127

4 1 0
                                    

Untung saja, tiga orang di rumah itu berhasil selamat dari ucapan Jihan. Setidaknya rahang mereka berhasil terlindungi dari tangan baja si anak SMA.

Sedangkan Jihan sendiri masih mencerna informasi yang baru saja diserapnya. Semua pertanyaan di kepalanya, tanpa terkecuali. Mulai dari bagaimana Jimin dan Jinwoo bisa hidup, kematian palsu Omnya sampai kematian Youngjo.

Mereka sudah mengklarifikasi soal kematian palsu yang dialami empat orang itu. Keterlibatan ayah angkat Youngmin dan bagaimana cowok itu sampai menjadi pembunuh sewaan mama tirinya. Kemudian keikutsertaan Youngjo dalam rencana kematian palsu Jimin sampai dirinya sendiri. Semuanya sudah direncanakan dengan sangat matang dan tetap berjalan semestinya sampai detik ini.

Selagi dia berpikir, orang dewasa lainnya sedang membahas sesuatu yang sedikit berbeda. Mulai dari membahas kumpulan informasi yang mereka temukan sampai rencana mereka untuk selanjutnya. Agak mengabaikan si anak SMA yang masih tenggelam dalam pemikirannya.

"Jadi udah dipastiin kalo yang diincar itu sebenarnya Sunwoo?" tanya Namjoon sambil mengamati lembaran kertas yang tergeletak di atas meja kaca. Sesekali dia membenarkan posisi kacamatanya. "Terus gimana? Bakal diambil Youngmin?"

"Dia udah pasti gak bisa nolak juga." Youngjo menggeser satu kertas yang berisi sebuah capture dari rekaman CCTV. "Ini gambar dari seberang jalan waktu Om sembunyi di semak-semak. Gue dapat pastiin ini nyokap Lo!"

"Dan masalahnya nyama Youngmin juga terancam." Seungjin menambahkan sambil menunjuk satu pria di foto itu. "Orang ini yang ditugaskan buat ngawasin Youngmin."

"Your job..." ucap Nayoung yang terhenti saat Youngjo memberikan selembar kertas lainnya. "Cepet juga?!"

"Gue udah ngelacak identitas mereka lebih dulu." Youngjo menunjuk foto pada kertas yang baru diletakkannya. "Mereka masih orang yang dulu kerja sama bokap Byun Haru."

Youngmin meneguk minumannya lalu berucap, "jadi mau gimana? Bikin skenario lagi atau gue mundur dari tawaran itu?"

"Mundur sih gak bisa juga." Taehyung menyahut seraya menghela nafas. "Emang paling amannya Lo yang turun tangan sambil ngulur waktu."

"Masalahnya itu semua sama-sama beresiko." Jimin menambahkan. "Kalo pun Sunwoo selamat tapi bukan berarti nyokap kalian bakal berhenti gitu aja, tetap ada ancaman. Gitu juga sama Youngmin. Mau berhasil atau gak, posisinya Youngmin sama kayak Sunwoo kalo suruhan itu sampe turun tangan."

"Yang pasti kita gak bisa pake cara yang sama." Seungjin menyimpulkan. "Yeobin lebih teliti dan hati-hati. Bisa-bisa semua motif kita terbongkar dan akhirnya ketahuan kalo dari awal Youngmin gak ngebunuh siapapun."

"Jadi kita butuh solusi tercepat buat masalah yang ini." Jinwoo berucap sambil meletakkan kumpulan kertas yang diklip menjadi satu. "But we need to talk about this!"

"Itu urgent juga?" sahut Nayoung yang terdengar tidak yakin.

"Not really." Jinwoo menjawab jujur sambil menepuk-nepuk tumpukan kertas yang dibawanya. "Tapi Lo semua pasti udah denger kabar dari Mark, kan?"

Jimin yang duduk melantai langsung menegakkan tubuhnya. "Kabar apaan?"

Youngjo langsung mengoper ponselnya ke cowok itu lalu kembali menatap laptopnya. "Si pengacara terlibat kecelakaan hari ini. Mark curiga kalo kecelakaannya disengaja tapi dia belum tahu detailnya."

"Terus gimana keadaannya?" tanya Jimin yang terlihat agak panik.

"Ya, gak terlalu parah. Dia cuma keserempet jadi cuma lecet-lecet." Youngjo memutar laptopnya ke arah yang lain. "Ini rekaman CCTV yang gue dapet."

"Keliatan natural sih." Youngmin berkomentar dengan agak tidak yakin. Lagipula sejak beberapa hari ini dia sudah tidak fokus karena selalu teringat akan nyawanya yang dalam bahaya. "Atau cuma pendapat gue?"

TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang