147

6 1 0
                                    

Jaehyun menjadi orang pertama yang bangun dari tidur. Kepalanya agak ringan. Mungkin efek obat dan tidur singkatnya tadi.

Sejak Chanyeol memberikan kompres, keduanya kompak untuk minum obat sambil menunggu orang yang bernama Kazuma. Intinya mereka tidak tahu kapan mulai tertidur dan agak berubah posisi. Dia masih di sofa, berbaring di pangkuan Jihan yang masih terlelap dengan posisi duduk.

Bangun bukan berarti dia harus beranjak. Cowok itu masih menyamankan posisinya, menarik selimut sampai ke bawah hidung lalu kembali memejamkan matanya. Ingin tidur lagi tapi keberadaan Youngjo dan cowok berambut silver malah mengurungkan niatnya.

Tidak tahu apa yang didiskusikan oleh dua orang itu tapi Jaehyun dapat menebak jika hal itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Wajah dua orang disana terlihat keruh dan sesekali berdebat.

"Pokoknya gue gak mau tanggung jawab." Cowok rambut silver berucap tegas. "Ini gue bantu semata-mata karena kita teman loh!"

Youngjo juga terlihat tidak mau ambil pusing dan mengangguk singkat. "Iya, makasih bantuannya. Lagian tugas Lo udah kelar juga jadi jangan ngomel-ngomel dong!"

"Ya, Lo sadar gak sih ini namanya udah ngusik rumah tangga orang?" balas cowok rambut silver itu masih dengan ekspresi yang tidak bersahabat.

"Lo pikir dengan semua yang kita lakuin nanti gak ada hal yang sama? Kita juga lagi bongkar habis masalah keluarga orang lain loh!"

"Tapi gak dengan kasus perselingkuhan."

"Ini alasan gue gak setuju kalo Lo berdua ketemu." Chanyeol menyahut dari belakang mereka lalu melirik Jaehyun. "Sampe bangun tuh!"

Yang dilirik hanya mengibaskan tangan dengan tidak peduli. "Lanjut aja! Anggap gue gak ada."

Tapi Youngjo segera mengalihkan perhatiannya. "Gimana? Udah enakan?"

"Lumayan sih." Jaehyun menjawab seraya beranjak. Tangannya juga bergerak untuk mengusap keningnya yang masih tertempel kompres instan. "Gak separah yang..."

"Hatchi!"

"...tadi."

Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Jihan yang sudah terbangun sambil menggosok hidungnya.

"Duh, pake bersin segala!"

Jaehyun langsung mengulurkan tangannya untuk mengecek suhu tubuh Jihan tapi rasanya sama saja. Mungkin ada perubahan tapi karena mereka sama-sama sakit jadi rasanya tidak ada perbedaan.

"Masih pusing?" tanya Chanyeol lalu menyalip di antara dua cowok disana.

"Lumayan." Jihan menjawab sambil memfokuskan pandangannya pada cowok berambut silver yang terlihat asing. "Oh, ini yang namanya zuma, kan?"

"Kazuma." Youngjo mengoreksi sambil mendorong beberapa lembar kertas ke arah Jihan. "Dugaan kita bener. Mereka punya hubungan diam-diam."

"Oh, selingkuh?" ucap Jihan sambil menggapai kertas-kertas itu dan membacanya. "Hebat juga selingkuh belasan tahun tapi gak ketahuan."

"Kan kedok mereka sebagai partner kerja." Kazuma menjawab dengan wajah kesalnya. "Jadi apapun dilihat orang, udah kayak temen akrab."

"Kecuali buat orang-orang kayak gini." Jihan menarik selembar kertas lalu mengulurkannya pada Jaehyun. "Dia nyokapnya Yedam. Oh Soojung."

"Kerjaan Lo apalagi sih?" tanya Jaehyun disusul dengan dengusan sebal tapi tetap menerima lembar itu. Dia memandangi kertas tersebut dan tidak tahu harus menarik kesimpulan bagaimana. "Oke, terus?"

"Di berita, Oh Soojung ini jadi korban perampokan. Tapi dari pencarian mereka," ucap Jihan sambil menunjuk Kazuma tanpa melihat, "tantenya Bangchan ini diam-diam nyari hubungan dua orang ini."

"Dua orang?"

"Bokapnya Eunwoo sama nyokapnya Bangchan punya hubungan gelap dari dulu. Mereka sering jadi partner kerja makanya gak ada yang curiga kalo mereka itu selingkuh."

"Dulu itu terlalu lampau." Jaehyun malas jika tidak diberitahukan secara spesifik. "Dari kita masuk SMP?"

"Lebih lampau." Jihan meletakkan kembali kertas-kertas tadi ke atas meja lalu menghela nafas. "Jauh sebelum nyokap Eunwoo meninggal. Mungkin bisa dibilang dari bokapnya pindah kerja."

"Dari zaman kita TK dong?!"

Ya, Jaehyun memang belum mengenal Jihan dan yang lain saat itu. Tapi dia pernah dengar jika pertemuan Jihan dan Eunwoo itu saat masih TK, saat Eunwoo baru pindah karena pekerjaan orang tuanya. Karena orang tua Eunwoo masih kerja di tempat yang sama sampai detik ini dan hanya jabatannya saja yang meningkat.

"Biasanya orang-orang bakal jenuh kalo berhubungan kayak gitu." Youngjo menambahkan seraya menyandarkan punggungnya. "Tapi hebat juga mereka bertahan selama belasan tahun di belakang layar kayak gini."

"Poin selingkuh adalah tidur bareng. Mereka sering ketemuan di salah satu hotel tapi gak bisa gue akses." Kazuma melambaikan kedua tangannya dengan malas. "Sistem keamanannya ribet dan orang-orang disana kayaknya gak bisa diajak kerja sama deh."

"Oh, salah satu hotel milik Ji Hansol, kan?" sahut Jihan yang sudah tersenyum bangga. "Gue volunteer disana soalnya."

"Apalagi ini, sial?" sahut Jaehyun yang sepertinya sudah tidak tahan dengan informasi baru yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

"Oke, itu gak terlalu penting." Jihan kembali merogoh saku jaketnya dan mengambil sebuah kartu memori. "Foto, video dan catatan mereka selama di hotel itu ada disini."

"Lo bisa nanganin sendiri tapi kenapa minta bantuan orang lain?" tanya Kazuma dengan sebal tapi masih menerima kartu tersebut.

"Bagi-bagi tugas. Kita cuma ngumpulin semua dari berbagai arah, kan? Dan juga, informasi-informasi Lo ini juga penting kok karena gue bisa nyimpulin kecelakaan yang nimpa sahabat gue dan tantenya itu bukan cuma kebetulan. Tapi ada orang lain yang sengaja. Feeling gue bagus nih."

Chanyeol terlihat bingung jadi dia memutuskan untuk melirik Youngjo dan meminta penjelasan.

"Serius, jangan nyari tahu isi kepala dia. Lo gak bakal bisa ngimbangin cara berpikir dia. Bukannya tahu, yang ada Lo nambah gila, kak."

"Eh, tapi gue bisa minta tolong sama Lo, kan?" tanya Jihan yang fokus memandangi cowok berambut silver disana. "Ya, dari tampang sih Lo gak kayak Kak Youngjo yang lemah lembut dan gak tegaan."

"Tutup poin aja! Jangan banyak pengantarnya!"

"Oke. Teror Cha Eunjoo dan Park Yein dengan foto-foto disana."

Ekspresi Kazuma langsung berubah. Bibirnya tersenyum miring.

"Are you sure?"

"Kenapa? Gak suka?"

Chanyeol menepuk keningnya. "Kazuma suka ngacak-ngacak orang pake hal kayak gitu!"

"Akhirnya gue bisa ngancem orang secara langsung." Kazuma terlihat lebih bersemangat daripada sebelumnya. "Oke. Selain itu? Kata-katanya?"

"Sesuka hati Lo aja!"

"Oke, deal!"

Saat merasa ada kesempatan, Jaehyun langsung menarik tangan Jihan agar beranjak dari sana. Mereka bahkan langsung berjalan keluar rumah tanpa sepatah katapun.

"Gue males marah-marah nih ya, tapi Lo sadar gak sih yang kayak gini bisa ngancurin sahabat Lo sendiri?"

Jihan hanya mengangguk-angguk. "Makanya gue berencana ngancurin mereka lebih dulu sebelum sahabat gue yang hancur."

"Gimana ceritanya, Han?"

"Ya, gitu. Bongkar perselingkuhan mereka mungkin bakal nimbulin konflik antara Bangchan dan Eunwoo."

"Lo tahu itu tapi tetep ngelakuin?"

"Jae, ini bukan waktunya Lo munafik. Pura-pura gak tahu. Apa Lo bakal biarin itu sampai nanti dibongkar orang lain? Gue ngelakuin ini bukan sekedar mau ngancurin sebagian orang tua kita. Kita ngebenci orang tua masing-masing tentu karena hal tertentu. Lagian gue yakin, sekalipun Bangchan sama Eunwoo berantem gak bakal bikin hubungan kita makin renggang."

"Darimana keyakinan Lo?"

Jihan mengedikkan bahunya tapi tetap tersenyum. "Karena gue bakal ngelakuin hal yang sama ke kalian."

*Triumvirate*

TRIUMVIRATE SQUAD : 2ND BOOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang