Sekolah masih berjalan seperti biasanya walaupun sedikit-banyak terjadi perubahan karena akan menjelang ujian kelulusan khusus anak kelas tiga. Tidak sedikit anak kelas tiga yang mulai aktif mengikuti banyak kelas tambahan baik di sekolah maupun diluar sekolah agar mereka bisa melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Dan banyak juga yang sebaliknya, terlalu santai atau tidak peduli pada sesuatu bernama ujian.
Tidak terkecuali untuk kelas dimana anak-anak Triumvirate berada.
"Awal bulan depan udah masuk ujian percobaan." Byungchan berucap dari depan kelas dengan amat sangat tidak berminat. Dia juga menempelkan selembar kertas di papan tulis. "Dan cumaa kelas kita yang gak pernah ikut kelas tambahan."
"Kecuali dua orang!" sahut Hanse yang juga tidak berminat namun pandangannya tertuju pada dua anak baru yang duduk di depan Younghoon dan Jaehyun.
Byungchan menghela nafas lalu kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. "Kayaknya kelas kita bakal kena tegur gara-gara itu semua."
"Kecuali mereka berdua!" tambah Hanse lagi.
Bangchan yang sedari tadi menopang dagunya hanya menghela nafas. "Terus mau diapain lagi? Awal bulan yang lo maksud juga tinggal beberapa hari lagi, kan?!"
"Ya, makanya dari itu gue ngasih tahu ini!" ucap Byungchan yang berusaha sabar. Lagipula sudah terlalu hafal dengan seisi kelasnya yang akan terkesan tidak peduli. "Jadi buat ujian percobaan, gue serahin nasib kalian masing-masing, oke? Oke, gue rasa udah jelas. Terakhir, ujian kelulusan bakal diadain bulan selanjutnya. Jadi pastiin lo semua yang tugasnya belum lengkap, kelarin secepatnya! Gue capek diomelin sama walikelas kita!"
Hanse menyeret si ketua kelas kembali ke bangku mereka. Ekspresi mereka kurang lebih ekspresi seisi kelas – kecuali dua orang anak baru – sangat tidak peduli dan tidak berminat. Ekspresi yang kerap kali tercipta dari seisi kelas tersebut.
"Woo!" panggil Rose yang sudah berjongkok di sebelah meja Eunwoo. "Lo hari ini ikut kelas gabungan gak?"
Eunwoo menunjuk wajah Jihan yang sepertinya tengah melamun. "Apa tampang dia kayak bakal ikutan?"
"Good!" seru Rose lalu beranjak dari tempatnya. "Anak-anak sekelas sepakat gak ikutan kelas gabungan nanti! Makanya gue mastiin genk kalian!"
"Sebelum lo nanya, jawaban kita udah sangat amat jelas!" sahut Bangchan. "Kecuali tukang caper berdua itu!"
"They're not our people." Rose menegaskan lagi, seolah memperjelas jika dua siswi baru di kelas itu sama sekali bukan bagian mereka sejak awal. "Jadi sepakat, kan?"
Eunwoo hanya mengangguk singkat seraya membuka bukunya.
"Anyway lagi," ucap Rose seraya mencuri pandang ke arah dua orang di belakang cowok tinggi itu, "mereka masih belum baikkan juga?"
"Menurut lo?" tanya Bangchan yang juga terdengar jengkel. "Gue juga gedek liat mereka belum damai gitu!"
Rose mengangguk antusias. "Gue gak kebiasa liat mereka diem-diem gitu! Biasanya mereka sering ngebacot tahu gak?!"
Eunwoo menutup bukunya seolah baru teringat sesuatu. "Gue mau kelarin masalah mereka hari ini juga!"
"Wajib, Woo!" ucap Rose dengan sangat setuju. "Cepet bikin mereka damai sebelum ujian dimulai!"
"Mendadak banget?" tanya Bangchan yang justru terlihat bingung.
"Gue udah mikirin ini dari kejadian terakhir." Eunwoo menatap Bangchan dan Rose secara bergantian. "Byungchan sama Hanse juga berulang kali ngehubungin gue, minta tolong biar kelas kita balik kondusif kayak dulu!"
"Ini kondusif dengan keributan mereka, kan?" tanya Rose hanya sekedar memastikan.
"Apapun deh!" sahut Bangchan sekenanya. "Jadi gimana?"
"Pulang nanti langsung ke rumah gue!"
*Triumvirate*
Jungkook dan Jacob saling bertatapan begitu mereka memasuki rumah Eunwoo. Tanpa ada kepastian, keduanya hanya diberitahu untuk segera ke rumah cowok tinggi itu sehabis kelas hari ini. Ditambah iming-iming darurat dari Bangchan dan tentu saja sukses membuat keduanya kepalang panik. Nyatanya begitu sampai, mereka bahkan tidak mendapati pemilik rumah alias Eunwoo belum pulang.
"Lo berdua bolos?" sahut Younghoon yang baru saja masuk sambil menenteng dua plastik putih berisi jajanan. "Cepet banget sampe sininya?"
Jacob menatap Bangchan yang berdiri tepat di depan matanya lalu melirik Jungkook yang duduk di belakangnya. "Bolehkan?"
Jungkook yang paham langsung tersenyum. "With my pleasure!"
Bangchan yang tidak tahu menahu apa yang dipikirkan dua orang itu hanya memberikan tatapan aneh. Ya, setidaknya sampai Jacob benar-benar melayangkan tinju tepat di wajahnya.
"Bangsat!" maki Younghoon yang langsung menjatuhkan belanjaannya dengan dramatis. "Jacob ngamuk?!"
"Iyalah ngamuk!" ucap Jungkook dengan jengkel. "Dia ngechat kita dengan sangat amat tidak berakhlak!"
Jacob hanya menatap kepalan tangan kanannya lalu menghela nafas. "Gara-gara kalian bilang darurat, kita sampe nyerempet orang di jalan!"
"Eunwoo yang ngetik chatnya!" sahut Bangchan yang tidak terima pipinya ditinju begitu saja. "Gue mana tahu dia ngechat apaan ke kalian!"
"Sorry deh, gue kesel soalnya!" ucap Jacob lagi lalu mengulurkan tangannya kepada Bangchan.
"Lagian di situasi kayak sekarang, kita berdua mana bisa tenang gitu aja. Sekalinya lo semua bilang darurat, spontan aja kita datang kesini!" tambah Jungkook dengan maksud membela dirinya dan Jacob. "Kita udah pisah sekolah jadi tentu aja bakalan lebih butuh waktu buat dapat infonya!"
"Iya-iya, maaf!" ucap Bangchan yang kemudian duduk di sebelah kiri Jungkook.
"Terus mereka berempat kemana?" tanya Jacob yang kemudian kembali duduk melantai. "Eunwoo? Jihan? Jaehyun? Hyunjae?"
Younghoon ikut-ikutan duduk melantai di depannya lalu menghela nafas setelah mendengar suara motor dari luar rumah. "Tuh! Mereka dateng!"
"Emang kita mau ngomongin apa sih?" tanya Jungkook yang sesekali menatap ponselnya. "Padahal gue udah janji sama Kak Taeil mau ngedekor kafenya hari ini!"
"Ups, maaf!" ucap Bangchan lagi sambil menatap ke arah pintu. Ada empat teman mereka yang masuk secara terpisah. "Gue sama Eunwoo tadi sepakat buat kelarifikasi semuanya dari nol. Maksud pertengkaran Jihan dan Hyunjae sampe..."
Jihan tiba-tiba saja melemparkan lipatan kertas ke atas meja sebelum pergi menuju kamar mandi. "Itu list yang bakal gue omongin hari ini!"
"Sebanyak ini?" sahut Younghoon yang sudah menyambar cepat kertas tersebut, bahkan keningnya berkerut saat membaca setiap list tersebut. "Kok ada nama Yuri?"
"Yuri?" sahut Jungkook yang kemudian beringsut turun dari sofa. "Han Yuri temen kita?"
"Bukannya soal ini juga harus diomongin sama Mingyu dan yang lain?" sahut Jacob dengan pandangan tertuju pada Eunwoo.
"Biar nanti gue yang omongin ke mereka." Jaehyun menyahut lalu pergi menuju dapur.
Hyunjae sendiri sudah berbaring di sofa dan menghela nafas cukup panjang. Matanya menerawang langit-langit rumah Eunwoo dengan pemikiran yang penuh. Jika Jihan akan membicarakan semuanya hari ini artinya dia juga akan membicarakan masalahnya. Hyunjae tidak tahu apakah dia siap atau tidak tapi dia juga tidak bisa terus-terusan membohongi teman-temannya lebih lama, belum lagi sepertinya masalah seperti ini tidak akan berhenti begitu saja jika hanya sekedar membicarakannya. Hyunjae juga berharap dia bisa mengatasi ketakutannya dan teman-temannya adalah yang dimillikinya untuk saat ini.
*Triumvirate*
![](https://img.wattpad.com/cover/356377368-288-k198963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]
FanfictionKelanjutan cerita anak-anak Triumvirate dan konflik yang bermunculan di sekitar mereka. Setelah semua yang terjadi, apakah pertemanan mereka akan terus bertahan atau akan berhenti di tengah jalan?