"Itu apaan, Hoon?" tanya Jungkook yang muncul dari belakang sofa dan menatap kertas yang dipegang Younghoon.
"Hasil tes DNA kakak gue."
Jungkook membaca identitas pada kertas tersebut. Kim Youngjo, setidaknya begitulah nama pada selembar kertas tersebut. Sudah dua bulan lebih tapi sepertinya Younghoon masih tidak percaya saudaranya sudah meninggal. Mereka juga sih, apalagi kesannya terlalu mendadak.
Younghoon kembali melipat kertas tersebut lalu menjejalkan ke dalam saku jaketnya dan bersandar di sofa. Pandangannya tertuju pada Jaehyun yang baru saja duduk di seberangnya, bersebelahan dengan Jihan.
Jungkook juga sudah mengambil posisi di sebelah kiri Younghoon setelah memanjat sandaran sofa, menarik Bangchan agar duduk di sebelah kanannya. Kemudian cowok itu melirik Hyunjae yang masih betah pada posisinya yang berbaring.
Eunwoo sendiri masih memandangi daftar topik yang akan dibahas Jihan hari ini. Setidaknya ada empat yang ditulis oleh cewek tinggi itu. Han Yuri, my brothers, my weirdest dan the weirdest. Tidak ada yang mengerti maksud dua hal terakhir. Mereka juga tidak ada yang menangkap dua hal pertama. Eunwoo bahkan tidak yakin jika empat hal tersebut akan dibahas sekaligus sore ini.
Jacob sendiri masih duduk di lantai setelah mengacak-acak isi kantong jajanan, mengumpulkan isinya ke tengah meja, menyingkirkan bungkus rokok dan menyalipkan plastik ke bawah meja. Tapi itu semua dilakukannya untuk menyingkirkan segala pemikiran buruk yang mungkin saja terjadi hari ini. Entah bagaimana tapi feeling-nya berkata setelah pembicaraan ini, hubungan mereka akan semakin renggang, terutama dari Jihan sendiri.
Jihan menghela nafas cukup panjang, sangat panjang sampai Jaehyun harus menepuk lengannya. "Oke, gue langsung tutup poin!"
Semuanya langsung memasang posisi dengan tegak, tidak terkecuali Hyunjae yang tengah berbaring.
"Gue minta maaf sama Hyunjae, kalian, Mingyu dan yang lain, bahkan sama...Yuri."
"Ji..."
"Diem, Hoon!" ucap Jihan dengan tegas. "Biar gue kelarin semuanya hari ini! Jangan potong!"
Younghoon langsung mengangkat kedua tangannya dan bergumam maaf.
"Pertama-tama soal kematian Yuri." Jihan memejamkan matanya cukup erat lalu membukanya kembali. "Gue...gue bertanggung jawab sama kejadian bunuh diri dia. Harusnya gue ngabarin kalian dan ngehalangin dia. Harusnya gue juga kasih tahu semuanya yang terjadi."
Seluruh pandangannya tertuju pada Jihan. Hyunjae bahkan sudah mengubah posisinya menjadi duduk.
"Sehari sebelum Yuri bunuh diri, kita ketemu. Dia ngehubungin gue dengan tujuan minta maaf buat semuanya tapi gak berjalan lancar. Kita berantem. Debat sama keputusan gila dia yang mau bunuh diri. Seolah di otaknya, semua bakal beres gitu aja."
Tidak ada yang ingin berkomentar sekalipun mereka semua baru mengetahui hal itu. Sebagian besar dari mereka sempat ditanyai polisi setelah kejadian bunuh diri Yuri, tidak terkecuali Jihan.
"Gue bohong. Gue bohong sama kalian karena gue terlanjur janji sama dia buat gak bahas masalah ini. Tapi sialnya semua kejadian itu jadi mimpi buruk buat gue selama bertahun-tahun. Lo semua pasti gak bisa ngebayangin posisi gue, jadi orang pertama yang nemuin mayat dia dan orang terakhir yang ketemu dia, semua itu kayak hukuman."
"Harusnya gue cegah dia. Nahan dia. Bukannya berpaling dengan gak peduli. Gue tahu semua tapi gue cuma diem. Bahkan sekalipun pertemuan terakhir, gue masih gak bisa ngasih kesan baik sebagai temen. Gue malah sok nyeramahin dia dengan segala hal sampe akhirnya dia beneran bunuh diri."
"Tolol!" ucap Jihan sambil menatap kedua telapak tangannya. Dia tidak menangis dan itu sedikit mengejutkan. Wajahnya hanya mengekspresikan bagaimana semua rasa bersalah yang selama ini ditahannya. "It's real punishment for me."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]
Fiksi PenggemarKelanjutan cerita anak-anak Triumvirate dan konflik yang bermunculan di sekitar mereka. Setelah semua yang terjadi, apakah pertemanan mereka akan terus bertahan atau akan berhenti di tengah jalan?