114

5 1 0
                                    

Jihoon dan Jeongwoo baru saja tiba saat sebuah motor berhenti di belakang mereka. Seonghwa dan Youngtaek. Tapi hanya kakak sepupunya yang turun, sedangkan pengendaranya langsung memutar motor.

"Kalo dah balik, kabarin aja!"

Setelahnya motor itu melaju.

"Tumben gak ngikut?" tanya Jihoon yang masih menatap arah pergi motor tadi. "Biasanya ngekor mulu?"

"Diare. Abis dikerjain sama anak-anak sekelas." Seonghwa menjawab sambil menatap adik bungsunya yang sedang menghisap susu kotak sambil berjongkok. "Ayo diri!"

Jeongwoo menurut saja. Dibiarkannya susu kotak bergantung di mulutnya, sedangkan kedua tangannya langsung menggandeng tangan kedua kakaknya.

"Kok ke rumah Kak Jinjin?"

"Tahu?" tanya Jihoon sambil menunjuk rumah di depan mereka. "Maksudnya kenal sama yang punya rumah ini?"

Jeongwoo mengangguk. "Kakak yang biasa nemenin Junghwan main."

Seonghwa malah salah fokus pada mobil Civic yang terparkir di halaman rumah tersebut. "Kok mobilnya disini? Bukan di rumah Yangyang?"

Jihoon ikut menatap objek yang dimaksud lalu keningnya berkerut. "Tadi pagi masih di rumah Yangyang kok!"

"Ayo masuk!" tarik Jeongwoo pada kedua kakaknya. "Jeongwoo mau pipis!"

"Ish!"

Akhirnya tiga saudara itu melangkah semakin dekat. Area perkarangan rumah tersebut lebih luas daripada yang mereka bayangkan. Letak rumah yang tepat di tengah-tengah, membuat halaman kosong di sekitarnya tidak terlihat. Kurang lebih halaman panti asuhan dan tidak ada apa-apa disana.

"Jadi?" tanya Jihoon yang langsung menghentikan langkahnya ketika sampai di teras. "Terus gimana?"

Seonghwa juga tidak memiliki jawaban. Jadi tidak ada pilihan lain untuk menghubungi orang yang meminta mereka datang kesini alias Park Jihan.

"Kalo gak diangkat lagi, gue doain..."

"Apa? Mau nyumpahin apa?"

Ketiganya langsung menatap ke arah pintu yang terbuka. Ada Jihan disana, sedang mengulum sebuah permen tangkai dengan ekspresi jengkel.

"Gak capek ngeliat gue keluar-masuk rumah sakit?"

Jihoon berdecak pelan. "Kita lebih capek sama kelakuan Lo!"

Jihan mendengus tapi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengisyaratkan kepada ketiganya untuk segera masuk ke dalam.

"Lo kenal sama yang punya rumah?" tanya Seonghwa sambil sesekali memandangi interior rumah tersebut. Bagus dan mewah. Berbanding terbalik dengan apartemen kakak sepupunya yang gelap dan suram.

"Anyway," ucap Jihan sambil mendudukkan dirinya di sofa, "kalian bakal tinggal disini."

"Tiba-tiba?" sahut Jihoon.

Jeongwoo menatap dua kakaknya secara bergantian. "Jeongwoo harus seneng atau gak nih?"

"Bentar dulu!" ucap Seonghwa seraya melepaskan tangan adiknya lalu duduk di sebelah Jihan. "Maksudnya? Lo yang beli rumah ini?"

Jihan menggaruk kepalanya tanpa minat lalu menghela nafas. "Rumah ini punya nyokap gue. Park Jiyeon ya, bukan yang itu!"

"Punya Mama?" ulang Jihoon sambil menarik Jeongwoo ke arah dua yang lebih tua. "Rumah ini punya Mama?"

"Santai, gue juga baru tahu kok." Jihan menarik Jeongwoo agar duduk di pangkuannya.

Seonghwa sendiri sudah memincingkan matanya curiga, seolah sudah hafal kepribadian cewek itu. "Baru tahu berapa tahun Lo?"

TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang