chapter 45

312 32 2
                                    

Secara resmi, pada saat itu adalah masa pemerintahan putra mahkota yang seperti Leeds. Selain itu, dia akan menjadi orang yang lebih luar biasa jika dia bisa mengendalikan kekuatan naga sepenuhnya.

Aku belum bisa memutuskan apakah itu baik untukku atau tidak, tapi dia bilang dia tidak akan membunuhku.

"Saya akan menantikannya."

Aku tersenyum sedikit saat menghadapi Putra Mahkota yang berkata begitu dan tertawa tanpa berpikir.

Aku bisa melihat Putra Mahkota membuka matanya sedikit lebar.

Kemudian terdengar 'letupan' dari sisi lain dan suara ledakan mesiu.

Ketika aku menoleh ke arah suara, kembang api berwarna-warni menerangi langit malam.

Cantik. Untuk sesaat aku tersesat dalam kobaran api berwarna-warni.

Kemudian, aku tiba-tiba melihat ke tempat di mana putra mahkota berada.

"........"

Dia tidak menatap kearah api berwarna-warni, dia hanya menatapku yang menatap api berwarna-warni selama beberapa saat.

Ketika mata kami bertemu, aku melihat panas yang aneh merembes di matanya.

"........"

Itu adalah tatapan yang pernah kulihat di beberapa tempat.

Beberapa saat yang lalu, di sarang naga, tepat sebelum putra mahkota tiba-tiba menciumku, dia memiliki pandangan seperti itu di matanya.

Apakah kamu mau mencium aku?

.........Yah, setidaknya 5 sampai 20 tahun ke depan dia akan ditakdirkan untuk terjebak di sarang naga.

Aku menutup mataku dan berbicara dengan nada menggurui.

"Lakukanlah."

Setelah melakukannya sekali, yang kedua kali mudah. Ini juga tidak akan usang.

Tapi Putra Mahkota berteriak dengan suara ketakutan pada kata-kataku.

"Ap, apa?"

"........"

Ketika aku tidak menjawab dan hanya memejamkan mata, dia sepertinya memperhatikan pikiranku juga.

Dia berkata dengan suara bingung dan gelisah.

"Ba, bagaimana kamu bisa.........!"

Pangeran tampak sangat malu karena melakukan skinship di depan orang lain.

Ketika aku membuka mata, aku melihat wajah Putra Mahkota yang benar-benar merah di bawah tudungnya.

"Ini adalah kesempatan terakhir Anda."

"........"

Pada kata-kata kesempatan terakhir, putra mahkota merenung sejenak, memutar matanya, lalu meraih pipiku seolah dia telah mengambil keputusan.

Aku memejamkan mata lagi saat akhirnya bertemu dengan tatapannya yang sepertinya merindukan sesuatu.

Segera, bibir hangat bersentuhan seolah-olah tumpang tindih dan angin bertiup dari suatu tempat hingga melepas tudung yang dikenakan putra mahkota.

Orang-orang di sekitarku langsung mengenali putra mahkota hingga terdengar suara gaduh.

Meski identitasnya terungkap, Putra Mahkota hanya mencium bibirku lebih dalam dan tidak berpikir untuk menjauh.

Setelah beberapa saat, aku membuka bibirku setelah dia melepas bibirku dan berkata.

"Semoga perjalananmu menyenangkan."

tobat jadi penguntit ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang