116

4 1 0
                                    

"Jenguk Eunwoo?" tanya Jihan seraya menatap keramaian di sekitarnya. "Gue skip deh kayaknya."

"Lo ngapain lagi, anjing?" pekik Younghoon dengan gemas dari seberang telepon.

"Ada perlu."

"Ya, soal apa?"

"Ntar deh, kapan-kapan gue jelasin. Intinya gue skip dulu hari ini."

Suara Younghoon digantikan oleh suara Jungkook.

"Bangchan juga bilang Lo cabut dari jam kedua. Lo kemana aja sampe jam segini, anjing?"

Kening Jihan berkerut lalu memperhatikan ponselnya yang menampilkan waktu sekarang. "Baru jam sepuluh. Belum ada dua jam gue cabut, sialan!"

"Intinya Lo ngilangnya kelamaan!"

"Lo sama Jacob juga kenapa gak sekolah, bangsat?" tanya Jihan yang tanpa peduli kini pandangan orang-orang tertuju padanya. "Lo ngajak Jacob bolos?"

"Fitnah Lo!" ucap Jungkook yang terdengar tidak terima. "Jacob yang ngajak bolos!"

"Halah, bullshit!"

Jungkook terdengar berdecak. "Ya udah, intinya jangan sampe kita denger Lo masuk rumah sakit lagi!"

"Mulut Lo nyampah banget, sialan! Gue juga gak mau masuk rumah sakit, bangsat!"

"Bagus kalo tahu diri!"

Belum Jihan menyahut, telepon diputuskan secara sepihak dan sukses membuatnya memaki secara spontan. Setelah merasa emosinya sudah sedikit menurun, dia akhirnya melepaskan earphone sebelah kiri lalu menatap orang-orang berpakaian formal di sekitarnya. Sangat kontras dengannya yang mengenakan seragam yang ditimpa sweater ungu muda.

Ngomong-ngomong dia sedang berada di lobi perusahaan mendiang ibunya karena beberapa alasan. Jadi tidak aneh jika dirinya saat ini lebih seperti anak kecil yang tengah tersesat di perusahaan terbesar. Tidak ada orang yang dikenalnya.

"Park Jihan, iyakan?"

Cewek tinggi itu langsung berbalik dan mendapati seorang cowok berambut hijau dengan setelan jas yang formal. Tinggi mereka terlihat sama walaupun Jihan masih memimpin.

"I...ya?"

"Gue Lee Taeyong." Cowok itu mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.

"Park Jihan." Jihan membalas uluran tangan itu. "Temennya Kak Taehyung?"

Taeyong mengangguk sambil tersenyum. "Satu sekolah. Jadi Lo yang dirumorkan bakal jadi penerus PJ Groups?"

"Not sure karena ada beberapa pihak yang gak setuju."

"Status Lo masih SMA?" tebak Taeyong dan diangguki oleh cewek itu. "Hari ini cuma rapat saham sekalian ngenalin Lo sebagai calon penerus karena Lo pasti tahu siapa saingan Lo."

"Park Jisung." Bokap gue. Jihan meringis saat menyebut nama itu. Sepertinya sudah sangat tertanam di kepalanya untuk tidak menyukai pria itu.

"Anyway gue udah ngorbanin semua nih demi Lo!" ucap Taeyong lagi seraya tertawa kecil. "For your information, gue ini tangan kanan bokap Lo! Jadi kayaknya abis RPS hari ini, nama gue bakal ada di daftar hitam."

Jihan memegang dada kirinya dengan dramatis. "Gue terharu! Kok Lo bisa mengkhianati orang yang percaya sama Lo demi anak SMA yang bahkan masa depannya gak jelas ini?"

Taeyong hanya mengedikkan bahunya dengan acuh. "Gak tahu. Feeling gue bagus aja ke Lo! Makanya gue berani bertaruh buat leader Triumvirate yang ini!"

"Triumvirate gak punya leader loh!"

"Cuma orang gila yang berani nantang Kingston yang bahkan dihindarin sepanjang angkatan." Taeyong memasukkan kedua tangannya disaku.

"Dan gue orang gila itu!" ucap Jihan dengan bangga.

Taeyong hanya tertawa lalu menatap waktu pada jam tangannya. "Rapatnya udah setengah jalan. Jadi kita ngomong sambil jalan aja. Lagian biasa pembukaan kayak gini mereka cuma bahas harga saham. Belum ke intinya."

Jihan langsung mengikuti yang lebih tua. "Orang-orang disini pada mandangin gue kayak udah judge gue luar-dalam ya?"

"Mereka gak tahu aja kalo Lo itu penerus tunggal PJ Groups." Taeyong menekan tombol lift lalu melirik cewek itu sekilas. "Ya, kalo bokap Lo gak gencar buat ngerebut sih."

Jihan mendadak merasa perutnya mulas saat pintu lift terbuka, belum lagi kerumunan orang berpakaian rapi keluar dari sana. Masuk ke lift juga karena ditarik cowok berambut hijau itu.

"By the way, gue denger hari ini bakal ada tamu spesial."

"Tamu spesial?" tanya Jihan dengan alis ternaik. "Apa yang lebih spesial daripada sekedar gue munculin diri?"

Taeyong hanya menggeleng kecil. "Itu cuma informasi simpang-siur aja. Pastinya juga gue gak tahu. Intinya Lo harus siap-siap kalo beneran terjadi. Tamu itu bakal di pihak mereka atau kita."

Wah, Jihan tidak tahu sejauh mana adrenalinnya akan terpacu. Selain rencana kakaknya sendiri, dia tidak tahu harus melakukan apalagi jika terjadi hal-hal yang tidak terduga.

Dikit lagi nih gue bakal gila.

Sedangkan diluar gedung, beberapa mobil mewah berhenti. Sekumpulan bodyguard langsung berjejer masuk membentuk barisan panjang, menyambut satu mobil lain yang diisi oleh pemimpin mereka. Orang-orang bahkan media massa - yang entah sejak kapan - sudah berkerumun di sekitar, seolah penasaran.

Pintu terbuka dan seorang pria tua yang sehat keluar dengan ekspresi dinginnya. Sontak seluruh orang yang berada di sekitar gedung langsung membungkuk penuh hormat saat tahu sosok pria tersebut. Berbeda dengan para wartawan yang berbondong-bondong meliput berita besar untuk hari ini.

Kedatangan tidak terduga Daniel Lee dan saat yang sama, PJ Groups sedang mengadakan rapat besar tentang pimpinan selanjutnya. Apakah ada hubungannya dengan hal tersebut?

*Triumvirate*

TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang