chapter 16

605 68 0
                                    

Selain itu, Putra mahkota yang memasukkan kembali kata-katanya itu dari mulutnya tampak sangat marah.

Dia bertindak seolah-olah dia sedang patah hati karena aku hanya melihat anak elf itu. Seolah-olah putra mahkota sedang cemburu.

Mungkin hanya khayalan aku saja yang terlalu berlebihan. Tetapi jika bukan itu masalahnya, lalu apa yang dimaksud dengan pemikiran absrudku ini?

Lalu pertama ,apa alasan Putra mahkota cemburu mengarah kepada elf itu.

Oh, tidak mungkin.

Aku memikirkan satu-satunya alasan mengapa putra mahkota bisa cemburu kepada elf itu.

"tuan raven juga cukup cantik"

"apa?"

Seolah-olah Putra mahkota hendak mengatakan sesuatu tiba-tiba dia berbalik kebelakang dan membuat suara mengantuk.

Tapi bagiku, ini adalah alasan mengapa Putra mahkota menjadi marah.

Iya. Sejauh ini putra mahkota sudah berapa kali melakukan hal yang bisa menarik perhatian orang lain dalam hidupnya? Meskipun aku baru menyadarinya. Putra mahkota pasti merasa bangga dengan penampilan yang dimilikinya.

Seolah dia bertanya kepadaku, aku pun bisa menebaknya hanya dengan melihat isi pemikirannya.

-kamu tak bisa menggunkan wajah cantikmu,kan?

Inilah yang dikatakan pangeran.

'beraninya kamu menggunkan matamu dengan menilai padaku yang lebih cantik?'

Kedengarannya seperti itu.

Agak konyol, tapi karena aku telah menjalani kehidupan sehari-hari dengan mengagumi wajah itu sehingga dia juga menjadi merasa bangga.

Tidak, jika dipikir-pikir, Putra mahkota kerajaan ini cendering memiliki sikap rendah hati dibandingkan dengan yang aku miliki.

Bagaimanapun putra mahkota, dia selalu memiliki kebanggaan yang besar diwajahnya, jadi marah hanya karena telah menempatkan dia sama didepan orang lain , tidak peduli seberapa besar lawannya.

Jadi aku menyimpulkan bahwa ini adalah.....

Penampilan dan feromon elf jauh melampaui manusia dan bahwa aku tidak akan dapat mengalihkan pandanganku dari elf itu.

Tetapi selain itu, kemarahan putra mahkota tidak terlalu sulit untuk dipahami.

Meskipun sulit bagiku memberikan jawaban yang diinginkan. Putra mahkota menatapku dengan ekspresi bingung, jadi aku segera menambahkan.

"aku tidak pernah merasakan perasaan ini ketika melihat seseorang. Seperti seseorang yang cantik, tapi aku pikir tuan raven adalah orang yang paling cantik sejap aku pertama kali melihatmu"

"....."

Pangeran raven yang mendengar pujian dari mulutku lalu menatap aku dengan wajah yang aneh.

Aku pikir, dia akan mengabaikan kata-kataku, dengan mengatakan 'jangan mengatakan sesuatu yang tidak berguna kali ini' karena dia adalah seorang pangeran yang biasanya akan marah ketika aku mengatakan sesuatu seperti itu.

Dia hanya menutup mulutnya dan mendengarkan aku. Bahkan dia tidak berpikir untuk menghentikan apa yang aku katakan.

Sebaliknya , dia hanya menatap bibirku, seolah sedang menungguku untuk mengatakan sesuatu lagi.

Apa yang harus aku katakan lagi pada mata itu? Yang seolah meminta sesuatu?

Bagaimana aku bisa memujimu disini?

tobat jadi penguntit ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang