Terima kasih pada pesan darurat Jihan yang berhasil membuat enam cowok itu muncul ke rumah Bangchan dini hari. Bahkan sebagian dari mereka hanya mengenakan pakaian asal-asalan. Entah yang salah kancing ataupun terbalik.
Hyunjae bahkan hanya mengenakan celana pendek dan kaos tanpa lengan setelah diajak Jaehyun bermotor, menembus malam yang dingin tanpa helm. Hebatkan?
"Flu nih gue gak lama lagi!" keluhnya sambil mengusap kedua tangannya.
Jacob yang baru saja masuk setelah cuci muka langsung mengulurkan jaket yang dikenakannya. "Mata gue bahkan belum kebuka waktu Eunwoo nyamperin ke rumah."
"Gue bahkan pake baju sambil nyetir, anjir!" sahut Younghoon sambil memasang ulang kancing bajunya.
"Gue juga udah gak inget buat bawa helm." Jaehyun menambahkan sambil berjongkok di samping pintu.
"Gue aja mau ninggalin Jungkook tapi tuh anak udah ada di depan rumah." Eunwoo menunjuk pemilik nama yang sudah menggantikan posisi Jihan untuk memeluk Bangchan.
Bukan memeluk sih, hanya duduk dipinggir tempat tidur saja setelah memperbaiki posisi cowok itu untuk berbaring.
"Gue lagi main game sama Mingyu. Jadi pas liat chat, buru-buru mau ke rumah Jacob. Eh, mobil Lo malah lewat."
Jihan akhirnya lepas dari posisinya yang tidak mengenakkan. Kemudian cewek itu jalan terhuyung ke Hyunjae yang berbaring di sofa dan tentu saja tidak membiarkan sahabatnya itu berbaring dengan tenang.
"Tapi Yedam kemana sih? Tadi gue liat kamarnya kosong." Jacob menyahut sambil jalan menghampiri Jungkook.
"Oh, di kamar gue." Jihan menunjuk asal, menyamankan posisinya di sebelah Hyunjae.
"Gue ngecek dia dulu deh." Younghoon langsung berjalan keluar kamar.
Hyunjae dan keinginannya untuk memukul kepala Jihan langsung menyahut, "sebenernya yang urgent tuh apaan sih?"
"Gak tahu. Pokoknya Bangchan kayak Eunwoo kalo lagi kambuh deh. Dia kayak ketakutan sama nyalahin dirinya sendiri."
Eunwoo langsung menunjuk dirinya sambil melihat ke Bangchan yang sudah terlelap. "Terus Lo dari tadi ngelonin dia?"
"Tolong deh, kata-katanya dibenerin." Jihan menarik lengan Hyunjae agar bisa dia jadikan bantal. "Ya, gitu deh! Gue udah gak tahu harus ngapain!"
"Terus Lo tahu kenapa Bangchan gini?" tanya Jaehyun.
Belum Jihan menjawab, Jacob sudah menyahut.
"Mustahil gak sih kalo Jihan sampe gak tahu?!"
"Ih, fitnah!"
"Nah, bukan kita aja yang sekarang suka duga-duga." Jungkook berucap bangga atas argumen sahabatnya. "Jacob aja udah capek sama kelakuan Lo yang serba tahu!"
Jihan meruntuk pelan. "Gue gak tahu detailnya sih."
"Berarti Lo tahu, kan?" potong Jacob dengan tidak sabaran.
"Suka nih gue kalo Jacob ngegas gini!" sahut Hyunjae sambil mengacungkan jempolnya dengan bangga. "Lanjut, Cob!"
"Ini gue cuma sekedar tahu aja ya?" sambung Jihan yang sudah pasrah dipojokkan, apalagi Jacob sudah sampai buka mulut. "Jadi kayaknya Bangchan pernah kecelakaan waktu kecil dan ngerasa bertanggung jawab atas kematian tantenya alias nyokapnya Yedam."
"Bertanggung jawab kenapa?"
Nada bicara Jacob memang biasa saja tapi entah kenapa Jihan merasa terintimidasi.
"Duh, nanyanya biasa aja dong, Cob! Gue takut jadinya!"
"Gue nanya biasa kok." Jacob membela dirinya sambil menatap yang lain. "Nada bicara gue biasa aja, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]
FanfictionKelanjutan cerita anak-anak Triumvirate dan konflik yang bermunculan di sekitar mereka. Setelah semua yang terjadi, apakah pertemanan mereka akan terus bertahan atau akan berhenti di tengah jalan?