Aku berdehem sambil mengumpulkan informasi yang telah kudengar sejauh ini dan mengatur apa yang ingin dikatakan oleh putra mahkota.
"...... hm hm. Untuk menggunakan sihir teleportasi, kamu membutuhkan seseorang yang mengetahui lokasi sarang naga, jadi kamu memintaku untuk membimbingmu. bukan?"
"...... ya."
Putra mahkota tidak bisa menyembunyikan ekspresi ragu-ragunya tetapi dia segera mengiyakan.
Putra Mahkota selalu memiliki kebiasaan meregangkan kata-kata yang akan diselesaikan dengan sederhana seperti ini.
Hutan Istal adalah tempat di mana monster dan iblis ganas berkeliaran dengan liar sehingga tidak sebanding dengan wilayah elf yang pernah kami kunjungi sebelumnya. Singkatnya, ini seperti penjara bawah tanah terakhir.
Jika putra mahkota meminta untuk pergi bersamanya maka aku akan menolak dengan segala cara tetapi tidak sulit untuk mengatakan lokasinya.
"..... kita akan segera kembali."
"Tentu saja."
Aku meraih tangan pangeran yang mengulurkan tangannya dengan acuh tak acuh.
Ketika aku memegang tangannya sepertinya senyum muncul di sudut bibir Putra Mahkota tetapi menghilang dalam sekejap mata jadi aku pikir aku salah melihatnya.
Dia bertanya dengan wajah dingin lagi.
"Apa koordinatnya?"
.
Sarang naga yang tampak seperti gua yang dibangun di atas tebing tampak kosong.
Mungkin pemilik sarang naga langka sedang pergi untuk sementara waktu atau meninggalkannya untuk bermain.
Jika yang pertama maka tidak apa-apa untuk menunggu dan melihat-lihat tetapi jika yang terakhir maka ceritanya akan menjadi rumit.
Putra mahkota tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya tetapi itu adalah keberuntungan bagiku. Karena aku bisa kembali secepat mungkin.
Lingkungannya penuh dengan energi gelap. Baunya seperti tempat yang berbahaya bahkan untuk orang asing.
Seolah membuktikan bahwa tempat ini berada di dunia lain terlihat sekelilingnya diselimuti udara dingin yang sangat berbeda dari Duchy.
Merasa kedinginan, aku menarik selendang di atas bahuku. Aku tidak ingin berada di tempat seperti ini walau hanya untuk sesaat.
Aku bertanya kepada Putra Mahkota yang sedang melihat-lihat sekeliling.
"Yah, mari kita kembali. Tidak ada pemiliknya."
'Dan aku masih mabuk.....' Namun Aku menelannya dalam hati karena jelas bahwa Putra Mahkota akan mengomel, yang dimulai dengan 'Jadi kenapa kamu minum alkohol?' ketika aku mengeluarkan kata-kata terakhir itu.
Putra mahkota memiliki ekspresi tidak puas tetapi seolah setuju dengan kata-kataku akhirnya dia meletakkan tangannya di pundakku untuk mempersiapkan teleportasi.
Saat aku membuka mata maka aku akan dibawa kembali ke mansion Duke. Memikirkan itu, aku perlahan menutup dan membuka mataku..........
"......?"
Ini masih di dalam sarang naga langka.
Aku ingin kembali secepat mungkin tetapi mengapa kamu malah menunda-nundanya?
Segera setelah aku menembakkan sesuatu padanya yang tidak mengaktifkan sihir terlihat putra mahkota di depanku melihat ke arah yang ada di depanku dan berkata dengan ekspresi tenang.
"Aku tidak merasakannya."
"......"
Di Hutan Ather, anak elf berkata bahwa dia tidak bisa mendengar hatiku.