Aku keluar dengan mengenakan tudung kepala seadanya karena merasa frustrasi. Ternyata di luar gelap. Karena aku tidak keluar selama beberapa hari sehingga aku tidak tahu waktu sekarang.
Namun, karena aku memakai batu sihir di leherku, aku tidak perlu khawatir akan terjadi perkelahian.
Tapi seseorang di belakangku menangkap bahuku yang sedang berjalan dengan pikiran kosong.
Apakah ini orang ngajak kelahi? Saat aku melihat ke belakang, ada wajah yang familiar. Itu Damien.
"Hai."
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
Aku bertanya sambil melepas tudung yang kupakai.
"....... Patroli?"
"Pada saat seperti ini?"
"Aku tidak bisa tidur........"
Dia menjawab dengan tatapan kosong. Sudah sekitar 15 hari sejak dia tidak bisa tidur.
Saat dia melihatku, dia berkata sambil mengucek-ngucek matanya seolah dia akan tertidur secara refleks.
"Keamanan di ibukota sedang tidak bagus akhir-akhir ini, tapi jika kamu berjalan-jalan dengan pakaian yang terlalu mencurigakan........ kamu akan ditangkap oleh para penjaga........."
Dia tidak bisa menyelesaikan perkataannya dengan benar dan mulai tertidur dengan akhir perkataannya yang diperpanjang. Kamu bahkan bukan anak kecil, itu pemandangan yang sangat mengagumkan.
"Apakah kamu tidur sambil berdiri dan berbicara?"
"Oh, maaf."
"Katakan saja untuk menidurkanmu."
"......."
Dia dengan keras kepala menutup mulutnya lagi karena kata-kataku. Dia bahkan bukan anak kecil dan aku tidak bermaksud memaksakannya untuk tidur.
"Baguslah. Kebetulan aku membutuhkan tempat melihat atmosfer."
"Apa itu?"
Aku duduk di bangku dan mengetuk kursi sampingku dengan perasaan cerita ini akan panjang, dan dia melihat ke bawah di sampingku yang kosong untuk sementara waktu dan menggelengkan kepalanya.
"Aku pikir kamu akan tidur jika duduk."
Orang yang keras kepala. Aku menyerah untuk menyuruhnya duduk.
"Jadi, apa membuatmu khawatir?"
Dia bertanya dengan wajah yang tidak terlihat penasaran dengan kekhawatiranku.
Sebenarnya, wakil komandan tidak bisa dianggap sebagai penasihat yang baik, tetapi akan lebih baik untuk mendengarkan pendapat banyak orang.
Aku perlahan-lahan membuka mulutku.
"Yah, ini bukan ceritaku. Ini tentang seseorang yang aku kenal."
"......."
"Dulu, beberapa tahun yang lalu, kami berciuman ringan beberapa kali, tapi kami tidak berkencan. Dia bahkan tidak pernah menyatakan perasaannya. Dia bilang dia tidak tahu bagaimana perasaannya."
"......."
"Tapi dia tiba-tiba muncul dan kemarin dia baru saja mengajaknya untuk menikah dengannya."
Damien bertanya segera setelah dia mendengar ceritaku.
"Yang Mulia akan menikah?"
"........ Aku tidak pernah mengatakan bahwa pasangannya adalah tuan Raven."
"Apakah kamu mencium Yang Mulia?"
"......."
Aku mencoba untuk terus menyangkalnya tanpa malu-malu, berpura-pura bukan itu masalahnya, tapi Damian yang mendengar ceritaku, sepertinya sudah yakin bahwa pasanganku adalah putra mahkota.