104

9 1 0
                                    

"Gimana-gimana?" tanya Bangchan dengan isi kepala yang tiba-tiba kosong. "Maksudnya?"

Younghoon menghela nafas pendek lalu melirik Jaehyun yang hanya menusuk rotinya dengan tusuk gigi. "Lo pada ingetkan waktu gue sama Eunwoo nyari bukti kejadian Jihan ditikam?"

Empat orang disana mengangguk dengan kompak.

"Kita dapat bantuan dari salah satu polisi kenalan bokapnya Jacob. Jadi gue sama Eunwoo diminta buat metain lokasi mana aja yang dikunjungin Jihan selama satu minggu terakhir."

"Makanya lo nanyain kita ada pergi kemana aja sama Jihan?" sahut Hyunjae yang teringat pada hari Jihan berakhir di rumah sakit setelah ditemukan di rooftop. Dua hari kemudian, dia dihubungi oleh Eunwoo tentang kemana saja dirinya dan Jihan selama satu minggu terakhir. Tapi Hyunjae mengatakan tidak ada. Lagipula hubungannya dengan Jihan masih belum membaik sejak kejadian terakhir di kafe ini.

"Dan Jacob," tunjuk Jungkook dengan pandangan yang tertuju pada kasir yang tengah menatapi Jacob dari kejauhan, "nanyain ke Solbin?"

Jacob mengangguk tanpa kecurigaan apapun. "Soalnya Solbin pernah bilang Jihan sering main ke kafenya. Jadi pas gue tanya ke dia kapan terakhir Jihan datang ke kafenya dan dia bilang sekitar empat hari dari tuh anak masuk rumah sakit."

"Dan kejadiannya bener-bener di depan kafe ini?" tanya Bangchan dengan hati-hati, bahkan suaranya ikut dikecilkan.

Younghoon mengangguk. "Di gang dan orang yang nikam dia sama kayak orang yang bikin mobilnya bermasalah."

"Mobilnya?" tanya Jungkook.

"Ah!" respon Younghoon sambil menunjuk Jaehyun yang mengangkat kepalanya. "Lo belum ngasih tahu mereka?"

"Gak sempet."

"Apa lagi ini?" seru Bangchan dengan nada putus asa. "Apa lagi yang gak gue tahu soal tuh anak?"

Jacob menepuk bahu temannya itu sambil mengangguk kecil. "Gue juga gak tahu kok."

"Inget waktu Jihan bilang kalo dia jual mobilnya, kan?" tanya Younghoon dan teman-temannya langsung mengangguk. "Gue juga baru tahu, ternyata dua mobilnya Jihan dirusak sama seseorang. Polisi yang bantuin kita bilang kalo Jihan ada bikin laporan kalo mobilnya diganggu orang. Jadi mereka langsung ngecek CCTV apartemen dan emang bener, mobil tuh anak, gak tahu diapain, pokoknya kalo dikendarain bisa bikin celaka."

"Terus inget dia datang ke sekolah dengan tangan luka?" timpal Jaehyun sambil mengangkat gelasnya yang sudah kosong lalu menghela nafas. "Dia beneran diserang sama preman suruhan nyokap tirinya dan ditolongin sama Kak Taehyung."

"Taehyung yang itu?" ulang Bangchan sambil melirik Younghoon. "Kakak tiri lo?"

Younghoon hanya mengangguk tanpa keberatan tanpa biasa. Sepertinya dia mulai terbiasa membahas kakak tirinya tanpa keberatan.

"Ditikam, diserang preman, mobilnya dirusak." Jungkook bergumam serius sambil menatap empat gumpalan tisu yang sudah disusunnya berjejer. "Terakhir mobilnya Eunwoo meledak di depan apartemennya. Gue jadi merasa bersalah."

"Soal apa?" tanya Bangchan.

Jungkook menatap sahabatnya satu persatu lalu menyisir rambutnya ke belakang. "Bersalah karena gak tahu udah berapa kali dia ngalamin kayak gini. I mean, her life was threatened again and again."

Younghoon juga ikut-ikutan mengusap belakang lehernya. "Gue juga gak tahu. Ya, kita emang tahu tuh anak siap mempertaruhkan nyawanya tapi ancaman yang dia terima beneran bukan cumaa peringatan."

"Kalian gak bisa nyalahin diri sendiri sih." Jaehyun menggeser jauh minumannya lalu menghela nafas. "Jihan juga kayaknya gak pengen ngelibatin kita makanya tuh anak santai aja pas nyawanya sendiri terancam. Dia gak ngomong apa-apa."

"Padahal moodnya udah jelek berkali-kali." Jacob menambahkan, ikut merasa bersalah karena tidak terlalu memperhatikan sahabat perempuan mereka. "Berulang kali ngeluh."

Di saat seluruh sahabatnya saling menyesali ketidaksadaran mereka, Hyunjae yang sedari tadi terdiam tampak hanya menatap kosong ke meja. Dirinya sedang memikirkan hal yang berbeda. Ingatan-ingatannya seputar Jihan yang cukup aneh untuk dikatakan normal. Hyunjae tidak suka mempercayai feeling-nya tapi berhubungan dengan Jihan, entah kenapa...

"Lo kenapa?" sahut Jungkook seraya melempar temannya itu dengan gumpalan tisu. "Jiwa lo masih disini, kan?"

Hyunjae hanya menoleh sekilas lalu kembali memandangi meja.

"Tapi," sahut Bangchan dengan tiba-tiba menatap Hyunjae, "gue masih penasaran sama lo!"

"Gue?"

Bangchan mengangguk sambil menatap seluruh teman-temannya yang sudah terfokus menatap Hyunjae. "Semoga ini cumaa pemikiran gue sama Eunwoo ya, tapi lo sama Jihan kayaknya punya ikatan batin yang kuat deh?!"

"Mendadak banget topiknya?!" sahut Younghoon dengan alis yang saling bertautan. "Lo berpikiran kalo mereka anak kembar?"

Jacob mengangkat tangannya sampai sebatas dada, meminta perhatian untuk menyampaikan pendapat. "Sebenernya gue juga berpikiran yang sama sih. Jihan, Hyunjae sama Hokuto. Kalian bertiga selalu bareng pas SMP dan kalo ada sesuatu sama Jihan atau Hokuto pasti salah satu dari kalian yang pertama sadar."

"Oh iya," ucap Jungkook sambil menopang dagunya, "kalo dipikir-pikir juga kayaknya aneh deh. Contohnya kayak cerita kalian di atap, yang nemuin Jihan pingsan. Anak-anak bilang lo yang pertama lari dari kelas. Padahal gak ada yang manggil. Bahkan Jihan gak ada ngubungin lo."

Hyunjae menundukkan kepalanya, menatap kedua telapak tangannya yang sesekali tertutup dan terbuka. "Gue juga bingung. Insting? Feeling? Gue gak tahu harus nyebutnya apaan. Ini bakal aneh buat kalian tapi gue beneran denger ada orang yang bisik ke gue buat nemuin Jihan di atap hari itu. Gue langsung lari soalnya sekali ada bisikan itu, pasti Jihan lagi kenapa-kenapa."

"Sekali ada?" ulang Jacob hanya untuk memastikan jika pendengarannya tidak salah. "Berarti beneran udah beberapa kali?"

"Gak sering." Hyunjae menyentuh kedua telinganya. "Ini keempat kali selama SMA dan pertama kali sepanjang kelas tiga."

"SMP juga pernah?" tanya Younghoon.

"Sering, seseringnya Jihan sama Hokuto terlibat masalah. Mungkin tiap minggu kalo mereka berantem. Termasuk waktu Hokuto ditemuin dalam bak mandi, Jihan jatuh ke sungai, mereka berdua di pojokin sama preman dan lainnya."

Bangchan hendak bersuara tapi mendadak terdiam. Jika dipikir-pikir, hampir semua kejadian yang melibatkan dua nama itu pasti Hyunjae yang pertama menyadari. Parahnya, semua kejadian itu benar-benar membahayakan nyawa kedua sahabat mereka.

"Berarti termasuk kejadian sama Kingston tahun yang lalu?" sahut Jacob seraya menunjuk Jungkook. "Inget waktu lo sama Jihan dikepung mereka?"

"Ingatlah, anjir! Kita dipojokin di jurang waktu camping gabungan! Mau berantem juga gue sama Jihan yang bakal mati kalo salah gerak. Mana mereka bawa sajam lagi. Sialan, kok gak ketahuan sih?"

Bangchan menatap Hyunjae yang masih mengusap kedua telinganya. "Kejadian itu lo dibisikin juga?"

"Iya."

"Hantu bukan sih?" sahut Younghoon yang tiba-tiba merinding.

Hyunjae mengedikkan bahunya lalu meraih minumannya dan meneguk habis. "Kejadian terakhir juga, gue bisa aja gerak cepat tapi ada sesuatu. Jadi butuh beberapa belas menit, pas Bangchan ngubungin Minho baru deh gue bisa langsung pergi."

Tidak ada yang menangkap kalimat tersirat dari Hyunjae. Mereka tampak lebih fokus memikirkan tentang apa yang membuat bisikan padanya. Hyunjae sendiri bersyukur karena hampir saja menjabarkan hal yang apa dialaminya hari itu.

*Triumvirate*

TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang