165

5 1 0
                                    

Sekalipun penghuni di rumahnya bertambah dua orang, tidak ada yang berubah sama sekali. Ditambah libur juga mereka masih betah pada aktivitas masing-masing.

Mungkin cuma Yedam yang senang karena punya banyak teman. Jadi anak SD itu merasa tidak kesepian dan tidak perlu sampai harus membujuk kakak sepupunya.

"Gak. Jarinya disini!" ucap Mingyu sambil mengatur posisi jari yang lebih muda pada gitar. "Coba dibunyiin!"

Contohnya hari ini. Yedam baru saja menambahkan satu nama ke daftar orang yang mau didekatinya. Iya, Mingyu. Bangchan saja sampai bingung saat tiba-tiba melihat adik sepupunya melompat ke pangkuan temannya itu.

Sebenarnya sudah hampir seminggu ini kedua temannya menginap di rumah. Tambah Jungkook yang sedang absen untuk part time hari ini.

"Jari dia masih pendek, Gyu!" sahut Bambam yang sedang bermain game di ponselnya. "Coba gitarnya dikecilin dulu!"

Bangchan yang kebetulan akan lewat langsung memukul kepala temannya itu. "Lo yang gue compress biar makin kecil!"

Yedam tidak peduli akan keributan di seberangnya dan masih fokus pada gitar di pangkuannya. "Terus yang ini gimana?"

Mingyu yang memang dasarnya tinggi dan memiliki telapak tangan yang besar berusaha menahan diri untuk tidak gemas. Masalahnya jari-jari Yedam itu masih kecil. Jika dipegangnya langsung hilang. Jadi lucu.

"Chan!" panggilnya dengan senyum ala bapak-bapak. "Yedam buat gue ya?"

Untung jauh. Jika dekat mungkin Bangchan akan menerjang cowok tinggi itu.

"Adek gue bukan miniatur yang bisa Lo minta-minta!"

"Tapi, Dam," sahut Bambam yang masih fokus pada ponselnya, "Bangchan juga bisa main gitar, kan?"

Yedam mengangguk tapi matanya masih tertuju pada senar gitar. "Tapi Kak Chan jarang di rumah jadi susah mau minta ajarin. Yedam biasa diajarin sama Kak..."

"Kak siapa?" tanya Bangchan seraya meraih remot.

Yedam seketika memasang wajah yang serius, berusaha mengingat nama orang yang dimaksud. "Duh, lupa namanya. Pokoknya itu tetangganya Taehyun. Mukanya kayak kartun ayam yang kacamata itu! Kak Chan tahu, kan?"

Bangchan langsung menggeleng. Dia sama Yedam sepakat untuk menjawab jujur. Jika tidak tahu, ya jawab tidak tahu.

"Ish, pokoknya kakak yang itulah." Yedam menjawab sekenanya yang menarik tangan Mingyu. "Gini bukan, kak?"

"Tekan senar yang satunya." Mingyu masih membantu jari-jari kecil itu tapi fokusnya justru tertuju pada Bangchan yang mendadak terdiam setelah melihat sesuatu pada ponselnya. "Kenapa Lo?"

Bambam yang juga penasaran langsung ikut menyudahi permainannya dan menatap Bangchan. "Apa nih? Ada sesuatu?"

Bangchan menatap dua temannya secara bergantian lalu tersenyum tipis. "Bokap gue ngajak ketemu."

"Umm, oh?!" balas Mingyu yang tidak tahu harus bereaksi seperti apa jadi dia langsung melempar pandangan pada Bambam. "Gimana?"

"Mau ketemu dimana?"

Bangchan kembali menatap ponselnya lalu menghela nafas. "Disini."

"Yang lain mau dihubungin gak? Jihan?" tawar Bambam.

"Gak usah deh." Bangchan melempar ponselnya ke sisi sofa yang kosong. "Gue bisa handle ini. Cuma tolong amanin Yedam aja."

"Oh, aman." Minggu langsung mengacungkan jempolnya lalu menatap Yedam. "Nanti temenin kakak keluar, mau gak?"

TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang