CHAPTER 19

2.3K 142 15
                                    

singkat cerita ara dan zee pun sudah ketemu dan waktu nya berangkat ke rs.

Brumm!!!

sesampai nya di rs.

"di ruangan mana dah?."

"deket kamar olla ra, masa iya sih lo lupa. hadehh."

"yaa maap deh."

ara dan zee pun berjalan menuju kamar sinka.

sampailah ia di depan kamar sinka.

"kakak sepupunya lulu." ucap ara. "katanya, dia udah tak sadarkan diri lagi selama tiga hari."

"ada perlu apa kalian kemari?!! berani berani nya kalian kemari! pulang sana!." sentak seseorang.

"ayah." ucap mama sinka.

orang yang membentak zee dan ara adalah ayah nya sinka yang begitu galak, ayah nya sinka tidak mengerti akan hal yang di alami oleh putri nya.

ara pun menundukan kepala nya, tidak dengan zee.

"untuk apa? karena sampah seperti kalian, putriku nyaris mati!."

"kita tidak perlu membungkuk, ra. toh, kita tidak salah." ucap zee. "lagian, kenapa om om ini menuduh kita?."

"dasar bajingan! dengan bikin ribut kalian sudah jadi sampah masyarakat!."

karna ibu nya sinka terlalu khawatir dengan situasi yang begitu runyam. "hentikan lah, ayah."

zee yang tak mengerti dengan ucapan ayah sinka pun mengerutkan dahinya. "hah?."

"kalian merepotkan dan melukai orang lain! jangan pikir perbuatan jahat kalian bisa di maafkan sekalipun berubah saat dewasa nanti! dasar bocah badung!!."

cukup kesal zee melayani ayah nya sinka. "tch, apa kau tidak tahu lawan bicara mu itu siapa?!."

dengan lekas ara pun mendorong kepala zee untuk membungkuk.

"woi! apa yang kau lakukan?!." ucap zee.

"semuanya adalah tanggung jawab kami."

"oii!!."

"sekalipun sampah seperti kalian membungkuk, memang nya putriku bisa kembali seperti dulu?!."

"hah?!."

"diamlah, zee." bisik ara.

ayahnya sinka pun nangis sesunggukan. "selama ini, putri ku koma. baik wajah, maupun tubuh nya, di penuhi luka."

"kenapa? memang nya apa yang putri ku lakukan pada kalian?."

ibu sinka pun ikut menangis setelah ayahnya melontarkan kata kata itu.

"anakku yang sebaik dan semanis itu... kini sekujur tubuh nya babak belur." ucap ayah sinka dan membalikan badan. "pulang lah, jangan pernah muncul lagi di hadapan kami."

ayahnya sinka dan ibu nya pun pergi sambil menangis sesunggukan meninggalkan zee dan ara yang masih membungkuk.

"kita akan melawan zirayo, masalah yang terjadi di dunia kita. kita sendirilah yang akan menuntaskanya, di anggota geng kita pun... mereka juga punya keluarga dan orang yang berharga, jangan libatkan orang yang tak ada hubungan nya. jangan membuat orang di sekitar kita menangis, kau tidak harus memiliki kepala yang suka membungkuk.. cukup milikilah hati yang peduli pada orang lain." ucap ara.

dengan perasaan yang bersalah zee pun angkat bicara. "ara baik banget, ya. maaf ra, gua. bersyukur lu ada di sisi gua."

setelah membungkuk, zee dan ara pun pergi.. udah ketebak ya guys bahwa ara adalah hati nya zee, mereka saling melengkapi kekurangan.

ZeeSha (Aku Kamu Dan Samudra) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang