***
Keesokan harinya, sebuah undangan datang dari istana kekaisaran.
Pengirimnya tidak lain adalah putra mahkota Raven.
Apa, aku sudah melihatnya kemarin.
Jika kamu memiliki sesuatu untuk disampaikan denganku maka kamu bisa datang langsung ke aku tetapi mengapa kamu menyuruhku untuk datang pada hari libur seperti ini.
Karena aku punya posisi jadi aku tidak bisa menolaknya secara terbuka tapi aku tidak punya pilihan selain mengunyahnya.
Aku tidak punya pilihan selain datang ke istana kekaisaran bahkan sambil menggerutu.
Sampai harus melihat wajah bosku selama dua hari berturut-turut meski sedang berlibur.
Melihat Putra mahkota yang sedang duduk dengan santai, aku secara terbuka mengerutkan kening.
Untungnya, dia tidak melihat ekspresiku karena dia sedang melihat dokumen.
"eh...... Harta karun Kekaisaran Seirakia yang agung......."
Ketika aku mencoba untuk bersikap sopan tetapi Putra Mahkota melambaikan tangannya seolah-olah dia merasa terganggu.
Padahal aku buru-buru menghafalnya karena aku akan pergi ke istana kekaisaran.
"Duduklah di sana dan tunggu sebentar."
Putra Mahkota menunjuk ke arah sofa di sudut dan berkata.
Perlakukanannya tidak enak setelah mengundang tamu.
Namun, karena aku bawahannya jadi aku duduk diam tanpa mengungkapkan ketidakpuasanku.
Aku dengan rajin mengkritik Putra Mahkota tetapi pada saat dia menyelesaikan urusan politiknya dan mendatangiku dan berkata.
"Ikuti aku."
Dia melangkah tanpa mendengarkan jawabanku.
Aku penuh dengan keluhan. Aku juga tidak puas ditandai oleh bosku selama dua hari berturut-turut saat berlibur dan aku juga tidak puas dengan sikap putra mahkota yang tidak terus terang untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan dan bertindak seolah-olah dia sedang mencoba ingin dimengerti.
Karena terus mengkritik Putra Mahkota dalam hati seperti itu tiba-tiba Putra Mahkota tiba di tempat yang ingin dia kunjungi sebelum aku menyadarinya.
Sepanjang perjalanan membawaku ke sini, Putra Mahkota entah bagaimana terlihat gugup karena suatu alasan.
Tempat putra mahkota membawaku tampak seperti taman istana kekaisaran tapi ini adalah ruangan yang diblokir dari luar oleh tirai kaca transparan.
Apa yang kamu rencanakan dengan membawakanku ke sini? Ketika aku melihat ke arah putra mahkota dengan tatapan seperti itu namun dia berdiri dengan ekspresi gugup di wajahnya dan setelah berdeham lalu dia mengulurkan tangannya kepadaku.
Jelas-jelas tidak ada perangkat namun api berwarna biru mulai berkedip di tangannya.
Kemudian, berwujud manusia dan kemudian naga lalu membubung tinggi ke langit.
"Wow-."
Nyatanya, sihir adalah sesuatu yang aku lihat untuk pertama kali.
Kamu telah menunda-nunda selama ini hanya untuk menunjukkan ini kepadaku.
Itu adalah pemandangan misterius yang tidak bisa dilihat dalam kehidupan nyata.
Kekuatan sihir Putra Mahkota yang sangat lembut itu terasa sampai ke titik keajaiban.