08 - The Last Hope

134 17 1
                                    

"Jihoon-ah... Park Jiunnn... Pleaseeee--Arghhhhh!!!!!"

Preview part sebelumnya...










***

Lagi dan lagi, telepon itu mati seketika. Nesya membanting telepon itu saking kesalnya, "Aku bahkan belom denger suaranya, huaaaaaaaaaa!!!!!" teriaknya kesal.

"Petugas datang!" kode dari salah satu teman mereka yang sedang di luar.

Mashiho panik lalu segera menduduki telepon tadi dengan keras, "Kenapa ini ribut-ribut? Kalian di kasih waktu libur buat istirahat malah teriak-teriak."

"Maaf pak, Mashiho kayaknya keciprit di celana pak. Bau banget sampe kemana-mana," Nesya segera mencari alasan yang paling logis sambil melirik ke Mashiho yang sedang menahan sakit, dengan cepat ia menutup hidungnya dan diikuti oleh anak-anak lain. "Kalo bapak gak percaya, silahkan di cek sendiri aja..." tawar Nesya lagi.

Melihat eksresi wajah kesakitan Mashiho sambil melipat erat kakinya, petugas itu tak jadi masuk dan memilih pergi dari sana.

"Wahhhh nyaris aja..." ucap Yoshi lega. Semua orang merasakan kesejukan seketika, namun tidak dengan Mashiho.

"Mashi... Kamu gak papa? Aw, pasti sakit banget," tanya Nesya khawatir namun juga menahan tawa.

Bagaimana tidak, setelah mendengar petugas akan datang, Mashiho langsung melempar bokongnya ke telepon di sana tanpa kira-kira.

"Kamu sih, kenapa teriak-teriak dan buat petugasnya datang coba..." omel Mashiho yang sedang mencoba berdiri dibantu dengan Haruto.

Yoshi tak bisa menahan tawanya dan tertawa puas di tengah penderitaan Mashiho, "Keciprit, ngakak banget asli..." ejek Yoshi yang masih tertawa terbahak-bahak.

"Benar-benar tidak berkeperimanusiaan!" maki Mashi murka.

Nesya mengusap jidatnya kasar, "Berperi-ke-manusiaan!"







***

Siapa sangka doa dan harapan seseorang di saat itu segera terkabulkan. Di tengah keputusasaan mereka semua dengan harapan-harapan yang tak pasti, Jihoon ternyata telah menerima panggilan dari Nesya.

Jihoon yang sedang bersantai di kantin sekolahnya, ia mendapat telepon asing dan berpikir bahwa itu hanya iseng. Namun mengikuti kata hati, pada akhirnya ia mengangkatnya.

Panggilan suara itu terlalu kecil di tengah kebisingan kantin, namun cukup terdengar jelas suara perempuan yang memanggil namanya.

"Nesya? Nes... Nesya... Kamu diman--" telepon itu sudah mati terlebih dahulu, "Arghhh!!!!" teriak Park Jihoon dengan penuh emosi. Dia pun segera berlari ke arah parkiran tanpa memperdulikan apa-apa lagi.

"LO MAU KE MANA?" teriak Hyunsuk yang kebingungan.

"KANTOR POLISI, NESYA MASIH HIDUP!!!!" teriaknya sangat antusias.

Sesampainya di kantor polisi, di sana sudah ada Dira dan kedua orang tuanya.

"Lo juga dapet panggilan?" tegur Dira tanpa basa-basi.

"Hm, baru aja" balasnya dengan nafas terpenggal-penggal. Polisi segera melakukan upaya dengan panggilan suara yang baru terjadi di handphone Jihoon. Karena panggilan yang masuk ke Jihoon itu belum lama, sepertinya masih ada mungkinanan untuk melacaknya. Ya meskipun tidak mudah.

Selagi menunggu, Jihoon menceritakam bahwa ia mendengar jelas suara Nesya memanggil namanya. Meskipun singkat, tapi ia yakin nada suara dan panggilan nama itu hanya Nesya yang dapat melakukannya.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang