Jaehyun mempercepat langkahnya. Beberapa kali juga dia menabrak orang-orang di sekitarnya. Pandangannya juga terlalu fokus pada ponselnya yang sedari dia pegang. Otaknya saat ini tengah memikirkan cara yang tepat untuk menghabisi seseorang yang bernama Park Jihan.
Pintu kelas terbuka dengan kasar dan seluruh pandangan tertuju padanya.
"Kalo nyari Jihan, dia udah diseret sama Hyunjae."
Salah satu temannya bersuara.
Tanpa bertanya lagi, Jaehyun segera meninggalkan kelas. Kali ini dia berlari, menaiki tangga. Tujuannya adalah atap, satu-satunya tempat yang dia pikirkan.
Pintu atap terbuka, mengalihkan perhatian dua penghuninya yang duduk di atas rumput. Tapi bukan dua temannya, melainkan dua cowok lain yang juga dikenalnya.
Younghoon dan Kazuma.
"Ada urusan sama Jihan juga?" tanya Kazuma tanpa basa-basi tapi sikapnya seolah tidak mengenal Jaehyun.
"Antri ya, bro! Temen gue juga mau ketemu dia." Younghoon menepuk bahu cowok yang lebih pendek di sebelahnya. "Oh iya, dia Kazuma. Gue pernah ketemu waktu sparring."
"Oh." Jaehyun hanya merespon singkat. Lagian dia sudah terlatih untuk pura-pura tidak kenal. "Terus mau ngapain ke sekolah?"
"Si Jihan mau bilang makasih soal yang kecelakaan depan apartemennya waktu itu." Younghoon menjelaskan dengan singkat sambil menunjuk jauh ke belakangnya. "Tapi dia lagi ngomong sama Hyunjae."
Jaehyun ikut memandangi dua orang yang ada di ujung gedung. Keduanya tidak terlihat berdebat. Pandangannya beralih pada Kazuma yang ikut mengedikkan bahu.
Bel baru saja berbunyi, tanda pelajaran akan segera dimulai tapi lima orang itu masih ada disana.
"Lo semua gak masuk kelas?" tanya Kazuma.
"Gapapa kok. Orang sekolah punya bokapnya dia!" jawab Younghoon sambil menunjuk Hyunjae dan Jihan yang berjalan ke arah mereka. "Udahan?"
Jihan mengangguk dengan bangga. "Gue berasa jadi orang penting, tahu gak? Oke, pasien selanjutnya!"
"Nih!" ucap Younghoon sambil mendorong temannya.
"Atau mau barengan aja?" tawar Kazuma sambil menunjuk Jaehyun.
Hyunjae menunjuk wajah Jaehyun lalu tersenyum miring. "Tampangnya udah nunjukin kalo dia bukan mau ngomong baik-baik sama Jihan."
"Tapi mau ngomel." Younghoon menambahkan lalu menatap temannya. "Lo duluan aja!"
"Ayo barengan!" ajak Jihan sambil menggandeng dua orang yang ingin bicara padanya. "Kalo ada Kazuma, Jaehyun gak berani ngomel. Iyakan?"
Jaehyun memincingkan matanya. "Gak menutup kemungkinan."
"Terus gue?" tanya Younghoon sambil menunjuk dirinya.
Hyunjae segera menggandeng tangan sahabatnya itu. "Kantin gak? Hari ini ada roti biasa."
"Oh, oke." Younghoon segera menyetujui tapi tidak lupa dengan temannya. "Ntar kalo udahan, kabarin aja!"
"Oke."
Setelah dua orang itu pergi, Kazuma segera mengamatinya dua orang yang lebih tinggi darinya itu secara bergantian. Ada tatapan polos dari Jihan dan tatapan menuntut dari Jaehyun.
"Let's do less and talk more!" ajaknya sambil menyeret dua orang itu semakin menjauh dari pintu atap. "Gue rasa kayaknya Jaehyun mau ngomongin hal yang sama."
"Oh ya? Berarti Lo berdua ikut terlibat?" tanya Jaehyun tanpa pikir panjang.
"Oh, gue cuma ngelakuin apa yang disuruh kok." Kazuma berucap dengan bangga. "Tapi tentu aja suruhan temen Lo yang ini!"
Yang ditunjuk hanya menyengir tanpa dosa. "Bagus, kan?"
"Lo sadar gak sih itu udah tergolong bahaya?" tanya Jaehyun yang berusaha menahan diri untuk tidak mengomel. "Gue udah nyari tahu kalo Park Yein itu salah satu komplotan nyokap tiri Lo!"
Jihan mengangguk santai. "Tapi respon publik bagus loh!"
Kazuma ikut-ikut menganggukkan kepalanya dengan semangat. "Respon ke semua artikel yang gue tulis itu selalu bagus kok."
Jaehyun memejamkan matanya untuk beberapa detik lalu menghela nafas pelan. "Tapi Lo juga muncul di beritanya!"
"Ih, muka gue disensor kok!"
Kazuma menggeleng pelan. "Posisi duduk dia pas banget ngebelakangin kamera. Jadi identitas Jihan gak diketahui buat sementara."
Jaehyun ikut menggelengkan kepalanya pelan. "Mereka pasti bikin statement kalo anak SMA disana itu Jihan dan jelasin semuanya. Akhirnya media bakal ngincer Lo!"
"Dan saat itu juga foto mereka tersebar luas!" ucap Jihan dengan bangga.
"Sebelum Jihan dikejar, gue bakal bikin media putar balik ke mereka." Kazuma menjelaskan sambil mengeluarkan ponselnya. "Gue udah coba neror mereka dengan ngirim foto-foto yang ada tapi gak ada respon. Terus beberapa jam sebelum artikel terbaru gue rilis, gue sempet ngirimin foto dua orang yang mereka bunuh."
Jihan dan Jaehyun memandangi layar ponsel cowok yang lebih pendek. Ada sebuah balasan email yang masuk dan mengajak Kazuma bertemu secara pribadi untuk meluruskan semua. Juga ditambah beberapa pesan ancaman jika Kazuma berani macam-macam.
"Terus mau Lo temuin?" tanya Jaehyun.
"Oh, gak dong! Ngapain? Kayak gue segampang itu aja dijebak." Kazuma berucap bangga sambil menepuk dadanya. "Tapi gue bilang bakal nemuin mereka besok sih. Hari ini katanya mereka bakal jelasin ke media soal kejadian di restoran hari itu jadi kemungkinan mulai nanti, media bakal ngincar Jihan buat minta penjelasan. Ini baru prediksi sih."
"Dan abis itu Lo bakal bongkar semuanya habis-habisan?" tanya Jihan.
"Gue bisa handle kok. Cuma sekarang Lo berdua harus siap-siap. Ini soalnya ngelibatin dua sahabat kalian."
"Oh, biarin aja."
Jaehyun langsung menoyor kepala cewek itu. "Kata Lo ada rencana biar mereka gak berantem!"
"Ya, kan mesti nunggu timing, Jae!"
"Anyway, Senin nanti Lo semua bakal ujian kelulusan. Jadi sementara Lo berdua fokus aja ke ujian."
"Kita udah pasti lolos sih, jangan khawatir!"
Kazuma yang sudah terbiasa dengan kepribadian Jihan hanya mengangguk tidak peduli. "Juga, Kak Chanyeol bilang makasih karena berhasil bantuin mereka nangkap orang itu. Temen Lo berdua juga enak diajak kerja sama jadi semuanya lancar."
"Oh, Winwin udah ngasih kabar sih."
Kazuma segera menyimpan ponselnya lalu menepuk bahu dua orang itu. "Gue duluan ya! Kabarin Younghoon! Bilang aja gue udah dijemput. See you soon!"
Setelah cowok itu pergi, kini giliran Jaehyun yang menatap Jihan. Mereka diam-diaman untuk beberapa waktu.
"Makan gak?"
Jihan mengangguk singkat. "Kebetulan gue laper."
"Ayo!" ajak Jaehyun lalu mendahului langkahnya.
Aneh, mereka tiba-tiba merasa canggung begitu saja.
*Triumvirate*
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]
FanfictionKelanjutan cerita anak-anak Triumvirate dan konflik yang bermunculan di sekitar mereka. Setelah semua yang terjadi, apakah pertemanan mereka akan terus bertahan atau akan berhenti di tengah jalan?