CHAPTER 99 S2

1.5K 99 31
                                    

Warning!!!

Wattpad ini mengandung muatan dewasa seperti kekerasan, konsumsi minuman keras, rokok, narkoba, dll. Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan kisah tersebut, dianjurkan untuk tidak membacanya.

MOHON UNTUK PARA PEMBACA, UNTUK PELAN-PELAN SAAT MEMBACA CERITA INI, AGAR MENDAPATKAN SENSASI DAN TIDAK KEPENDEKAN.

SELAMAT MEMBACA!!

H-1 pernikahan. Dimalam hari, Zee dan Marsha berjalan-jalan untuk menikmati masa muda nya yang akan segera berakhir itu. Mereka mengabadikan moment-moment hari terakhir nya saat masih menjadi lajang.

Zee mengajak Marsha ke tempat-tempat yang dulu pernah ia singgahi. Zee hanya bisa berharap bahwa Marsha masih ingat akan hal yang saat itu mereka lakukan di tempat itu.

Sambil memakan ice creamnya, Marsha bernyanyi disandaran bahu Zee, dan Zee yang memainkan gitar. Lagu yang tetap sama selalu di putar, Figura Renata- Runtuh Tepat Waktu.

Lagu itu sangat membekas di pikiran mereka, sehingga mereka berdua pun selalu memutar lagu itu saat berpergian memakai mobil.

"Aku jadi keinget kenangan kita pas SMA, deh. Dimana aku baru kenal satu sama lain. Termasuk kamu," kata Zee memainkan petikan indah dari gitarnya.

"Dulu kita kenal karna kamu gak sengaja nabrak aku kan? Pas itu kamu lagi buru-buru gak tau kemana, main lewat aja, mana gak ngebantuin aku lagi."

"Itu darurat, aku juga lupa karna apa." Zee tertawa kecil.

Masih ingat? Pada saat pertama kali Zee bertemu dengan Marsha itu adalah ketika Zee menabrak Marsha yang sedang berjalan membawa barang.

Zee memang tak sengaja menabrak Marsha, karna dia juga ada hal lain yang harus ditangani.

"Owh iya, Bik Eli sama Bik Febi apa kabar, ya?" tanya Marsha.

"Keadaan mereka baik. Ya... sehat wal afiat lah. Minggu kemarin aku dateng berdua Ara."

"Kok ga ngajak-ngajak aku, sih?" tanya Marsha dengan nada sedikit kesal.

"Itu mendadak," jawab Zee sambil mengurai rambut Marsha.

Marsha tak menjawab lagi, melainkan membuang wajah nya tak menatap Zee.

"Yauda deh, sehabis ini kita kesana."

Marsha pun menoleh sambil memasang wajah sumringah. "Asik!"

Biar pun malam, dua warung itu tetap ramai, dikarenakan sekolah yang kini mempunyai asrama, murid-murid pun jadi banyak yang berkeliaran.

Namun, sekolah itu kini sedikit tercemar nama baiknya karena beberapa murid melakukan pemalakan terhadap warga, dan juga meminum alkohol di asrama. Di tahun Zee memang nakal, tapi tidak senakal tahun sekarang.

Para guru yang ada di sekolah pun tidak bisa melarang anak murid untuk tidak melalukan nya, karena orang tua beberapa dari mereka adalah donatur di sekolah tersebut.

Itulah yang terjadi, ketika orang tuamu adalah donatur, kamu akan aman sekolah disitu. Sama halnya seperti kehidupan di Indonesia.

Zee dan Marsha pun sampai di warung Bik Eli, mereka datang dengan keadaan sekolah yang sedikit sepi, karena para murid disibukkan dengan materi sekolah yang rumit.

"Wah, wah! Ada Marsha sama Zee nih, tumben banget datang kesini. Ada apa?" tanya Bik Eli yang sedang merapikan peralatan makan.

"Ngga ada apa-apa, Bik," jawab Marsha sedikit tersenyum.

ZeeSha (Aku Kamu Dan Samudra) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang