28 - Ya, I Need U but...

123 17 1
                                    

Junghwan berdecak sambil melirik Nesya dengan tatapan kesal, "Hishhhh..." keluh Junghwan  sebelum beranjak. "Padahal aku serius," gumamnya pelan.




Preview part sebelumnya...




Keesokan paginya, seperti biasa Junghwan bangun lebih dulu. Ia bersiap-siap untuk ke sekolah, sebelum berangkat dia juga tidak lupa memastikan bahwa Nesya tertidur lelap dan nyaman. Junghwan sengaja tak membangunkan Nesya karena Nesya pasti kecapean menjaga kembar semalaman.

Sebelum berangkat sekolah, Junghwan tak lupa mengecup pipi Nesya sebagai tanda pamit. Nesya yang merasakan sentuhan di pipinya terbangun, "Oh! Kamu dah mau berangkat?" sapanya sambil meregangkan tubuh.

"Iya kak, aku berangkat dulu ya..." pamit Junghwan namun keburu di tahan Nesya kembali.

"Bentar," Nesya berdiri dan mengambilkan sesuatu dari dalam laci meja, "Nih buat saku kamu, terus ini buat bayar ekskul, jangan lupa!" Nesya memberikan uang beberapa lembar dengan satu amplop putih.

"Kakak kok--tau?" tanya Junghwan bingung karena Nesya tiba-tiba memberinya uang untuk ekskulnya.

"Lain kali kalo ada apa-apa, ngomong. Untung kakak sering ngecek tas kamu, dah sana berangkat!"

Junghwan memanyunkan bibirnya manja lalu memeluk Nesya, "Maap ya kak aku ngerepotin kakak mulu, nanti kalo aku dah gede aku yang bakal nafkain kakak sama kembar, janji!" kata Junghwan penuh semangat.

"Iya iya, dah sana berangkat. Entar telat lagi" balas Nesya pasrah. Sebelum pergi, Junghwan tak lupa juga memberi kecupan pada kembar saking gemasnya.

Saat akan mengantar Junghwan keluar, di depan rumah sudah berdiri 2 manusia yang sama-sama tersenyum menatap kehadiran Nesya di pintu.

Junghwan dan Nesya sama-sama memutar bola matanya malas, "Kanes? Semangat!" kata Junghwan menyemangati Nesya yang sudah nampak frustasi, lalu bergegas berangkat ke sekolah.

"Yak! Kalian tau ini jam berapa? Aku bahkan baru bangun loh," tegur Nesya ketus.

"Aku bawain makanan buat kamu," kata Asahi ramah sembari menyodorkan kotak makanan yang di bawanya.

Jihoon yang tidak membawa apa-apa tentu saja tertekan dengan hal itu, "A-aku... aku bawa cinta, Sya" teriak Jihoon antusias meski garing.

"Btw kalian dah akur? Kok bisa datengnya barengan?" heran Nesya masih bertanya-tanya.

Mendengar pertanyaan Nesya, Asahi dan Jihoon segera merangkul pundak satu sama lain dan mencoba terlihat akrab. "Kita temenan kok, akrab banget malah. Ya kan, Sa?"

Asahi yang mendapat rangkulan dari Jihoon hanya tersenyum paksa dan menyingkirkan tangan Jihoon perlahan, "Iya, kita akur kok. Kamu tenang aja, Sya..." kata Asahi dengan raut wajah mencurigakan.

Nesya mengangkat alisnya bodo amat dengan semua itu, "Masuk--" bahkan sebelum kalimat itu berakhir, Asahi dan Jihoon sudah lebih dulu mencari tempat duduk di rumah Nesya.

Asahi mendapatkan hari libur dari pekerjaannya, itulah mengapa ia bersama Jihoon hampir setiap hari datang menemuinya. Meskipun sedikit menyebalkan, tapi Nesya justru memanfaatkan keuntungan dari kehadiran mereka, yaitu menjaga Gala dan Gian selama Nesya bekerja.

Akhir semester, pekerjaan Nesya bertambah. Ia sengaja mengambil semua pekerjaan yang bisa dia kerjakan agar dapat mengumpulkan uang secepatnya, mulai dari jadi guru les matematika, bahasa asing, mengurus dokumen kantor desa, hingga menjadi guard bagi turis asing.

Untungnya Nesya sangat pandai bergaul dan memiliki banyak minat saat di sekolahnya dulu, jadi di saat seperti ini setidaknya potensinya bisa menolong kehidupannya.

LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang