Warning!!!
Wattpad ini mengandung muatan dewasa seperti kekerasan, konsumsi minuman keras, rokok, narkoba, dll. Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan kisah tersebut, dianjurkan untuk tidak membacanya.
MOHON UNTUK PARA PEMBACA, UNTUK PELAN-PELAN SAAT MEMBACA CERITA INI, AGAR MENDAPATKAN SENSASI DAN TIDAK KEPENDEKAN.
SELAMAT MEMBACA!!
Dirumah Zee, kini dapat istirahat yang lebih dibanding di rumah sakit. Pada saat dirumah sakit, jujur saja dirinya merasa tidak nyaman karena keresahan yang kepada teman lama nya yang pernah satu perjalanan.
Dimalam itu, Zee duduk di meja belajar yang dulu ia gunakan untuk belajar pada saat masih menduduki bangku SMA.
Tian datang ke kamar Zee.
"Hari ini mau makan apa, Zee?" Tanya Tian sambil membawa kopi untuk Zee.
"Sesuai menu hari ini saja. Lagian, lo itu Kakak angkat gue, kenapa lo yang jadi seperti pembantu gini?"
"Yah, anggap aja gue anggota Harlan. Karena sekarang gue jadi pemimpin sementara, dan ketika keadaan lo udah stabil lagi, Harlan akan ada di genggaman lo. Aturlah Harlan sesuka lo nanti, dan jangan pernah terlalu menyombongkan diri."
"Gak usah ceramahin gue, gue juga tau soal Harlan dan dunia mafia!"
Tian mengangguk.
"Owh iya, Tian." Ucap Zee menahan Tian.
"Kenapa?"
"Apa si bajingan itu udah kembali?"
"Hah? Siapa itu?" Tanya Tian dengan mata yang menyipit.
"Ck! Si Gracio sialan itu."
Tian menganga sambil melotot kaget.
"Zee?!!"
"Ha? Kenapa?" Tanya Zee.
Zee pun menyadari, dan ikut menganga dengan mata yang melotot kaget.
"Shit! Gue baru inget." Kata Zee. "Yauda lo boleh keluar, terimakasih kopinya."
Tian pun keluar dengan raut wajah yang keheranan, dan tidak menyangka. Zee mengambil kopi nya dan berjalan menuju rooftop.
Angin diluar begitu kencang, sehingga dirinya terbawa oleh suasana angin. Zee membakar rokok nya, dan menyeruput kopi.
"Waktu begitu cepat ya, Ayah. Aku kira ini masih di tahun lalu, andai saja kamu tidak mati karna penyakit, mungkin kita akan terus-terusan bertengkar." Ucapnya sambil tersenyum.
Zee tersenyum dengan air mata yang turun dari mata nya. Dirinya begitu rindu dengan sosok Gracio yang selalu berada di sisinya.
Merasa cukup dengan suasana nya, Zee pun keluar rumah untuk bermain dengan teman-temannya.
Dengan menggunakan jaket levis yang berwarna hitam dan, motor yang sangat kencang, Zee benar-benar baru merasakan ngebut-ngebutan di jalan yang selalu ia lewati bersama Marsha pada saat dulu.
Sesampainya di depan sekolah, Zee langsung duduk dan memesan 1 mangkok bakso.
Angkringan depan sekolah memang tidak pernah sepi sekalipun, dikarnakan siswa yang rumah nya jauh lebih memilih menetap di kamar (asrama)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZeeSha (Aku Kamu Dan Samudra) [END]
General FictionMari berlayar bersama ZeeSha Kisah Cinta Anak Sma HANYA FIKSI, DILARANG MENYANGKUT PAUTKAN DUNIA NYATA!!. "kamu janji kan terus sama aku?". "iya janji." zee "Dan Jakarta, Bagiku Bukan Cuma.. urusan wilayah belaka. Lebih jauh dari itu, melibatkan pe...