilai kamu tinggi kek Nesya, ini nilai pas-pasan masih aja suka nyari masalah. Mau mengulang masa lalu kamu?!!" celatu bu Hwasa ke Yeri. Nesya yang mendengar itu tak sengaja mendengus karena menahan tawanya.

"Kamu juga! Jangan mentang-mentang kamu sering di puji-puji guru di sini bukan berarti kamu bisa seenaknya aja ya!" tegurnya ke Nesya lagi, Nesya hanya menganggukkan kepalanya. "Mukul muka orang, preman kamu? Kamu denger Nesya?!!" bentaknya karena Nesya masih berusaha menahan tawa terbayang wajah Yeri.

"Ya ampun, iya bu denger kok saya" balas Nesya cepat.

"Jelasin ke ibu kenapa kamu mukul Yeri sampai mukanya kek gini?" tanya bu Hwasa sambil nunjuk muka Yeri yang udah memar biru banget di sudut bibir dan pipinya.

Nesya melirik sinis menatap Yeri, "Kenapa gak nanya orangnya langsung aja? Orang dia yang mulai. Sumpah ya bu, aku gak kenal dia. Tiba-tiba dia dateng terus main nampar orang seenak jidat, mana sama nuduh yang gak-gak lagi," keluh Nesya kesal.

Bu Hwasa mulai menatap Yeri sinis, "Bener apa yang Nesya bilang? Kamu yang mulai duluan, Yeri? Kamu tuh ya dah kelas tiga, perasaan mulut ibu sampe gopel cuma ngomong jangan bikin ulah di sekolah..."

"Iya bu. Tapi beneran aku mukul dia gak sebanyak dia mukul aku! Gak adil dong bu," keluh Yeri juga tak terima.

Nesya memutar matanya malas, "Anggap aja yang terakhir bonus, kan gue dah ngomong. Ibu mau tau alasannya apa? Karena dia nuduh saya 'lonte' bu. Makanya sampe gitu, hehe..." balas Nesya cengengesan, di bagian kata 'lonte' Nesya sengaja berbisik kecil di telinga Bu Hwasa untuk tetap menjaga etika di sekolah.

Hasil akhirnya mereka sama-sama di hukum, namun bedanya hukuman Nesya lebih ringan dibanding Yeri. Semua pertimbangan itu karena hasil CCTV di kantin dan juga prestasi Nesya selama di sekolah.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang